"Naya kamu kenapa?" Tanya Sasi teman Kanaya bekerja.
"Sasi, Fikri." Kanaya kembali menangis di dalam pelukan Sasi.
"Adik kamu kenapa Nay." Sasi memeluk Kanaya sambil mengusap punggung temanya itu.
"Fikri harus di operasi, dan aku-" Kanaya tidak bisa melanjutkan ucapanya.
Hatinya terlalu sesak dan perih mengingat bagaimana adiknya terbaring di rumah sakit menunggu pertolongan.
"Kita masuk dulu, kita bicarakan." Sasi membawa Kanaya masuk kedalam kos-kosannya.
Sasi adalah teman Kanaya bekerja di toko kue. Mereka kerja hanya sampai pukul 5 sore, dan Sasi hidup seorang diri menghidupi dirinya sendiri.
"Jadi Fikri harus operasi dan butuh biaya?" Ucap Sasi yang ikut syok mendengar penuturan temanya itu.
"Hu'um." Kanaya mengagguk dengan isak tangisnya.
"Aku tidak tau harus mencari uangnya kemana, aku tidak tahu harus melakukan apa." Kanaya menangkup wajahnya menggunakan kedua tangannya. Gadis itu terisak menyedihkan.
Sasi mengusap punggung Kanaya, wanita yang usianya lebih tua 3 tahun dari Kanaya itu memeluknya dari samping.
"Aku bisa membantumu, tapi tidak banyak seperti yang kamu butuhkan." Ucap Sasi pada Kanaya yang terisak dalam rengkuhannya.
"Tapi aku bisa memberimu jalan mendapatkan uang banyak dalam waktu cepat, jika kamu ingin melakukanya." Ucapan Sasi membuat Kanaya mendongak dan menatap wanita yang juga sedang menatapnya.
"Maksud kamu apa Sas?"
.
.
Kanaya tampak risih dengan pakaian yang dia kenakan, sejak tadi tanganya terus bergerak menurunkan gaun malam yang dia kenakan sebatas paha yang sama sekali tidak pernah dia pakai. Apalagi datang ketempat yang tidak pernah dia bayangkan. Kanaya rasanya sudah ingin pergi dari tempat yang mengerikan jika tidak ingat kepada Fikri adiknya yang tergeletak tidak berdaya dirumah sakit.
"Nay, ayoo." Sasi mengandeng tangan Kanaya untuk lebih masuk kedalam, walaupun risih dan takut tapi Kanaya tetap mengikuti kemanapun Sasi membawanya.
"Bos.." Sasi memanggil seorang pria yang sedang duduk disofa sambil ditemani dua wanita berpakaian minim bahkan kurang bahan.
"Saya bawa teman saya." Ucap Sasi pada pria yang sedang mematikan sisa bakaran tembakau di asbak.
"Who?" Tanya Alex pria yang memiliki tato dilehernya.
"Teman saya butuh uang cepat dan banyak." Itulah yang Sasi katakan, dan membuat Kanaya menuduk.
Alex menggoyangkan jarinya tanda jika dua wanita yang menemaninya harus pergi.
"Is she still a virgin?" tanya Alex menatap penampilan Kanaya dari atas ke bawah, dan kembali menatap Sasi untuk meminta jawaban.
Sasi hanya menggangguk, tidak perlu bersuara. Karena dengan anggukannya Alex sudah terseyum lebar.
"Girl, what's your name?" Tanya Alex sambil duduk bersandar di bahu sofa.
Melihat gadis muda belia dan masih tersegel, membuat Alex ingat dengan temanya.
"Nay, kamu ditanya?" Sasi menyenggol bahu Kanaya membuat gadis itu mendongakkan wajahnya.
"S-saya Kanaya tuan." Jawab Kanaya terbata.
"Kamu ingin menjual kegadisanmu hanya untuk uang?" Tanya Alex yang menatap wajah cantik Kanaya.
bola mata bulat, hidung mancung. Jangan lupakan dagunya yang belah tengah membuat bibir gadis itu terlihat begitu menggoda.
"S-saya-" Suara Kanaya tercekat, rasanya begitu sulit untuk mengatakannya. Hidupnya terlalu sulit.
"Baiklah, jika kau sudah bertekad untuk terjun, jangan harap bisa keluar tanpa ada jaminan."
Mendengar itu membuat bulu kuduk Kanaya langsung merinding, jadi setelah ini dirinya akan mulai melakukan pekerjaan yang penuh adrenalin menurutnya.
"Semoga niatku mendapatkan hasil baik."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments
𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу᭄
.
2023-12-14
0
Aidah Djafar
jln pintas yg di lalui Kanaya 🤔🤦
2023-11-20
0
Yuli Yanti
thor aq mamfir lgi d'krya mu,sklian nunggu crta nya ara sma maher
2023-08-01
0