Eps 3

..."Kamu hebat, bisa bertahan sampai detik ini, selamat!"...

...-Senja Aileen Putri-...

...********...

Langit jingga bercampur kuning keemasan, terlukis cantik di angkasa. Cakra memarkirkan sepeda motornya di depan teras rumah, dirinya baru saja pulang dari sekolah. "Bang Aden sudah pulang," ucapnya melihat mobil berwarna putih terparkir di dalam garasi.

Dengan langkah kecil, Cakra melewati anak-anak tangga sebagai penghubung antara pintu rumah. Sepasang sepatu sneaker itu berhenti, tepat di hadapan benda persegi panjang tersebut. Tangan kanannya terulur meraih gagang pintu.

"Assalamualaikum, Cakra pulang!" salam Cakra sembari masuk ke dalam rumah. Manik matanya mulai menyorot ke arah sekeliling ruangan, tidak ada seorangpun di sana.

"BANG ADEN!!!!" teriak laki-laki berparas baby face itu menggelegar, Cakra kemudian memutuskan naik ke lantai dua menuju kamar Kakaknya.

"BANG!" teriaknya sekali lagi seraya menggedor-gedor pintu kamar Aden, ketukan pintu Cakra semakin keras sebab sang Kakak belum kunjung keluar juga. Berisik? Tentu saja.

"Apaan sih Dek! Teriak-teriak terus daritadi!" marah Aden membuka pintu kamarnya, menampakkan seorang bayi besar yang begitu menggemaskan. Cakra menggembungkan pipinya kesal.

"Bang, Cakra lapar," ucap Cakra menunjukkan ekspresi puppy eyes nya, sembari memegang perut layaknya anak kecil yang merengek minta makan.

"Terus kenapa emang? Gua harus suapin lo gitu?" balas Aden tidak mengerti lagi apa yang sudah terjadi pada adiknya itu. Jangan-jangan Cakra memiliki alter ego? Entahlah, sebagai Kakak Aden pun dibuat bingung. Kenapa anak itu bisa berubah sifat seratus delapan puluh derajat menjadi lebih manja dan kekanak-kanakan kepada dirinya.

"Boleh," angguk Cakra.

"Di dapur gua sudah masak Dek, bisa lo cek sendiri. Makan aja yang ada, jangan bikin gua repot. Gua masih sibuk sama tugas kuliah," ujar Aden.

"Pokoknya Cakra mau dimasakin sama Bang Aden sekarang juga! Cakra mau makan nasi goreng," bantah Cakra keras kepala.

"Tapi gua capek Dek Masya Allah! Gua baru pulang kerja dan harus ngerjain tugas kuliah, coba paham dikit lah asoy! Kalau lo bukan Adik gua sudah gua penyet-penyet muka lo, sekalian jadi manusia geprek!" emosi Aden meluapkan kekesalannya, lalu berbalik badan hendak masuk ke dalam kamar.

"Bunda! Bang Aden jahat sama Cakra," tubuh Aden reflek langsung berputar, kembali menghadap Cakra. Tidak disangka, anak laki-laki itu sudah memegang sebuah handphone di tangan kanannya, dengan sebuah panggilan berlangsung kepada kontak tertulis 'Bunda'.

"Aden! Kamu apa kan Adik kamu!" sahutan jawaban berasal dari suara seorang wanita yang lebih tua, Nyonya Manda Ibu kandung dari Cakra dan Aden.

"Sialan ini bocil," batin Aden mendecak, buru-buru menghampiri ke arah sumber suara.

"Aden gak ngapa-ngapain Cakra kok Bun," balas Aden mendekatkan mulutnya pada handphone Cakra.

"Tadi katanya Adik kamu, kamu gak mau bikinin makan buat dia, Adik kamu laper loh Den, buatin dong, kamu kan jago masak," balas Nyonya Manda dalam panggilan.

"Eng-enggak Bun kata siapa, Cakra bohong," ujar Aden mengelak.

"Bukan-" tangan kiri Aden langsung dengan sigap membungkam mulut Cakra, berusaha sebisa mungkin agar Adiknya itu tidak mengatakan sesuatu lagi pada Bunda.

"Tukang cepu!" pelotot Aden pada Cakra dengan nada berbisik.

"Yasudah Bun, aku tutup dulu yah! Bunda lanjut lagi aja, dah Bunda assalamualaikum!" pamit Aden lalu menutup panggilan tersebut.

"Huh! Lo bisa gak sih sekali-kali gak perlu ngadu ke Bunda?" sebal Aden kepada Cakra, gara-gara ia hampir saja dia terkena masalah.

"Cakra cuman minta nasi goreng tapi Bang Aden gak mau, yaudah," balas Cakra memalingkan muka, memutuskan kontak mata dengan Kakaknya.

"Huh, iyah deh," pasrah Aden dan menarik lengan Cakra, mengajak anak itu menuju dapur.

Sesampainya di dapur, Aden menyiapkan semua alat-alat juga bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat nasi goreng. Laki-laki berparas tampan itu memasak begitu lihai layaknya seorang chef berpengalaman. Sedangkan sang Adik Cakra, ia menunggu dengan sabar di meja makan.

"Abang kenapa gak buka restoran aja?" tanya Cakra untuk mengisi keheningan antara mereka.

"Enggak kenapa-kenapa," balas Aden fokus berkutat dengan wajan dan sutil. "Kalau seumpama gua buat toko makan, enaknya gua jualan apa yah?"

"Nasi goreng!"

"Nasi goreng mulu isi otak lo, di sini yang jualan nasi goreng sudah banyak, gak ah gua mau beda," jawab Aden, kurang sedikit lagi nasi gorengnya buatannya jadi.

Layar handphone Cakra menyala, muncul sebuah notifikasi pesan dari Alvaro. Jari jempol Cakra tertarik untuk menekan notifikasi pesan tersebut.

...-Alvaro-...

Alvaro:

Cak, kita ditantang anak TIGER balap liar, gas gak?

^^^Cakra:^^^

^^^Gas, gua otw ke sana^^^

Selepas membalas pesan singkat itu, pandangan Cakra sekarang beralih kepada Aden yang sedang menaruh nasi goreng tersebut ke atas piring.

"Bang, Cakra main dulu yah, nasi gorengnya nanti aja hehe," ucap Cakra cukup keras, lalu berlari meninggalkan ruang makan. Dia cepat-cepat kabur sebelum mendapatkan amukan maut dari Aden.

"SIALAN LO CAKRAAA!!!!" teriak Aden membanting wajan juga sutil ke sembarang arah. "Gua punya Adik ngeselin banget ya Allah," rengeknya lelah.

Di depan rumah, Cakra mengenakan sarung tangan, helm full face, juga benda terpenting yakni jaket kulit hitam berlogo naga, yang membalut gagah di tubuh kekarnya. Motor ninjanya melesat, membelah kesunyian malam kota Rajawali.

Di lokasi balap liar, dekat persawahan sebelah gedung tua. Itulah tempat terbaik bagi anak-anak motor untuk mengadakan balapan liar, selain cukup jauh dari daerah pemukiman warga, juga karena tempat ini jarang diketahui oleh banyak orang.

Kedatangan Cakra disambut meriah oleh anak-anak geng BLACK DRAGON yang sudah berada di lokasi, dengan anak-anak TIGER bersama Bara si ketua geng tersebut.

"Waduh udah datang nih si pahlawan kesiangan," sinis Bara berdiri di hadapan Cakra, seperti mengintimidasi. "Siap kalah?"

"Hm jadi takut gua Bang," balas Cakra pura-pura memasang wajah ketakutan. "Takut menang maksutnya," sambungnya tersenyum smirk.

"Kalau nantang gua gak gratis."

"Lo mau apa?" tanya Bara mengangkat sebelah alisnya.

"Kalau gua menang, lo harus cium sepatu gua, dan mengakui kekalahan di depan seluruh anak buah lo, setuju?" balas Cakra dengan nada menantang.

"Boleh-boleh aja, gak ada masalah buat gua. Tapi sebaliknya, kalau nanti gua yang menang, lo harus gabung jadi anggota TIGER," ujar Bara dan diterima oleh Cakra.

Kedua remaja laki-laki itu dipersilahkan untuk bersiap-siap di tengah jalan seraya menaiki kendaraan mereka masing-masing. Sepasang manik mata Cakra berubah menjadi tajam dibalik helm full face yang ia kenakan. Atmosfer persaingan terasa begitu pekat, menyelimuti suasana balap liar.

Hingga, //dor// dentuman pistol berbunyi sebagai pertanda perlombaan balap liar telah dimulai. Kedua kendaraan tersebut langsung melesat, saling beradu salip-menyalip satu sama lain.

"Hm," senyum Cakra sebab tidak melihat keberadaan Bara di spion motornya, anak itu pasti tertinggal jauh di belakang. "Sepatu gua menunggu ciuman lo Bara."

Namun, tiba-tiba saja suara deru motor berkecepatan tinggi dari arah belakang. Ternyata dia adalah Bara, sekarang posisinya sudah berada di samping Cakra.

"Suren aja Dek!" ejek Bara membuka kaca helm full facenya, lalu kembali menutupnya dan menancap gas mendahului Cakra, anak itu juga melihat Bara sempat mengacungkan jari tengah ke arahnya.

"Dasar," batin Cakra.

...°•••CAKRASENJANA•••°...

Terpopuler

Comments

alterna.nas

alterna.nas

kok aku malah suka Cakra yang manja ya. haduuu. jangan sampe deh Nanas kepincut si Cakar ayam!

2023-03-09

1

alterna.nas

alterna.nas

ih, Senja mah!
jadi sedih bacanya. eh terharu. selamat juga buat Senja

2023-03-09

1

@Kristin

@Kristin

Bagus kata2 nya Thor...

2023-02-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!