..."Don't call me baby!"...
...-Arkana Cakra Shareef-...
...********...
..."Jangan ajari aku untuk kuat. Jika tak percaya, coba tanyakanlah kepada rembulan, seberapa banyak bulir air mata yang ku tumpahkan sepanjang malam."...
...-Senja Aileen Putri-...
...°•••CAKRASENJANA•••°...
Di depan kelas sebelas C, netra Senja mengedar ke arah dalam ruangan bernuansa cat biru putih itu. Kedua kakinya terasa ragu, hanya sekedar untuk melangkah masuk. Bagaimana tidak, setiap kali gadis itu datang, sorot mata kebencian dari anak-anak selalu saja tertuju kepada Senja. Padahal ini adalah kelasnya, bukan neraka.
Senja berjalan masuk seraya menundukkan kepala, memegang kuat tali tas ransel yang ia pakai. Seperti sudah menjadi hal wajib yang harus dia lakukan.
"Ih apaan sih pakai masuk segala, bosen gua lihat muka dia," sindir salah satu siswi sengaja mengeraskan suara.
"Gua setuju sama lo Sin, cewek cacat macam dia gak pantes ada di kelas kita," tambah Liona.
"Ssshhttt, eh jangan keras-keras ngomongnya, nanti kalau dia denger gimana?" sahut Melva berbisik.
"Halah ngapain gua harus takut? Dia gak bakalan denger suara kita kok, si Senja kan tuli," jawab Sindi tersenyum sinis.
"Oh iyah gua lupa." Ketiga perempuan itu tertawa keras, sepuluh detik Senja melirik ke arah mereka dengan merasakan sakit di dalam hatinya.
Senja bisa mendengar semuanya, sebuah alat BTE atau behind the ear, yang digunakan untuk membantu pendengaran bagi penderita tuna rungu yang terpasang di telinga kiri Senja. Ia menggigit bibir bawahnya kuat-kuat. Mencoret-coret asal di selembaran kertas.
"Andai Senja bisa sembuh Ma, pasti sekarang aku punya banyak teman," batin Senja sedih, mengingat kembali almarhumah Mamanya.
...°•••CAKRASENJANA•••°...
Bel istirahat akhirnya berbunyi, suara nyaring bagaikan aungan surgawi itu sangatlah merdu. Seluruh murid SMAGADA, langsung bergegas berlari menuju kantin sekolah, tak sabar cepat-cepat mengisi perut mereka yang sudah kelaparan.
"Lo tahu gak sih Al, kalau kentut itu bau?" tanya Nolan Gentala Langit, kepada Alvaro yang duduk di hadapannya, dengan Cakra di sebelah kanan.
"Gua lagi makan Lan, jangan cari gara-gara," peringat Cakra yang baru saja memasukkan sesendok nasi goreng ke dalam mulutnya.
Nolan memicingkan matanya, "gua ngomong sama si Al kok, bukan sama lo," sinis Nolan. "Ayo Al jawab pertanyaan gua!"
"Yah bau lah, namanya juga gas beracun, kalau kentutnya wangi berarti dia hobi minum parfum," balas Alvaro tak kalah anehnya. Cakra hanya bisa geleng-geleng kepala, melihat tingkah absurd kedua temannya itu.
"Kalau kentut gua kira-kira bau gak?"
"Hah maksud lo?" balas Alvaro bingung, dan tiba-tiba terdengar suara seperti getaran muncul lalu disusul dengan bau busuk yang menyiksa hidung.
"Lo kentut yah Lan!" kesal Alvaro seraya mengibas-ngibaskan tangannya di depan hidung, berharap supaya bau busuk itu segera hilang.
"Dasar gua lagi makan woy!" sahut Cakra seketika mau muntah. "Kurang ajar lo!"
"Yeee kan gua sudah bilang, kentut itu bau apa enggak," balas Nolan memasang raut wajah tidak bersalah. "Tapi, karena lo berdua kelihatannya kayak mau pingsan, maka dari itu gua tahu kalau kentut emang bau."
"Sialan," batin Alvaro ingin sekali menonjok muka Nolan.
"Kalau lo bukan temen gua sudah gua mutilasi Lan, beneran," ujar Cakra sudah tidak lagi berselera makan.
"Hehehe iyah-iyah guys, gitu aja marah," balas Nolan cengengesan.
"Masalahnya kentut lo mirip bau bangkai bambang," sebal Alvaro menatap tajam.
"Eh lo lama banget sih! Kalau bisu gak perlu datang ke kantin, nyusahin orang aja! Kita semua kelaperan cuman gara-gara nungguin lo tahu gak!" dari arah tempat memesan makanan, sudah terjadi kerumunan cukup ramai di sana. Cakra dibuat penasaran, akhirnya laki-laki itu ikut berdiri, lalu menghampiri ke arah sumber suara.
Cakra meminta beberapa anak untuk menyingkir, memberinya jalan supaya bisa melihat apa yang sedang terjadi.
Kedua bola mata Cakra membulat, setelah mengetahui siapa seseorang yang tengah menjadi bahan tontonan. "Se-Senja."
"Minggir lo!" ucapnya marah, seraya mendorong kasar tubuh mungil Senja. Raga gadis itu mundur ke belakang, kakinya tak sanggup lagi menjaga keseimbangan. Hampir saja Senja akan jatuh, namun ada sepasang tangan kekar yang sigap menolongnya.
"Lo gak kenapa-kenapa?" tanya Cakra, dan dibalas anggukan kepala oleh Senja, raut wajah anak itu masih syok dengan kedatangan Cakra tiba-tiba.
"Kalau kasar jangan ke cewek dong, banci banget gaya lo," ujar Cakra ditujukan kepada siswa yang baru saja bersikap buruk terhadap Senja.
"Ma-maksud gua," belum sempat dia menyelesaikan kalimatnya, bogem mentah langsung Cakra berikan kepada wajahnya, menciptakan luka lebam kebiruan di pipi kanan laki-laki tersebut.
//BUGH//
Tubuh anak itu tersungkur, seisi kantin dibuat terkejut dengan perilaku brutal yang barusan Cakra lakukan. "Sekali lagi lo sentuh dia, gua patahkan tangan lo itu," kecam Cakra mengerikan.
"DENGERIN GUA SEMUANYA!" teriak Cakra kepada semua orang yang berada di sana.
"MULAI SEKARANG, JIKA SENJA BELUM SELESAI PESAN MAKANAN DI KANTIN, JANGAN ADA YANG BERANI GANGGU DIA BAHKAN SAMPAI BERSIKAP KASAR!"
"Ini adalah peraturan baru di kantin sekolah SMAGADA, kalau ada yang sampai berani melanggar kalian bakal berhadapan sama gua," pungkasnya lalu menarik lengan Senja, mengajak gadis itu pergi menjauh.
Tepatnya di taman sekolah dekat air mancur, Cakra masih saja menggenggam tangan Senja hingga sekarang, laki-laki itu bingung harus membawa Senja kemana, sebab sejak kepergian mereka dari kantin, kedua remaja tersebut berhasil mencuri perhatian semua murid.
Sampai, Senja melepas paksa genggaman tangan Cakra. Gadis itu menatap kesal kepada laki-laki di hadapannya.
"Apa?" tanya Cakra, lalu melihat Senja segera mengeluarkan buku catatan kecil serta sebuah bolpoin dari dalam saku roknya, dan sibuk menuliskan sesuatu di sana.
"Kamu mau bawa aku kemana?" tulis Senja.
"Ya-yah kemana aja," balas Cakra kikuk, "emang lo mau kemana?"
"Aneh!" tulis Senja lagi.
"Sialan! Gua sudah tolongin lo! Berani-beraninya lo katain gua aneh," sebal Cakra, ish Senja benar-benar tidak menghargai usahanya.
"Iyah makasih," tulisnya lagi, dan untuk yang satu ini berhasil membuat Cakra tersenyum.
"Cuman makasih doang?" balas Cakra nampak seperti mengharapkan sesuatu.
Alis Senja tertekuk, kedua bahunya terangkat. "Terus apa dong?" tulis Senja.
"Yah, karena gua sudah bantu lo tadi. Jadi boleh dong, gua cubit pipi lo sebagai balasannya?" jawab Cakra menatap gemas ke arah pipi chubby Senja, ia sudah bisa membayangkan, pasti rasanya seperti dua mochi yang kenyal.
"GAK!!!" tulis Senja menolak keras, dengan huruf kapital terpampang jelas di lembar kertas buku catatannya. Lalu berlari begitu saja, meninggalkan Cakra sendirian di taman sekolah.
"Dasar cewek aneh gak tahu terima kasih!"
...°•••CAKRASENJANA•••°...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
➳ᴹᴿ᭄𝐊𝐞𝐧💎
huh emang mereka ngerasa dirinya lebih baik
2023-04-16
1
alterna.nas
bukan bulir lagi sih. udah jadi air terjun gak sih
2023-03-09
1
alterna.nas
ini cowoknya cowok asia? Indonesia atau Thailand?
spill nama cogannya, Kak. tenang, nggak akan direbut kok. soalnya tipe aku coKor. hehe
2023-03-09
1