CAKRASENJANA
..."Bukan gua yang terlalu kuat, tapi lo yang terlalu lemah."...
...-Arkana Cakra Shareef-...
...Ketua geng BLACK DRAGON...
...*********...
"Maju lo semua!" teriak seorang pemuda mengenakan sebuah jaket berlogo naga hitam dengan warna sisik kuning keemasan, sebut saja BLACK DRAGON, geng motor paling ditakuti seantero Rajawali.
Di sekitaran raga anak itu, sudah terdapat banyak sekali tubuh yang berceceran, dimana luka lebam hampir seluruh menghiasi diri mereka. Yah, seorang Cakra tengah menggila malam ini.
"Banci lo!" sarkasnya seraya terus menerus melayangkan pukulan kepada musuh, yang semakin banyak berdatangan ke arah dirinya. "Kalau gak bisa tawuran, pulang aja!"
Suasana semakin dibuat seru, ketika rintikan hujan mulai turun, sejenak Cakra menengadahkan kepalanya menghadap langit, membiarkan setiap tetes air membasahi wajah tampannya. Darah segar yang semula melekat di antara jari-jemari, perlahan luntur karena bilasan air.
"Cak," panggil Alvaro Nugraha wakil ketua geng BLACK DRAGON, kepada Cakra. Iris mata elang laki-laki itu melirik ke arah remaja yang berdiri di sebelahnya.
"Hm," deham Cakra tersenyum smirk, melihat hanya tertinggal anggota geng BLACK DRAGON saja yang masih bertahan. Sedangkan geng musuh, sudah tumbang.
"time for the last step," ujar Cakra menghampiri sebuah bendera geng berlogo serigala, dan merobeknya menjadi dua bagian. "You lose loser," pungkasnya kepada anak laki-laki yang tengkurap di atas tanah, seraya memasang muka dendam kepada Cakra.
"KITA MENANG!!!" teriak Alvaro mengumumkan kemenangan geng motor mereka, dan dibalas sorak teriakan dari anggota-anggota BLACK DRAGON lainnya.
...********...
Sekali lagi geng BLACK DRAGON berhasil memenangkan pertempuran. Seusai mengikuti pesta yang dipenuhi oleh hal berbau kekerasan, Cakra meminta kepada seluruh anak buahnya untuk pulang, sebab malam yang semakin larut.
Cakra bersama sepeda motor ninja hitamnya, memasuki pintu gerbang rumah putih yang cukup tinggi. Memarkirkan kendaraan tersebut di dalam garasi. Dan segera masuk ke dalam rumah melalui pintu depan yang tidak terkunci.
Cakra sengaja membuka pintu itu dengan perlahan, agar tidak menimbulkan suara decitan. Ia juga berjalan mengendap-endap layaknya seorang maling.
"Kenapa baru pulang?" tanya Aden, laki-laki tampan bertubuh tinggi Kakak kandung dari Cakra. Aden sengaja menunggu di dekat pintu rumah, menanti kepulangan Adiknya. Wajahnya nampak datar, seraya bersedekap dada.
"Abang," kejut Cakra melihat Aden berada di sana. Biasanya jam segini anak itu sudah tidur.
"Habis darimana?" tanya Aden masih dengan sikap dinginnya.
"Maafin Cakra Bang," balas Cakra menunduk, kedua tangannya memegang bagian bawah jaket. "Cakra habis main dulu tadi," sambung Cakra, sikap anak itu berubah seratus delapan puluh derajat. Di hadapan semua orang, Cakra seperti sosok dingin yang kejam. Tapi bagi Aden, dia tidak lebih dari seorang bayi.
"Main apa sampai telat pulangnya?"
"Cu-cuman main perang-perangan," balas Cakra.
"Main perang-perangan apa tawuran? Kan Abang sudah bilang jangan tawuran Cakra, mau jadi apa kamu kalau berkelahi terus kerjaannya. Nanti kalau kamu ada apa-apa gimana?" cemas Aden, mengucapkan semua kata itu secara beruntun. Di mata Cakra, dirinya tidak merasa memiliki seorang Kakak laki-laki, melainkan Kakak perempuan yang super cerewet.
"Ck, aku bisa jaga diri kok," jawab Cakra mengerucutkan bibir.
"Tapi sama aja Cakra, lo itu masih bocil, masih SMA, jangan tawuran terus kerjaan lo, belajar dulu yang bener!" cubit Aden pada kedua pipi Cakra, rasanya seperti sepasang mochi yang kenyal.
"Udah sana mandi dulu!" titah Aden melihat sekujur tubuh Cakra lumayan basah akibat hujan.
"Hm," deham Cakra kesal, seraya memegang kedua pipinya yang sakit.
"Dasar anak jaman sekarang, perasaan dulu gua gak senakal itu deh," pikir Aden menatap punggung sang adik yang mulai menjauh. "Gua kan anak sholeh."
Aden dan Cakra, sepasang saudara yang tak pernah akur. Selalu saja ada masalah yang dapat membuat mereka berdua bertengkar. Belum lama ini, lebih tepatnya dua bulan yang lalu, kedua orang tua mereka harus bekerja ke luar negeri. Bunda dan Ayah memberikan kepercayaannya kepada Aden untuk menjaga Cakra.
Itulah sebabnya, sesekali Aden harus bisa bersikap tegas kepada Cakra, terlebih lagi sang adik memiliki sikap keras kepala, dan susah diatur.
"BANG ADEN BONEKA HIU GUA MANAAA!!!" teriak Cakra menggelegar seisi rumah, Aden yang posisinya tengah bersantai di ruang tengah pun bisa mendengar jelas suara itu.
"Apa sih dek, lo gak tahu ini sudah malam? Tetangga pada tidur jangan berisik!" balas Aden yang telah sampai di dalam kamar Cakra.
Aden dibuat syok, melihat kondisi kamar Cakra berantakan total, semua benda tidak berada pada tempatnya. "Gua baru selesai bersih-bersih rumah Cakra!"
"Yah makanya boneka hiu gua mana?!" tagih Cakra tanpa rasa bersalah, setelah mengacak-acak isi kamarnya. Tanpa boneka hiu kesayangannya itu, ia tidak bisa tidur nyenyak.
"Gua jadikan tumbal boneka santet," celetuk Aden.
"Abang!"
"Gua cuci Cak, boneka hiu lo bau busuk, emang lo gak nyadar kalau tidur air liur lo suka kemana-mana? Kasihan gua sama itu boneka, setiap tidur sama lo selalu kena air surgawi."
"Lagian lo cowok, mana ada cowok tidur sama boneka? Katanya ketua geng."
"Terserah gua lah, mau tidur pakai boneka atau enggak, suka-suka gua selama itu gak aneh-aneh," balas Cakra.
"Gua jadi heran sama anak yang suka bilang Cakra cowok cool, dingin. Padahal kalau sebenarnya dia tahu, adik gua itu bocil, bayi!" batin Aden.
...°•••CAKRASENJANA•••°...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
fransisca brahara
hhhhhh
2023-05-20
1
➳ᴹᴿ᭄𝐊𝐞𝐧💎
MC nya kuat gak menye² sip
2023-04-16
1
➳ᴹᴿ᭄𝐊𝐞𝐧💎
gua demen nih sama yang begini, lakik
2023-04-16
1