Menolak Wahji

Alesha melangkahkan kaki, menuju ke kamar mandi. Tiba-tiba saja dia terpeleset, lalu Asma menolongnya. Wahji yang sedang bersih-bersih tersenyum ke arah Asma.

"Hai!" sapa Alesha.

"Iya." Asma sempat terkejut, saat Alesha menyapanya.

"Kamu kebanyakan bengong, kenapa si?" tanya Alesha.

"Tidak kok." jawab Asma.

Asma mengucapkan istighfar, karena merasa senang berdekatan dengan Wahji. Dia takut, iblis akan mengikuti permainan tersebut. Sengaja menyudahi perasaan, agar tidak terlanjur dalam.

"Ada apa? Wajahmu tampak cemas, kalau memang ada masalah cerita dong. Aku siap untuk mendengarkan, apa yang menjadi keluh kesah." ucap Alesha.

"Tidak Alesha, aku baik-baik saja. Hanya ada hal keliru, yang sempat lewat. Aku pun tidak tahu, panah tersebut hadir karena Allah atau iblis yang mencoba merayu." jawab Asma, membuka sedikit uneg-uneg.

Ustadzah masuk ke dalam kelas, menjelaskan tentang ilmu pengetahuan agama Islam. Semua santri memperhatikan dengan seksama, supaya tidak masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri.

"Pengikat tauhid itu ada tiga macam. Takut pada Allah, berharap dan cinta kepada allah. Bertambahnya takut, disebabkan banyaknya dosa. Setiap ingin melakukan tindakan, harus ingat dengan Allah Swt. Apa Dia suka atau tidak, dengan langkah yang akan kita ambil." ucap ibu Oki.

"Baik ustadzah." jawab Alesha.

Setoran hafalan Al-Qur'an dimulai, lalu semua orang mendengarkan. Ada yang ikut menghayati, apa bacaan tersebut salah atau tidak. Namun bukan tugas mereka berkomentar, biar ustadzah saja yang menilai.

Asma maju ke depan kelas, mulai membaca ayat yang dihafal. Asma mendengar suara ketukan spidol tiga kali, pertanda bahwa hafalannya ada yang salah.

"Hasbunallah Wanikmal Wakil Nikmal Maula Wanikman Nasir."

Cukuplah Allah sebagai tempat bagi diri kami, sebaik-sebaiknya pelindung dan sebaik-baiknya penolong kami.

Asma menerjemahkan arti dari firman Allah Swt, lalu duduk kembali ke kursinya. Giliran lagi Alesha yang maju ke depan, lalu lancar sampai selesai. Ustadzah Oki menyuruh Alesha duduk, karena sudah benar dalam bacaan.

"Bagus Alesha, kamu sudah fasih dalam bacaan." ucap ustadzah Oki.

"Terima kasih ustadzah." jawabnya.

Qiyna, Azizah, dan Aminah bergiliran lagi untuk maju. Semua orang sudah selesai melalui pengetesan satu persatu. Alesha melangkahkan kaki mengikuti Asma, yang diam-diam bertemu dengan lelaki.

"Ada apa kamu ingin bertemu di sini? tanya Asma.

"Aku diam-diam menyukai kamu." jawabnya.

"Tapi, di sini tidak boleh berpacaran." ujar Asma.

"Diam-diam saja, please." Wahji merayunya, agar Asma bersedia.

"Maaf, aku tidak bisa." ucap Asma.

"Aku ingin memilikimu ukhty, pacaran islami 'kan juga bisa." jawab Wahji.

Alesha melarang Wahji mendekati temannya, tiba-tiba muncul menarik lengan Asma. Dia tidak ingin temannya terjerumus, dalam cinta palsu. Alesha mengedipkan mata ke arah Asma, mengajaknya untuk pergi.

"Ayo, kita tinggalkan dia." ujar Alesha.

"Tapi Alesha, aku benar-benar suka." jawabnya.

"Aku sudah mengingatkan kamu, tapi kalau tidak mau bagaimana lagi. Kalau jodoh, kalian sebenarnya akan tetap bersama." ucap Alesha.

"Iya sudah, ayo kita pergi." jawab Asma.

Asma dan temannya mengucapkan kata permisi, lalu pergi begitu saja. Wahji kecewa dengan Asma, yang menolaknya mentah-mentah. Padahal hal tersebut untuk menjaga keduanya, dari hubungan yang tidak diridhai oleh Allah.

"Asma, kamu jangan sedih iya." ujar Alesha.

"Tidak kok, ada Allah di sisiku." jawabnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!