Attention
Hai-hai geis, untuk mempermudah membedakan antara jiwa Aruna yang masuk ke dalam tubuh Arthur begitupula jiwa Arthur yang masuk ke dalam tubuh Aruna dengan raga mereka masing-masing, author akan memberikan tanda untuk membedakan keduanya.
*Aruna : Jiwa Aruna yang masuk ke dalam tubuh Arthur
*Arthur : Jiwa Arthur yang masuk ke dalam tubuh Aruna
Sedangkan untuk nama masing-masing dari keduanya yang tidak menggunakan tanda bintang, itu berarti raga Aruna dan juga Arthur yang diisi dengan jiwa yang terbalik, dalam arti lain seperti lawan dari nama yang di beri tanda bintang.
Happy reading
...……………...
"Ini tidak mungkin.... ba..bagaimana bisa ini terjadi?" ucap *Aruna seakan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.
*Aruna benar-benar melihat raganya terbaring di ranjang pasien masih dengan menutup matanya dengan rapat. Hingga disaat rasa keterkejutannya belum habis sebuah suara dari pintu terdengar menggema di ruangan tersebut, membuat *Aruna langsung menatap ke arah sumber suara.
"Bukannya bapak baru siuman? Mengapa sudah jalan-jalan? Mari saya bantu ke kamar anda pak..." ucap seorang perawat yang melangkahkan kakinya mendekat ke arah di mana Arthur berada.
*Aruna yang mendengar penawaran tersebut tentu saja bingung harus menjawab apa, satu masalah belum selesai kini bertambah masalah baru lagi. *Aruna menggigit bibir bagian bawah Arthur dengan pelan sambil berusaha berpikir apa yang akan ia lakukan di saat-saat seperti ini.
"Ah tidak perlu sus, saya sedang menunggunya hingga sadar. Biarkan saya menjadi orang pertama yang akan dilihatnya ketika ia membuka matanya." ucap Arthur dengan nada menggelikan, membuat *Aruna yang memang sedang berada di dalam tubuh Arthur langsung bergidik dengan geli ketika membuat mulut Arthur mengatakan hal tersebut, padahal sebenarnya yang mengatakan hal itu tentu saja adalah *Aruna sendiri.
Mendengar ucapan Arthur yang terdengar sedikit lebay, membuat perawat itu lantas menatap dengan aneh ke arah Arthur kemudian menganggukkan kepalanya tanda mengerti akan perkataan dari Arthur. Sambil mengulum senyum yang seakan menahan tawanya, suster tersebut kembali menutup pintu ruangan itu dan langsung melangkahkan kakinya keluar.
"Jika perlu sesuatu anda bisa memanggil saya pak." ucap suster tersebut sebelum pada akhirnya menutup pintu ruang perawatan Aruna.
Setelah kepergian suster tersebut dari ruang perawatan Aruna, Arthur terlihat mendudukkan bokongnya di kursi sambil menatap tak percaya ke arah raga Aruna yang saat ini tengah terbaring pada ranjang pasien. Apa yang terjadi benar-benar tidak masuk di akal, namun nyatanya hal yang tidak *Aruna yakini malah terjadi kepadanya.
Ditatapnya raga Aruna dengan tatapan yang menelisik kemudian mengambil posisi sedikit lebih condong ke depan. Digoyangkannya lengan Aruna dengan pelan sambil membisikkan sesuatu di telinganya.
"Tuan.. Jika memang kamu berada di ragaku bangunlah tuan... Kita selesaikan masalah ini bersama karena jujur aku bingung harus berbuat apa disaat-saat seperti ini." bisik Aruna dengan nada yang terdengar khawatir.
*Aruna menghela nafasnya dengan panjang ketika ia melihat *Arthur yang berada di dalam raganya sama sekali tidak merespon ucapannya, padahal tanpa *Aruna sadari ketika ia mengatakan hal tersebut Aruna nampak menggerakkan jari tangannya secara perlahan.
Cklek
Suara pintu yang mendadak terbuka dari luar membuat *Aruna lantas terkejut ketika ia sedang asyik melamun memikirkan nasibnya yang terbangun di dalam tubuh Arthur saat ini. Bersamaan dengan pintu yang terbuka dengan lebar, terdengar suara langkah kaki yang beradu dengan lantai keramik ruang perawatan Aruna. *Aruna yang penasaran akan siapa yang datang, lantas terlihat bangkit dari posisinya untuk melihat siapa yang datang.
"Siapa dia?" ucap *Aruna dalam hati ketika melihat seorang pria berpenampilan rapi mendekat ke arahnya.
"Tuan muda anda di tunggu oleh nyonya besar di kamar anda." ucap pria tersebut yang lantas membuat *Aruna sama sekali tidak mengerti apa yang ia maksud saat ini.
"Nyonya besar? Nyonya besar siapa?" ucap *Aruna dalam hati.
"Mari tuan muda..." ucap pria itu kembali sambil mengisyaratkan Arthur agar berjalan lebih dulu menuju ke kamar yang dimaksud oleh pria tersebut.
*Aruna yang tidak tahu harus berbuat apa hanya bisa melirik sekilas ke arah raganya yang masih terlihat memejamkan matanya. *Aruna benar-benar bingung sekaligus bertanya, apakah ia bisa melakukannya? Menjadi seorang Arthur Alterio Gavanza, padahal jelas-jelas ia sendiri baru menjadi asisten pribadi Arthur selama 3 bulan menggantikan asisten pribadi Arthur yang lama karena ia harus mengurus masalah bisnis Arthur yang di Itali, bagaimana *Aruna bisa tahu segala hal tentang Arthur dalam sekejap? Yang ia tahu selama ini hanyalah tentang pekerjaan dan tidak lebih dari itu.
Pada akhirnya *Aruna mau tidak mau harus melangkahkan kakinya mengikuti arahan pria tersebut menuju ke kamar yang di maksud olehnya.
"Em baiklah pak saya...." ucap *Aruna namun langsung diam karena ia melupakan satu hal penting bahwa saat ini ia adalah seorang Arthur bukan Aruna.
"Saya Faris tuan muda, apakah tuan muda tidak mengenali saya?" ucap Faris kemudian dengan raut wajah yang bingung ketika mendengar perkataan aneh dari Arthur barusan. "Apakah kepala anda ada yang sakit? Apakah saya perlu memanggil dokter?" ucap Faris lagi.
Mendengar hal tersebut membuat *Aruna semakin ketar-ketir. *Aruna yang tidak ingin menambah kecurigaan Faris kepadanya lantas terlihat mulai membusungkan dadanya dan berdehem untuk memecah keheningan yang terjadi diantara keduanya.
"Sebaiknya kita langsung pergi saja, aku tidak mau mama menunggu terlalu lama." ucap *Aruna asal menebak namun malah membuat Faris semakin bingung akan ucapan Arthur barusan.
"Bukan nyonya Alina yang ingin bertemu anda tuan muda melainkan nyonya Maria, mami anda tuan muda." ucap Faris kembali yang lantas membuat *Aruna menjadi salah tingkah dan semakin takut ketahuan.
Baru beberapa menit saja *Aruna sudah mengacaukan segalanya, *Aruna benar-benar takut jika sampai ia ikut dengan Faris entah apalagi yang akan terjadi berikutnya. *Aruna mencoba kembali melirik sekilas ke arah raganya berharap ada keajaiban dan ia bisa kembali ke tubuhnya tanpa harus menjadi Arthur seperti ini, namun sayangnya walau *Aruna memanjatkan doa seribu kali pun ia tetap saja masih berada di dalam tubuh Arthur tanpa bisa kembali ke dalam raganya.
"Baiklah baiklah kita pergi sekarang saja." ucap *Aruna kemudian memutuskan.
Mendengar ucapan Arthur barusan membuat Faris langsung menganggukkan kepalanya dan kembali mengarahkan Arthur agar segera bergerak dan bertemu dengan Maria. Dengan langkah kaki yang berat Arthur mulai melangkahkan kakinya meninggalkan ruang perawatan Alena untuk menemui Maria yang saat ini tengah menunggu di kamarnya.
"Tuan cepatlah bangun dan selamatkan aku tuan...." ucap *Aruna dalam hati sambil terus melangkahkan kakinya meninggalkan ruang perawatan Aruna menuju kembali ke kamar VVIP tempatnya dirawat.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Yuliana chen
ini Aruna apa Alina sih apa orang yg berbeda??
2024-09-12
0