HAPPY READING Y'ALL

"Alika abis main yah sepulang les udah izin sama mamah juga kok," jawabnya.
"Oh yaudah mandi terus makan, lain kali jangan pulang terlalu larut," ucap sang ayah.
Rasa lega karena tak ada teriakan marah karena dirinya pulang telat.
"Alika mana mie ayam mang Karta ?" tanya Alina.
"Abis" jawabnya.
"Ya kamu sih pulangnya sore, padahal kan tadi bisa pulang dulu nganterin mie nya," ucap Alina.
"Ya kenapa lo gak les hah? Males sih jadi orang," ledek Alika.
"Jahat banget sih ngatain pemalas, yaudah kalau gak mau tinggal ngomong," perdebatan kakak-adik ini terdengar oleh kedua orang tuanya.
"Alika kan kamu bisa tuh telpon Alina bilang kalau mie ayam nya gak ada jadi dia gak nungguin," ucap sang ibu,
"Udah jangan jadi ribut, ayo ayah anterin kamu beli mie ayam nya," ujar sang Ayah.
"Asik, makasih yah," jawab Alina.
Beruntung perdebatannya segera berakhir, karena badannya sudah tak nyaman belum mandi.
"Nanti cuci piring ya, udah numpuk tuh," ujar sang ibu.
"Iya nanti, Alika mandi dulu udah bau keringat," jawab Alika.
Sang ibu melanjutkan menonton televisi sedangkan Alika mandi kemudian menuju ruang makan, ia lupa seharusnya sehabis mandi cuci piring lebih dulu.
Benar saja firasat nya sang ibu mengomelinya karena tidak cepat melaksanakan perintah.
"Alika kenapa masih belum cuci piringnya? Main sampai sore aja bisa tapi di suruh cuci piring susah banget,"
"Iya mah sebentar, Alika mau makan dulu," sahutnya.
"Terus aja nanti-nanti, udah biar mamah aja yang ngerjain," ucap sang ibu dari arah dapur.
Alika merasa tak enak hati karena pekerjaan yang seharusnya ia lakukan malah di kerjakan oleh ibunya.
"Sini biar Alika aja mah," Alika berdiri di sambing ibunya yang sedang mencuci piring.
"Udah gak usah, lama," jawab sang ibu.
"Yaudah deh Alika ke kamar dulu," jawabnya.
Lagi-lagi bantin Alika tertekan dengan penuturan sang ibu, ia bertanya-tanya apakah berinteraksi dengan temannya untuk sekedar menghilangkan penat adalah tindak kriminal. Sebab sang ibu selalu mengungkit hal tersebut.
"Alika seharusnya gak boleh main, Alika seharusnya jadi anak yang berbakti, kenapa Alika jadi anak pemalas, kenapa Alika selalu menunda perintah mamah, Alika gak berguna banget sih," ia menatap dirinya di cermin sambil menuturkan perkataan yang tidak baik tentang dirinya.
Alika tidak pernah menyalahkan emosi orang tuanya karena ia selalu berpikir bahwa dirinyalah yang tidak baik. Menyalahkan dirinya sendiri adalah salah satu cara Alika bertahan.
Setiap hari orang tuanya selalu seperti itu, tetapi Alika tetap selalu menyalahkan dirinya sendiri karena lelet. Ia menangis tanpa mengeluarkan suara. Rasanya sesak harus menangis seperti itu.
Ia mencoba menampar dirinya sendiri, menyakitkan tapi lagi dan lagi ia menampar dirinya.
Terlihat merah pipi kanan dan kirinya, rasa sakitnya selama ini keluar begitu saja tangannya mengepal ia terus-terusan menyalahkan dirinya sendiri. Ia merasa tak tahan orang tuanya selalu berteriak saat marah, ia malu ketika kemarahan orang tuanya terdengar oleh tetangga.
Kepalan tangannya berhasil ia bentur kan ke dinding kamar, menyisakan lebam dan sedikit luka.
"Sakit di tangan ini gak se sakit hati gue sekarang,"lirihnya
"Gue gak berani cerita sama siapapun, gue takut," lirihnya.
Ia tak berani bercerita bukan karena ancaman dari kedua orang tuanya tetapi ia hanya tidak ingin ada yang memandang rendah keluarganya. Ia juga tak diajarakan untuk menceritakan masalahnya bahkan kepada kedua orang tuanya sendiri, jadi semua masalah ia telan habis-habisan entah bagaimana dengan Alina tetapi yang pasti Alina sering menceritakan masalahnya pada Alika.
Alika tak ingin adiknya merasakan sakit hati karena memendam semua masalah biarkan lah dirinya yang sedikit menderita.
Sahabat Alika mengetahui tentang keluarganya tetapi tidak tentang tekanan batin yang selalu Alika rasakan. Ia tak mau membagi rasa sakitnya pada Bila .
Alika berniat pergi ke taman di depan sekolahnya namun ia akan izin pergi ke supermarket, sekalian saja.
Ia hanya memakai hoodie, celana tidur dan sandal jepit, tak lupa memakai kacamata dan membawa helm, karena berkendara harus tetap mematuhi lalu lintas.
Call mode on:
"Pak taman di depan sekolah udah nyala kan lampunya?"
"Udah neng,ada apa ya"
"Enggak kok pak, saya hanya kepo"
"Ada-ada saja neng Alika ini, yasudah kalau begitu"
"Terima kasih pak,"
Alika menelpon satpam sekolahnya, kebetulan ia sempat meminta nomor pak satpam karena dirinya pernah ketinggalan barang di dalam kelas. Bukan untuk PDKT ya.
Sambil duduk di taman ia menatap langit malam yang gelap dipenuhi bintang tak lupa juga bulan yang sinarnya tak redup.
"Permisi, mbak mau saya anter pulang?" ucap seseorang.
Bersambung.............
Teman, sahabat dan kerabat sekalian jangan sungkan memberikan vote ya
Comment juga asik tuh, yuk yuk
________________________________
"Lagi-lagi tertekan mau sampai kapan?"
_
__________
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments