" Mama ngapain pergi ke kamar Devan?" tanya pak Airlangga penasaran.
" Rahasia !!" jawab bu Vania sambil berjalan masuk kamar.
" Ckckck!! Pasti mama ngomongin tentang rencana nya semalam " ujar pak Airlangga sambil menggelengkan kepalanya lalu pergi ke meja makan.
Setelah selesai mandi bu Vania langsung menyusul suami dan anak nya untuk sarapan bersama.
Sesampainya di ruang makan beliau hanya melihat suami dan anak bungsunya.
" Kok hanya mereka berdua, Dev dimana ya? Apa mungkin dia sudah berangkat ?!" pikir bu Vania.
" Tidak mungkin!! Biasa nya dia kalau berangkat pasti selalu berpamitan dulu!" pikir bu Vania.
Karena penasaran, beliau langsung berjalan mendekati suami dan anak bungsunya.
" Devan mana pa?" tanya bu Vania sambil duduk.
" Dia belum turun ma" jawab pak Airlangga.
Mendengar jawaban dari suaminya, bu Vania hanya mengangguk.
" Yasudah, kita makan dulu saja. Nanti biar Devan menyusul!" ujar bu Vania.
" Nanti Edo kesiangan berangkat ke sekolah nya" lanjut bu Vania.
Mereka pun langsung makan tanpa menunggu Devan terlebih dulu, saat yang lain sudah hampir selesai makan Devan datang dan langsung duduk dan langsung makan.
Setelah selesai sarapan, pak Airlangga dan Edo langsung pergi, dan kini hanya tinggal bu Vania dan Devan saja di meja makan.
" Mama akan memberikan kamu waktu sampai nanti malam, dan kamu harus memilih antara kamu menikah dengan gadis pilihan mama atau Keysa !!" kata bu Vania sebelum pergi.
Devan yang penasaran dengan gadis yang akan di jodohkan dengan dirinya pun langsung bertanya kepada sang mama " Anak teman mama yang mana lagi yang akan mama jodohkan dengan ku ma?".
Karena tidak hanya kali ini saja bu Vania menjodohkan Devan dengan seorang gadis pilihan, maka nya Devan berani bertanya seperti itu.
Mendengar pertanyaan itu, bu Vania pun mengurungkan niatnya untuk pergi dan beliau langsung duduk kembali.
" Kali ini bukan anak temannya mama, tapi ini seorang gadis yang sudah menolong mama" jawab bu Vania.
Mendengar itu, Devan menyipitkan matanya lalu berkata " Menolong mama??!".
" Iya Dev, gadis itu pernah menolong mama " jawab bu Vania.
" Dan gadis itu tidak mau di beri kompensasi Dev, maka nya mama mau menjadikan dia sebagai menantu mama!" ujar bu Vania.
" Tapi kenapa harus sebagai menantu sih ma! Kan mama bisa menjadikan gadis itu sebagai anak angkat mama!!" protes Devan.
" Bukan nya selama ini mama dan papa ingin memiliki anak perempuan kan?!" ujar Devan.
" Iya memang. Tapi, untuk gadis yang ini mama ini dia menjadi anak perempuan dan juga menantu di rumah ini!" jawab bu Vania.
" Pokoknya aku tidak boleh kalah dengan Devan! Kali ini rencana ku memisahkan dia dengan wanita itu harus berhasil!" ucap bu Vania dalam hati.
" Meskipun aku harus membohongi anakku sendiri!!" tekad bu Vania dalam hati.
" Dev, mama minta kamu jangan menolak permintaan mama ya, soalnya mama berhutang nyawa dengan gadis itu" kata bu Vania.
" Berhutang nyawa ??" terkejut Devan.
" Maksud perkataan mama tadi yang mengatakan kalau mama berhutang nyawa dengan gadis itu apa ma?" tanya Devan penasaran.
" Kalau kemarin tidak ada gadis itu yang menolong mama, mungkin mama saat ini berada di rumah sakit Dev " jawab bu Vania dengan ekspresi di buat sedih.
Mendengar itu Devan langsung bertanya " Memang kemarin apa yang terjadi ma?".
Bu Vania Pun mulai bercerita tentang kejadian yang beliau alami kemarin kepada putranya, meskipun tidak semua cerita yang beliau sampaikan benar.
Devan yang mendengar cerita karangan sang mama pun ikut larut dalam cerita karangan sang mama, hal tersebut di manfaatkan oleh bu Vania yang menyadari perubahan mimik dari putranya.
" Devan kamu mau kan menikah dengan gadis itu?!" pinta bu Vania sambil memegang tangan Devan.
" Hah!!! Apa ma?" Devan terkejut saat mama nya memegang tangan nya.
" Kamu mau kan menikah dengan gadis itu Dev?!" kata bu Vania mengulangi ucapan nya.
Devan terdiam sejenak untuk memikirkan keputusan apa yang akan dia ambil.
" Keputusan apa yang harus aku ambil ya? Di satu sisi aku ingin menuruti keinginan mama dan di sisi lain nya aku tidak pisah dengan Keysa " pikir Devan.
" Tapi aku harus tetap mengambil keputusan !!" ucap Devan dalam hati.
" Dev..." panggil bu Vania.
" Iya ma" jawab Devan.
Bu Vania memberikan isyarat kepada Devan tentang apa yang akan dia berikan kepada mama nya.
Huft...
Devan menghela napas berat, setelah itu dia berkata " Yasudah, Devan akan berkenalan dulu dengan gadis itu ma"
" Kalau gadis itu cocok dengan Devan, Devan akan pikirkan lagi tentang permintaan mama tadi" sambung Devan.
Mendengar itu, bu Vania sangat bahagia karena dia yakin jika Devan bertemu dengan gadis itu, Devan akan bisa melupakan Keysa.
" Memang gadis itu nama nya siapa ma?" tanya Devan.
Pertanyaan Devan sontak membuat bu Vania kebingungan.
" Aduh!!! Harus menjawab apa ini !! Aku saja belum tahu nama gadis itu. Ini malah Dev tanya nama gadis itu siapa !!" batin bu Vania.
" Eemm.. Nama gadis itu ya Dev..." kata bu Vania bingung harus bagaimana beliau menjawab.
" Iya ma, nama gadis itu. Gadis yang mau mama jodohkan dengan ku!" kata Devan.
" Eem... Sebenarnya mama tidak tahu nama gadis itu siapa Dev " kata bu Vania lirih.
" Apa ma??! Jadi mama tidak tahu siapa nama gadis yang akan mama jodohkan dengan ku?!!" Devan terkejut saat mendengar pengakuan sang mama.
Bu Vania hanya menganggukkan kepalanya, Lalu beliau berkata " Bukan nya tidak tahu Dev, tapi saat mama tanya nama nya gadis itu, tiba-tiba ada laki-laki yang memanggil dia, terus dia pergi ".
" Laki-laki ma??" kata Devan terkejut.
" Iya" jawab bu Vania sambil mengangguk.
" Jadi, mama mau menjodohkan aku dengan istri orang ma?!" kata Devan terkejut.
Mendengar itu, bu Vania langsung menggelengkan kepalanya sambil berkata " Dia itu belum menikah Dev!!"
" Darimana mama tahu kalau gadis itu belum menikah ma?" tanya Devan penasaran.
" Iya karena gadis itu yang bilang kalau dia belum menikah Dev " jawab bu Vania.
" Gadis itu??" tanya Devan penasaran.
" Iya Dev, sebelum laki-laki itu datang mama sempat tanya ke dia apakah dia sudah menikah atau belum, lalu dia menjawab dia belum menikah " jawab bu Vania.
" Kalau gadis itu belum menikah, terus laki-laki itu siapa nya ma?" tanya Devan.
" Apa mungkin laki-laki itu kekasih nya gadis itu ma" sambung Devan.
" Tidak mungkin Dev !! Mungkin laki-laki itu kakak nya dia" ujar bu Vania.
" Terus rumah gadis itu dimana ma?" tanya Devan.
" Mama tidak tahu Devan!! Kalau mama tahu rumah nya gadis itu dimana, mama sudah datang ke rumah nya dan langsung melamar dia untuk kamu!!" jawab bu Vania.
" Tapi mama akan ke tempat yang kemarin, semoga saja mama bisa bertemu dengan gadis itu lagi!!" kata bu Vania sambil berdiri.
" Yasudah, kamu selesaikan makan nya lalu berangkat ke kantor, mama mau pergi dulu" ujar bu Vania sambil berjalan pergi.
Devan melihat kelakuan sang mama hanya geleng-geleng kepala sambil berkata " Mama.. Mama".
Dia pun melanjutkan makannya.
Disisi lain.
Hanum sedang bermain dengan keponakan nya, tiba-tiba dari belakang kakak nya berkata " Dik, kenapa belum siap?!".
Mendengar itu, Hanum bingung.
" Memang mau pergi kemana kak?" tanya Hanum bingung.
" Katanya kemarin mau pergi jalan-jalan, jadi tidak?!" jawab Juna.
" Jadi, kita jadi pergi jalan-jalan kak?!" tanya Hanum antusias.
" Iya " jawab Juna sambil menganggukkan kepala.
" Yasudah, kakak tunggu sebentar aku mau ganti baju dulu!!" kata Hanum sambil pergi.
" Jangan lama-lama!!" teriak Juna.
" Oke!!" teriak Hanum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments