Hanum sangat bahagia saat tahu jika kakak nya akan mengajak nya pergi jalan-jalan, lalu dia berkata " Kakak tunggu sebentar aku mau ganti baju dulu. Oke!!" sambil pergi ke kamar nya.
" Jangan lama-lama!!" teriak Juna.
Namun teriakan Juna masih bisa didengar oleh Hanum, lalu Hanum menjawab nya dengan berteriak " Oke!!!"
10 menit kemudian, Hanum sudah rapi lalu dia pergi menemui kakak nya.
" Ayo kak!! Aku sudah siap nih!!" kata Hanum saat sampai di dekat kakak nya
" Yasudah, ayo!!" kata Juna.
" Kak Tika ada dimana kak?" tanya Hanum.
" Dia sedang bersiap untuk berangkat bekerja " jawab Juna.
" Jadi, kak Tika tidak ikut kita jalan-jalan kak?" tanya Hanum.
" Kak Tika tidak Num, yang ikut ini" jawab Juna sambil menunjuk ke arah anak nya.
" Ya jelas Eza ikut lah kak, kalau tidak ikut memang dia mau di tinggal di rumah sendirian " kata Hanum.
" Kakak ini ada-ada saja" gumam Hanum sambil menggendong keponakan nya.
" Kak Tika kita berangkat dulu ya" pamit Hanum dengan kakak ipar nya dengan berteriak.
" Iya Num, hati-hati ya " jawab Tika sambil berteriak.
" Oke kak" kata Hanum.
Setelah berpamitan dengan kakak ipar nya, Hanum dan Juna berangkat.
30 menit perjalanan, mereka sampai di tempat tujuan.
" Kita sudah sampai, ayo kita turun" kata Juna.
Mendengar itu, Hanum langsung turun dari motor.
" Pelan-pelan Num " kata Juna.
" Iya kak" jawab Hanum sambil memberikan help kepada Juna.
" Loh!! Kamu kapan turun nya Num?!" Juna terkejut saat mengetahui adik nya sudah turun.
" Tadi, saat kakak bilang kalau kita sudah sampai. Aku langsung turun kak"jawab Hanum.
" Sudah jangan banyak berpikir, nanti kita tidak jadi jalan-jalan loh kak!!" kata Hanum saat melihat kakak nya masih terkejut.
Mendengar itu, Juna langsung turun dari motor nya.
Mereka langsung pergi ke berbagai wahana permainan yang ada di tempat bermain.
Setelah puas bermain, tiba-tiba.....
Kruk... Kruk.... Kruk....
Terdengar suara perut Hanum berdemo meminta untuk segera di isi.
" Kamu lapar ?" tanya Juna.
" Iya kak, lapar" jawab Hanum sambil memegangi perutnya yang sedari tadi berbunyi.
" Yasudah, kita makan dulu!" ajak Juna.
" Yeah!!! Makan! Makan" seru Hanum.
Mereka langsung pergi ke tempat parkir dan langsung pergi untuk mencari makanan.
Kini mereka sudah sampai di rumah makan dan mereka langsung memesan makanan.
Beberapa saat kemudian makanan mereka datang dan mereka langsung menyantap makanan mereka dan tak lupa Hanum juga menyuapi keponakan nya dengan makanan yang dia bawa dari rumah tadi pagi.
Di tempat yang berbeda, bu Vania sudah sampai di tempat dimana kemarin beliau bertemu dengan Hanum.
" Semoga gadis itu datang lagi" kata bu Vania sambil terus menatap kearah jalanan di depan nya.
" Sebenarnya laki-laki yang kemarin itu siapa ya? Apa benar laki-laki itu suami nya?!" pikir bu Vania.
" Semoga laki-laki itu bukan suami nya jadi, aku bisa menjodohkan gadis itu dengan Devan " ujar bu Vania.
Hampir 30 menit bu Vania menunggu, akhirnya orang yang di tunggu pun muncul juga.
" Nah!! Itu dia!!" sorak bu Vania saat melihat Hanum masuk supermarket.
" Tunggu dulu! Kenapa sekarang gadis itu menggendong anak kecil ya?!" kata bu Vania terkejut saat melihat Hanum menggendong anak kecil.
" Apa mungkin dia sudah menikah dan mempunyai anak? Tidak! Tidak mungkin! Pasti itu bukan anaknya !!" ujar bu Vania sambil menggelengkan kepalanya.
" Aku harus mencari tahu gadis itu sudah menikah atau belum ?!" kata bu Vania.
" Ya! Aku harus menemuinya dan langsung bertanya kepada dia!!" sambung bu Vania membulatkan tekad nya.
Bu Vania pun langsung turun dari mobil dan langsung menuju supermarket dimana Hanum dan Juna berada.
Dari kejauhan ada seseorang yang terus memperhatikan gerak-gerik bu Vania, begitu melihat bu Vania turun dari mobil orang tersebut pun langsung turun dari mobil dan mengikuti kemana bu Vania pergi.
Di dalam supermarket Hanum dan Juna sedang mencari barang yang akan mereka beli.
Bu Vania yang melihat orang yang dia cari sedang
memilih susu, beliau langsung menghampiri mereka.
Saat sampai di belakang Hanum dan Juna, bu Vania menepuk bahu Hanum.
Hanum yang menyadari ada yang menepuk bahu nya pun langsung menoleh ke belakang.
Bu Vania yang melihat Hanum menoleh ke arah nya pun langsung bertanya " Hai! Kamu masih kenal dengan ibu tidak ??".
Hanum berpikir sejenak sebelum menjawab.
" Ibu ini, ibu yang kemarin bukan ya?" tanya Hanum sambil mengingat kembali kejadian kemarin.
" Iya, saya ibu yang kemarin kamu tolong "jawab bu Vania.
" Perkenalkan nama ibu, Vania. Nama kamu siapa?" ucap bu Vania memperkenalkan diri.
" Nama saya Hanum bu " jawab Hanum sambil berjabat tangan.
" Laki-laki ini siapa ya? Apa benar Hanum sudah menikah ?!" ucap bu Vania dalam hati.
Karena penasaran, bu Vania pun langsung bertanya kepada Hanum " Kalau boleh tahu laki-laki di samping kamu itu siapa?" sambil menunjuk ke arah Juna.
" Apa dia suami kamu?" sambung bu Vania.
" Bukan bu, perkenalkan ini kakak saya bu, nama nya kak Juna" jawab Hanum sambil memperkenalkan Juna kepada bu Vania.
" Oh! Jadi, ini kakak kamu " ujar bu Vania.
" Perkenalkan saya bu Vania" ucap bu Vania memperkenalkan diri nya sambil mengulurkan tangannya.
" Saya Juna bu, kakak nya Hanum " ucap Juna sambil menjabat tangan bu Vania.
" Kalau ini, anak kamu?" tanya bu Vania sambil memegang tangan Eza yang sedang di gendong oleh Hanum.
" Ini bukan anak saya bu, ini anak nya kak Juna dan saya belum menikah bu " jawab Hanum.
" Syukurlah kalau belum menikah " ucap bu Vania lirih.
"Maaf bu, ibu tadi bicara apa ya?" tanya Hanum.
Mendengar pertanyaan Hanum, bu Vania kebingungan apa yang akan dia katakan kepada Hanum.
" Aku harus jawab apa ya? Masa iya aku harus ngomong kalau aku senang saat mendengar kalau dia belum menikah!?" batin bu Vania.
" Aku harus mencari jawaban yang tepat! " ucap bu Vania dalam hati.
Bu Vania pun langsung mencoba untuk membuat alasan yang tepat untuk pertanyaan Hanum.
Saat sedang memikirkan jawaban apa yang akan beliau berikan kepada Hanum, tiba-tiba pandangan beliau tertuju pada seseorang yang beliau kenal.
" Ibu tadi bilang seperti nya ibu mengenal orang yang ada di sebelah sana!" jawab bu Vania sambil menunjuk ke arah seseorang yang sejak tadi mengikuti beliau.
Hanum pun mengikuti kemana arah tangan bu Vania menunjuk.
Belum sempat Hanum bertanya kepada bu Vania tentang siapa orang itu, tiba-tiba terdengar suara bu Vania memanggil orang tersebut " Devan! Sini sayang!!" sambil memberi isyarat dengan tangan.
Hanum terkejut saat mendengar bu Vania memanggil orang yang tadi beliau tunjuk.
" Orang itu siapa ya? Apa mungkin saudara nya ibu ini?!" batin Hanum.
Sedangkan disisi lain, orang yang sedang membuntuti bu Vania terkejut saat mendengar orang yang di ikuti sejak tadi memanggil nama nya.
" Waduh!! Gawat nih!!! Jangan-jangan mama dari tadi sudah sadar kalau aku ikuti!?" ucap laki-laki tersebut.
Laki-laki tersebut pun berpura-pura tidak mengenal orang yang memanggil nama nya. Tapi, dari kejauhan terlihat bu Vania terus memanggil namanya dan menyuruh nya untuk ke arah bu Vania.
Dengan terpaksa, laki-laki itu pun berjalan mendekati bu Vania dan yang lainnya.
" Kamu kenapa tidak ngomong dengan mama kalau kamu juga mau keluar? Kan mama bisa ikut kamu Dev!?" ujar bu Vania saat laki-laki yang sejak tadi beliau panggil nama nya.
Ya!! Laki-laki yang sejak tadi mengikuti bu Vania yaitu Devan, dia penasaran dengan ibu mu ya yang kata nya mau menemui gadis yang akan di jodohkan dengan dirinya.
" Devan juga tadi tidak niat keluar ma tapi, tadi ada teman menelepon dia meminta tolong kepada Dev untuk belikan sesuatu ma. Jadi, Dev kesini ma" jawab Devan mencari alasan.
" Semoga mama percaya dengan jawaban yang aku berikan " ucap Devan dalam hati.
Mendengar jawaban Devan bu Vania pun hanya mengangguk-angguk.
" Jangan kira mama tidak tahu apa yang sebenarnya kamu lakukan disini!" ucap bu Vania dalam hati.
Disaat bu Vania dan Devan sedang mengobrol, Hanum menyibukkan diri dengan memilih susu yang akan dia beli untuk keponakan nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments