Suara Cacing Berdemo

Aku mengusapkan telapak tanganku ke wajah, rasanya hati tenang sekali setelah aku mengadu pada Robku. Setelah merapihkan perlengkapan ibadah, aku memilih untuk turun, rasa capeku sudah hilang setelah aku bersih-bersih badan dan mengadu pada Sang Pencipta. Benar-benar mujarab, Tuhan langsung angkat rasa capeku dan digantikan dengan rasa semangat.

Gegas aku kembali turun ke bawah untuk memulai pekerjaanku, di rumah majikanku sesungguhnya. Aku melihat pintu kamar majikan aku tertutup dengan rapat, entah apa yang dilakukan oleh beliau mungkin juga sama sedang melakukan ibadah dan beristirahaat seperti yang dikatakan sebelum masuk ke dalam kamarnya tadi.

Sesuai rencana awal aku mulai membereskan rumah ini dari dapur. Sebelum aku berperang aku menghirup nafas dalam berkali-kali. Melihat dapur yang kurang terawat. Aku sih maklum namanya juga majikan aku laki-laki dan beliau juga kerja dan mungkin pulang hanya istirahat, dan juga tidak adanya asisten rumah tangga  membuat rumah ini super kotor.

Satu jam telah berlalu, rasa lapar pun mulai menyerang perutku. Aku membuka lemari pendingin, berbeda dengan dapur yang kotor, kulkas justru bersih. Kulkas sih ada dua yang satu dua pintu dan yang satu lagi empat pintu, tetapi kalian mau tahu isinya apa? Yah, isinya hanya air putih dingin, aku terkekeh dalam batinku.

Ok, malam ini aku minum air yang banyak sampai kembung. Sembari mencari ide untuk membeli makanan, aku pun melanjutkan mengerjakan pekerjaan yang lain, dan tujuan aku kali ini adalah ruang keluarga, dan ruang tamu. Mungkin malam ini aku membereskan tiga ruangan, yaitu dapur yang menyatu langsung dengan ruang makan, ruang keluarga dan terakhir ruang tamu. Ruangan sih hanya tiga tapi tanpa terasa aku sudah hampir pukul sembilan baru selesai.

"Loh Lid, kamu ngapain?" tanya majikan aku yang baru turun dari tangga. Aku cukup tersentak kaget dengan suara berat dan serak. Ah, bisa aku tebak pasti majikan aku baru bangun tidur.

Aku mengangkat wajahku untuk melihat ke arah Aarav berdiri. Benar saja tebakan aku dari tampangnya laki-laki yang menyandang setatus duda itu sangat acak-acakan dan itu tandanya majikan aku benar memang baru bangun tidur.

"Ini Tua... Mas... saya merapihkan ruangan bawah dulu biar besok tidak terlalu berat, dicicil malam ini dulu, sebagian pekerjaan aku," jawabku dengan menujukan ruangan yang sudah sedikit rapih.

"Apa tidak ada hari esok? Kenapa harus di kerjakan sekarang? Kamu istirahat dulu pasti kerja di rumah Mamih cape, kerja jangan terlalu keras, kalau sakit kamu juga yang repot," ucapnya sembari mengambil air putih dan meneguknya dengan tegukan besar.

Yah, aku akui memang majikan aku sangat baik dan santai tidak seperti majikan di sinetron-sinetron yang suka galak dengan kejutekan dan kerja yang harus sempurna. Majikan aku justru sangat santai. Tidak rapih hari ini ya masih ada besok. Namun, aku yang dari kecil sudah diajarkan resik oleh Ibu pun tidak betah melihat rumah mewah ini kotor dan banyak debu di mana-mana. Jangankan di rumah ini memang kerjaan aku di peruntukan untuk bersih-bersih dan dibayar pula. Aku di rumah saja tanpa di bayar semua kerjaan bisa aku kerjakan sendiri.

"Saya belum bisa tidur Mas, jadi lebih baik merapihkan ruangan ini, dan saya juga senang beres-beres," jawabku agar majikan aku tidak bertanya lagi.

"Ok terserah lah, tapi ingat pesan aku. Kalau tidak rapih hari ini masih ada hari esok, yang penting istirahat dan makan yang cukup, biar badan kamu juga berisi, dilihatnya enak. Kalau kurus nanti Mamih kira aku tidak kasih makan kamu." Majikan aku kembali mengingatkan akan hal itu dan aku pun hanya tersenyum.

"Oh, iya Mas, kalau soal makan, di lemari pendingin tidak ada makanan apapun. Kalau mau belanja di mana?" Aku memberanikan diri untuk bertanya soal isi kulkas, jujur perutku semakin perih. Niat hati ingin bertanya beli makanan siap saji, tetapi tidak enak, mana saat ini sudah hampir pukul simbilan malam. Kalau di kampung pukul sembilan toko-toko sudah tutup jalanan kampung pun sudah sepi.

"Oh soal bahan masakan dan apapun itu, sabun atau perlengkapan rumah tangga kamu tulis saja dan kirim pesan pada nomor ini nanti bakal ada yang antar." Majikan aku menyodorkan nomor ponsel, dan aku pun langsung mengambil pena dan kertas untuk mencatatnya.

"Untuk apa?" tanya majikan aku ketika aku mengambil kertas, dan pena.

"Mencatat nomor ponsel itu," jawabku dengan polos.

"Taro-taro, biar aku kirim ke nomor ponsel kamu saja. Mana nomor ponsel kamu?"

Aku tidak langsung menyebutkan nomor ponselku, meskipun aku tahu kalau majikan aku tidak akan macam, macam. Namun, cukup terkejut saja ketika semuanya berjalan dengan cepat. Hingga ke nomor ponsel pun prosesnya cepat sekali.

"Kenapa? Nggak mau kasih nomor ponsel? Takut aku macam-macam?" Tanya Aarav, yang membuat aku lagi-lagi tersentak kaget. Fix, majikan aku punya mata batin.

"Bukan itu Mas. Aku sedang mengingat nomor ponselku," elakku, agar tidak ketahuan kalau aku memang sedikit takut majikan aku macam-macam.

"Masa nomor ponsel sendiri tidak hafal," dengusnya.

"Ah saya sudah ingat. 0810101010," jawabku dengan berpura-pura beberapa kali berpikir keras.

"Kamu yakin ini nomer ponsel kamu?" tanya majikan aku dengan menujukan profil yang hanya terlihat jepretan kamera persawahan yang luas dan pemandangan alam yang indah.

Aku mengangguk dengan yakin. "Iya itu kontak saya."

"Kenapa bukan wajah kamu yang di gunakan untuk dijadikan poto profil?" tanya majikan aku terus. sedangkan aku ingin mengeluh. Jangan pertanyaan terus dong, aku juga butuh makan bukan sekedar pertanyaan terus seperti wartawan saja. Namun itu semua hanya aku ucapkan dalam batin. Mana berani aku berkata seperti itu.

"Untuk apa? tanpa dijadikan photo profil juga tahu kok wajah pemilik kontak seperti apa," jawabku dengan santai. Yah, memang aku bukan tipe orang yang narsis yang sebentar, sebentar membidikan kamera dan berkata ciisss... cekrek... dalam waktu sekejap galeri ponsel dipenuhi hasil jepretan kamera dengan berbagai gaya. Lalu diunggah ke sosial media. Aku lebih nyaman hanya orang-orang dekat yang tahu bagaimana wajahku. Meskipun tidak sedikit yang memuji aku cantik, tapi sayang cantik-cantik belum laku. Itu yang selalu tetangga katakan. Jadi kecantikan bukan pertanda kalau kamu akan dengan mudah mendapatkan jodoh.

Kruyuukkk... Kruyyyuukkk cacing di perutku sudah benar-benar berdemo.

Aku melihat majikan aku langsung menatap aku yang memang jarak kami sangat dekat karena aku sedang membersihkan meja makan dengan cairan pembersih kaca, dan majikan aku sedang duduk di kursi yang jaraknya mungkin tidak sampai 1 meter.

"Kamu lapar?" tanya majikan aku, dari ekor mataku aku melihat kalau dia cukup khawatir.

"Di kulkas tidak ada stok bahan makanan yang bisa di olah," jawabku, jujur aku sedikit malu.

"Ya ampun Lydia, kan kamu bisa pesan dengan aplikasi online. Kamu mau makan apa? Biar aku belikan. Lain kali aku tidak mau dengar perut kelaparan di rumahku. Apa kata orang nanti dikira aku majikan jahat lagi." Terlihat sekali kalau Aarav memang baik pada asisten rumah tangga. Apa semuanya diperlakukan sama seperti ini, atau justru aku doang yang mendapatkan perlakukan sepesial ini. Karena aku adalah lakon utama dari permainan nikah palsu yang beliau rencanakan?

******

Readers, sepi banget, komen napa komen. Ah coba othor kasih tebakaan siapa tau ada yang komen, lumayan nambah-nambah dukungan.

Pertanyaanya adalah. "Mengapa baju Superman ada huruf S nya?" Noh gampang banget jawabanya bisa cari digoogle karena othor juga tebakannya hasil googling. Hahah gak kreatif banget...

 Buat yang tau jawabanya kasih di kolom komentar yah, tar othor kasih hadiah kiss.

Terpopuler

Comments

D-14HH

D-14HH

seeruuu lnjut thoorr

2023-07-14

0

Asti Ni Rina

Asti Ni Rina

kalo tulisannya K kan jd Kuperman... g ad yg mw dkt hahahah... g nyambung ya thor 😆🤣

2023-06-22

0

Nanda Lelo

Nanda Lelo

aku juga gtu kok Lydia,,
jgnkn jepretan d hari biasa,, jepretan d hari lebaran aja gak ada 🤣🤣 orang lebaran sibuk upload foto lebaran kluarga,, aku mah upload foto bocil ,, itupun cuma d wa 🤣🤣

2023-06-21

0

lihat semua
Episodes
1 Keputusan Lydia
2 Merantau
3 Bertemu Majikan Sungguhan
4 Kerja Sama, Tawaran Majikan
5 Kampungan?
6 Pekerjaan Yang Berat
7 Panggil Aku Mas!!
8 Suara Cacing Berdemo
9 Terjebak Omongan Sendiri
10 Tawaran dari Aarav
11 Sikap Ramah Aarav
12 Kesepakatan Bersama
13 Tekanan Darah Keluarga
14 Ketiduran....
15 OTW Merah Doa Restu
16 Calon Mertua Idaman
17 Hadiah Pernikahan yang Fantastis
18 Menyiapkan Mental
19 Teman Rasa Sodara
20 Ridho dari Bapak dan Ibu
21 Permintaan Bapak
22 Pulang Kampung
23 Nasar?
24 Keributan, Aku Melawan!
25 Mengabarkan Rindu
26 Dia Yang Memenangkan
27 Gugup
28 SAH?
29 Ada Yang Kelaparan
30 Perhatiannya Om Duda
31 Keisengan Mas Bojo.
32 Curahan Hati Mbak Lydi
33 Kabar Buruk
34 Ada Apa dengan Adiku?
35 Penuh teka-teki
36 Dukungan dari Mas Bojo
37 Melting (Baperin Anak Orang)
38 Seperti Berada Di tempat Asing
39 Fitnah Yang Mengerikan
40 Rayuan Cinta untuk Mas Bojo
41 Sambutan dari Mertua
42 Hanya Kuli?
43 Tamu dipagi Hari
44 Harta Gono Gini
45 Serangan Yang Gagal
46 Wajah Teduh Mas Suami
47 Masakan Spesial
48 Kisah Cinta Masa Lalu
49 Pangeran Hati
50 Aku yang Dapat Kado?
51 Menyiapkan Kejutan Untuk Mas Suami
52 Kejutan Salah Sasaran
53 Kado Selanjutnya
54 Menemui Jasmin
55 Amanah Dari Jasmin
56 Surat Perjanjian
57 Nama Dari Sang Idola
58 Keisengan Mas Suami
59 Tajir Melintir
60 Sesempit Inikah Dunia?
61 Jagoan Papah
62 Kado Untuk Jagoan
63 Bayi Gede
64 Harapan Untuk Sahabat
65 Jawaban Atas Doaku
66 Gombalan Baru
67 Kebiasaan Baru
68 Ada Yang Kangen Cucu Terus
69 Perwakilan Perasaan Galau
70 Pesta Orang Kaya
71 Dia yang memulai
72 Menjadi Lebih Baik
73 Menyambut Ramadhan
74 Sahur Hari Pertama
75 Saling Terhubung
76 Aku yang Terpancing
77 Keresahan Lydia
78 Kerja Sama yang Gagal
79 Calon Rekan Bisnis Baru
80 Kabar Gembira
81 Menyenangkan Hati Mas Bojo
82 Iko Alarm Untuk Sahur
83 Kabar Buruk
84 Hikmah Dari Setiap Kejadian
85 Semangat Untuk Sahabat
86 Mantan Tak dianggap
87 Kecemasan Lydia
88 Dokter Doni Mahendra
89 Semangat Baru
90 Membenci Hari Raya Tiba
91 Mamih Misel yang Aneh
92 Harapan Mamih Mertua
93 Buka Bersama Dengan Keluarga
94 Kode Cinta Perjuangan
95 Membuat Kue Lebaran
96 Supermarket Sehat
97 Ancaman David
98 Membatasi Hubungan
99 Rindu Yang Terobati
100 Menyusun kepingin kesedihan
101 Di ujung Ramadhan
102 Pertengkaran
103 Bonus Akhir Ramadhan
104 Hari Kemenangan Telah Tiba
105 Hadiah Hari Raya
106 Kelakuan calon Ayah Baru
107 Perkerjaan Baru
108 Menolong Berkedok Pekerjaan
109 Tengah Berjuang
110 Bahagia Yang Menyelimuti
111 Kecurigaan David
112 Keheranan Menantu dan Mertua
113 Duet Anak dan Ibu
114 Memanfaatkan Keadaan
115 Dua Chef Dadakan
116 Pepes Jahe
117 Tuduhan Tuan Wijaya
118 Garis Dua?
119 Diluar Prediksi BMKG
120 Tuduhan Selingkuh
121 Kegaduhan Yang Aarav Buat
122 Firasat Sang Jagoan
123 Rahasia Bos
124 Merajut Kesengsaraan
125 Penjagaan yang Extra Ketat
126 Memutar Balikkan Fakta
127 Terror Berdatangan
128 Mencari Gara-Gara
129 Korban Peram'pok
130 Ghibah Berjama'ah
131 Trauma Itu Masih Ada
132 Saling Bersitegang
133 Keresahan Hati yang Melanda
134 Obrolan yang Tidak Ada Habisnya
135 Rasa Penasaran Yang Makin Mengusik
136 Pindahan
137 Hidayah itu Datang Tidak Mengenal Tempat
138 Penolakan Dari David
139 Usaha David
140 Surat dari David
141 Menemui Bestie
142 Maaf?
143 Pipi Gembil
144 Mandiin Ikan
145 Meeting Besar
146 Memenuhi Undangan
147 Curhatan Sahabat
148 Kena Mental
149 Obrolan Seriuz
150 Kado Istimewa
151 Salah Paham
152 Keterkejutan Lydia dan Aarav
153 Hukuman Untuk David
154 Pelukan Dari Iko
155 Perpisahan Untuk Sementara
156 Pertemuan Dengan Wijaya
157 Sang Sultan
158 Jatuh Sakit
159 Bayi Manja
160 Berita Membahagiakan
161 Ketakutan Wijaya
162 Musibah, Tapi Bikin Bahagia
163 Rencana Hadi dan Aarav
164 Kemenangan
165 Azab?
166 Dua Sultan Beraksi
167 Otw Pulang Kampung
168 Rindu Yang Terobati
169 Saling Maaf Memaafkan.
170 Dendam Mimin
171 Sogokan Buat Camer
172 Senyum-senyum Sendiri
173 Telpon di Jam kunti
174 Doa yang Terkabul
175 Mimin yang Mulai Perhatian
176 Obat Kangen
177 Sakit Tiba-tiba
178 Kecemasan Aarav
179 Nasihat Sahabat
180 Konsep Yang Terbalik.
181 Masakan Spesial
182 Mimin yang Baperan
183 Kegalauan Mimin
184 Ceramah Aarav
185 Kedatangan Ortu Hadi
186 Doa Untuk Hadi
187 Teguran Langsung
188 Sogokan Untuk Camer
189 Penyesalan Julio dan Lukman.
190 Ayang?
191 Ada Apa Dengan Adikku?
192 Nasihat Dokter Sera
193 Tak Segampang Itu .....
194 Aku Cape!
195 Dijenguk Camer
196 Meminta Restu
197 Laki-laki Tidak Tau Diri!
198 Saran Dari Sahabat.
199 Nasihat Arum
200 Mencoba Berdamai
201 Kembali Pulang
202 Maaf?
203 Kabar Bahagia
204 Bahagia'nya Arum
205 Berbagi Kabar Bahagia
206 Meraih Restu
207 Pesan dari Abang.
208 Menunggu Ajal.
209 Rezeki Dalam Pernikahan
210 Rahasia Keluarga Ahmad
211 Bukan Salah Tamu
212 Aarav yang Usil
213 Tidak Selugu penampilannya.
214 Surat dari Suami
215 Gosip Mulai Berhembus Syahdu
216 Kedatangan Cucu
217 Hukum Tabur Tuai
218 Impian Yang Terwujud
219 Kabar Duka
220 Hari Berkabung
221 Kenangan Masa Remaja
222 Ortu dan Anak yang Pengertian
223 Pemandangan Alam yang Indah
224 Merajuk Ikatan Cinta
225 Iko si Juara
226 Jalan-Jalan Keluarga Bahagia
227 Liburan Keluarga Iko
228 Keluarga Bahagia
229 Nasihat Suami
230 Masakan Mamah Mimin
231 Tanga Ajaib
232 Fakta Yang sesungguhnya
233 Permintaan Maaf Dari Keluarga Dude
234 Permintaan Maaf Dari Dude (Revisi)
235 Kekepoan Mimin.
236 Ilmu Baru
237 Sikap aneh Mimin
238 Hari Bahagia Untuk Aarav dan Lydia
239 Azzam dan Azzura
240 Kado dari Abang Iko untuk Baby Twins
241 Baby Kembar Punya Abang Iko
242 Puasa Lagi?
243 Pasangan Suami Istri Bahagia
244 Keinginan Iko
245 Makan Malam Spesial
246 Iko Suka Naik Pesawat
247 Keluarga Besar Yang Hangat
248 Kebahagiaan Abadi
249 Boncabe level 1
Episodes

Updated 249 Episodes

1
Keputusan Lydia
2
Merantau
3
Bertemu Majikan Sungguhan
4
Kerja Sama, Tawaran Majikan
5
Kampungan?
6
Pekerjaan Yang Berat
7
Panggil Aku Mas!!
8
Suara Cacing Berdemo
9
Terjebak Omongan Sendiri
10
Tawaran dari Aarav
11
Sikap Ramah Aarav
12
Kesepakatan Bersama
13
Tekanan Darah Keluarga
14
Ketiduran....
15
OTW Merah Doa Restu
16
Calon Mertua Idaman
17
Hadiah Pernikahan yang Fantastis
18
Menyiapkan Mental
19
Teman Rasa Sodara
20
Ridho dari Bapak dan Ibu
21
Permintaan Bapak
22
Pulang Kampung
23
Nasar?
24
Keributan, Aku Melawan!
25
Mengabarkan Rindu
26
Dia Yang Memenangkan
27
Gugup
28
SAH?
29
Ada Yang Kelaparan
30
Perhatiannya Om Duda
31
Keisengan Mas Bojo.
32
Curahan Hati Mbak Lydi
33
Kabar Buruk
34
Ada Apa dengan Adiku?
35
Penuh teka-teki
36
Dukungan dari Mas Bojo
37
Melting (Baperin Anak Orang)
38
Seperti Berada Di tempat Asing
39
Fitnah Yang Mengerikan
40
Rayuan Cinta untuk Mas Bojo
41
Sambutan dari Mertua
42
Hanya Kuli?
43
Tamu dipagi Hari
44
Harta Gono Gini
45
Serangan Yang Gagal
46
Wajah Teduh Mas Suami
47
Masakan Spesial
48
Kisah Cinta Masa Lalu
49
Pangeran Hati
50
Aku yang Dapat Kado?
51
Menyiapkan Kejutan Untuk Mas Suami
52
Kejutan Salah Sasaran
53
Kado Selanjutnya
54
Menemui Jasmin
55
Amanah Dari Jasmin
56
Surat Perjanjian
57
Nama Dari Sang Idola
58
Keisengan Mas Suami
59
Tajir Melintir
60
Sesempit Inikah Dunia?
61
Jagoan Papah
62
Kado Untuk Jagoan
63
Bayi Gede
64
Harapan Untuk Sahabat
65
Jawaban Atas Doaku
66
Gombalan Baru
67
Kebiasaan Baru
68
Ada Yang Kangen Cucu Terus
69
Perwakilan Perasaan Galau
70
Pesta Orang Kaya
71
Dia yang memulai
72
Menjadi Lebih Baik
73
Menyambut Ramadhan
74
Sahur Hari Pertama
75
Saling Terhubung
76
Aku yang Terpancing
77
Keresahan Lydia
78
Kerja Sama yang Gagal
79
Calon Rekan Bisnis Baru
80
Kabar Gembira
81
Menyenangkan Hati Mas Bojo
82
Iko Alarm Untuk Sahur
83
Kabar Buruk
84
Hikmah Dari Setiap Kejadian
85
Semangat Untuk Sahabat
86
Mantan Tak dianggap
87
Kecemasan Lydia
88
Dokter Doni Mahendra
89
Semangat Baru
90
Membenci Hari Raya Tiba
91
Mamih Misel yang Aneh
92
Harapan Mamih Mertua
93
Buka Bersama Dengan Keluarga
94
Kode Cinta Perjuangan
95
Membuat Kue Lebaran
96
Supermarket Sehat
97
Ancaman David
98
Membatasi Hubungan
99
Rindu Yang Terobati
100
Menyusun kepingin kesedihan
101
Di ujung Ramadhan
102
Pertengkaran
103
Bonus Akhir Ramadhan
104
Hari Kemenangan Telah Tiba
105
Hadiah Hari Raya
106
Kelakuan calon Ayah Baru
107
Perkerjaan Baru
108
Menolong Berkedok Pekerjaan
109
Tengah Berjuang
110
Bahagia Yang Menyelimuti
111
Kecurigaan David
112
Keheranan Menantu dan Mertua
113
Duet Anak dan Ibu
114
Memanfaatkan Keadaan
115
Dua Chef Dadakan
116
Pepes Jahe
117
Tuduhan Tuan Wijaya
118
Garis Dua?
119
Diluar Prediksi BMKG
120
Tuduhan Selingkuh
121
Kegaduhan Yang Aarav Buat
122
Firasat Sang Jagoan
123
Rahasia Bos
124
Merajut Kesengsaraan
125
Penjagaan yang Extra Ketat
126
Memutar Balikkan Fakta
127
Terror Berdatangan
128
Mencari Gara-Gara
129
Korban Peram'pok
130
Ghibah Berjama'ah
131
Trauma Itu Masih Ada
132
Saling Bersitegang
133
Keresahan Hati yang Melanda
134
Obrolan yang Tidak Ada Habisnya
135
Rasa Penasaran Yang Makin Mengusik
136
Pindahan
137
Hidayah itu Datang Tidak Mengenal Tempat
138
Penolakan Dari David
139
Usaha David
140
Surat dari David
141
Menemui Bestie
142
Maaf?
143
Pipi Gembil
144
Mandiin Ikan
145
Meeting Besar
146
Memenuhi Undangan
147
Curhatan Sahabat
148
Kena Mental
149
Obrolan Seriuz
150
Kado Istimewa
151
Salah Paham
152
Keterkejutan Lydia dan Aarav
153
Hukuman Untuk David
154
Pelukan Dari Iko
155
Perpisahan Untuk Sementara
156
Pertemuan Dengan Wijaya
157
Sang Sultan
158
Jatuh Sakit
159
Bayi Manja
160
Berita Membahagiakan
161
Ketakutan Wijaya
162
Musibah, Tapi Bikin Bahagia
163
Rencana Hadi dan Aarav
164
Kemenangan
165
Azab?
166
Dua Sultan Beraksi
167
Otw Pulang Kampung
168
Rindu Yang Terobati
169
Saling Maaf Memaafkan.
170
Dendam Mimin
171
Sogokan Buat Camer
172
Senyum-senyum Sendiri
173
Telpon di Jam kunti
174
Doa yang Terkabul
175
Mimin yang Mulai Perhatian
176
Obat Kangen
177
Sakit Tiba-tiba
178
Kecemasan Aarav
179
Nasihat Sahabat
180
Konsep Yang Terbalik.
181
Masakan Spesial
182
Mimin yang Baperan
183
Kegalauan Mimin
184
Ceramah Aarav
185
Kedatangan Ortu Hadi
186
Doa Untuk Hadi
187
Teguran Langsung
188
Sogokan Untuk Camer
189
Penyesalan Julio dan Lukman.
190
Ayang?
191
Ada Apa Dengan Adikku?
192
Nasihat Dokter Sera
193
Tak Segampang Itu .....
194
Aku Cape!
195
Dijenguk Camer
196
Meminta Restu
197
Laki-laki Tidak Tau Diri!
198
Saran Dari Sahabat.
199
Nasihat Arum
200
Mencoba Berdamai
201
Kembali Pulang
202
Maaf?
203
Kabar Bahagia
204
Bahagia'nya Arum
205
Berbagi Kabar Bahagia
206
Meraih Restu
207
Pesan dari Abang.
208
Menunggu Ajal.
209
Rezeki Dalam Pernikahan
210
Rahasia Keluarga Ahmad
211
Bukan Salah Tamu
212
Aarav yang Usil
213
Tidak Selugu penampilannya.
214
Surat dari Suami
215
Gosip Mulai Berhembus Syahdu
216
Kedatangan Cucu
217
Hukum Tabur Tuai
218
Impian Yang Terwujud
219
Kabar Duka
220
Hari Berkabung
221
Kenangan Masa Remaja
222
Ortu dan Anak yang Pengertian
223
Pemandangan Alam yang Indah
224
Merajuk Ikatan Cinta
225
Iko si Juara
226
Jalan-Jalan Keluarga Bahagia
227
Liburan Keluarga Iko
228
Keluarga Bahagia
229
Nasihat Suami
230
Masakan Mamah Mimin
231
Tanga Ajaib
232
Fakta Yang sesungguhnya
233
Permintaan Maaf Dari Keluarga Dude
234
Permintaan Maaf Dari Dude (Revisi)
235
Kekepoan Mimin.
236
Ilmu Baru
237
Sikap aneh Mimin
238
Hari Bahagia Untuk Aarav dan Lydia
239
Azzam dan Azzura
240
Kado dari Abang Iko untuk Baby Twins
241
Baby Kembar Punya Abang Iko
242
Puasa Lagi?
243
Pasangan Suami Istri Bahagia
244
Keinginan Iko
245
Makan Malam Spesial
246
Iko Suka Naik Pesawat
247
Keluarga Besar Yang Hangat
248
Kebahagiaan Abadi
249
Boncabe level 1

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!