Waktu Molor ...

~Club 99~

Suara Sirine dari mobil polisi yang bersahutan membuat ketiga sahabat Brianna pun akhirnya terpengaruh oleh paniknya pengunjung club malam itu raib dari sisi gadis cantik itu yang sudah tak berdaya terbujur lemas di lorong tepat depan toilet setelah berhasil mengeluarkan seluruh isi dari perut mungilnya.

Gadis cantik dengan mata sayu yang bisa berbahaya jika dibiarkan sendirian terlalu lama di sarang para hidung belang, mucikari serta pengedar obat-obatan terlarang berkeliaran itu membuat setiap pasang mata yang memandangnya pun sebenarnya ikut merasa iba dan ingin menolongnya namun apa daya ketakutan para sahabatnya karena takut jika salah satu dari mereka nanti akan di tuduh sebagai pengedar narkoba juga maka dari itu ketiga sahabat yang tak tau diuntung itu pun tidak ada yang menunggu Brianna sampai menyelesaikan kegiatan muntahnya tadi.

Mereka tiba-tiba seperti hilang ditengah bumi saja.

"Kabuuuuurr!"

Suara salah satu pengunjung night club cafe itu pun semakin memprovokasi keadaan.

"Komandan kami sudah menggeledah sampai di sudut-sudut lorong, di sana saya temukan ada seorang gadis yang tergeletak di sudut lorong tapi dia menolak untuk saya bawa kemari katanya muka saya jelek."

"Pffttt hahahaha Rud Rud, malang kali nasib Lo men, biar gue aja yang ngatasin kom!"

Serunya pada sang komandan. Deni Drajat dengan pangkat sersan polisi anak buah Zach dengan kepercayaan diri yang tinggi pun mencoba untuk memboyong sang gadis mabuk yang teronggok lemas di sudut tempat di depan toilet night club itu. Deni pun mendesis lagi. "Ck mana ada cewek mabuk sadar kalo yang nangkep muka kucel kaya Lo? Coba gue yang tampan membahana tak akan bergeming walau hujan badai datang menerjang! Mau taruhan kalian? Gue jamin cewek itu bakal klepek-klepek ama gue lihat aja nanti?!"

"Hah ck udah buruan tangkap cewek itu jangan banyak omong kalian!"

"Siap komandan!"

Rudi dan Deni serentak menjawab bentakan dari Zach saat emosi polisi tampan komandannya itu sudah mulai naik pitam. Sedangkan pengedar gembong peredaran narkoba yaitu si Roy sudah tak nampak di sekitar cafe itu. Zach yang mengetahui hal itu pun sedikit gusar. Sedangkan yang sedang di cari-cari malah sibuk dengan para wanita yang siap melayananinya kapanpun di manapun bahkan saat genting sekali pun.

"Hmmm Zachary Zachary hahahaha, kamu tidak akan bisa menangkapku! Dasar Bodoh! Sshhh iya sayang Abang suka teruskan."

Sambil masih memeriksa CCTV yang tersambung ke cafe tersebut. Roy malah asyik bercin ta dengan tiga wanita sekaligus. Dilihatnya dengan mata kepalanya sendiri Disudut lorong sepi nampak gadis cantik yang telah lama di kerjanya kini malah terbujur Tan berdaya tanpa ada yang memperhatikan.

"Sshhh tunggu, aduhh itu gadis itu ada disitu ya tuhan kenapa aku nggak tahu kalo dia ditinggal Ama 3 bocil teman-temannya yang tak bertanggung jawab itu? Arggh! Mana ada si Zach lagi yang bikin aku nggak nafsu lihat kalian. Udah stop! pergi semua!"

Kembali ke Zachary ...

"Jadi ada berapa total pengunjung klub malam yang kena razia narkoba ini?"

Tanya Zach yang memimpin misi itu dengan pakaian serba hitam di dalam lampu temaram namun tak mengurangi pesonanya sedikit pun.

"Ada 27 orang 20 pria dan 7 wanita berikut 1 tukang parkir yang tak sadarkan diri komandan?"

Tatap mata tajam menembus hingga jantung lawan bicaranya yakni dengan anak buahnya Samsul.

"Hemm jadi semua 28 orang, lalu kenapa Denny lama sekali?!"

"Ohh Itu ... itu mungkin Kom, gadis itu saya tebak pasti menolak pria jelek memboyongnya kemari, tapi aneh nya komandan padahal gadis itu sedang mabuk, tapi bar-bar sekali, saya nggak tega jika menyeretnya paksa karena kulitnya sangat mulus seputih susu.

Ternyata Rudi pun juga harus ngobrol sendiri saat Zach yang sudah tidak mau menunggu lebih lama lagi hanya gara-gara 1 gadis mabuk yang membuat onar.

"Ruuuddii waktu sudah molor terlalu lama, bawa mereka semua naik ke mobil Razia, tinggal saja aku! Aku akan bereskan saja sisanya sendiri!"

Tepat dari arah dekat toilet Zach yang sudah melihat ada gadis yang berpakaian se xy tergeletak tak berdaya sontak membuatnya berinisiatif dari pada tersangka yang lain harus menunggu si putri tidur yang telah membuat semua orang terkatung-katung itu pun disuruhnya kembali terlebih dulu ke kantor polisi untuk dilakukan pengetesan intensif apakah dari ke 28 orang itu ada yang positif menggunakan narkoba atau ada indikasi salah satunya juga di temukan pengedarnya.

"Hhmmm Dont touch me?! Heyy siapa ini?"

Bentak Briana lalu tersenyum dan menyandarkan kepalanya di ceruk leher bidang Zach. Briana yang tadinya menunduk lalu melihat saja wajah tampan polisi yang menggendongnya ala bridal style sekarang, Gadis itu pun mengalungkan kedua tangannya ke leher bidang polisi tampan itu lalu saat mereka berdua sudah sampai di pelataran parkir.

Lalu ...

Gadis cantik itu pun terserang mual kembali ... "Huek heuek!"

"Ah tidak-tidak jangan muntah dulu aku masih harus melanjutkan pekerjaanku!"

Bleeeerrrghh!

Briana pun akhirnya muntah ke seluruh baju dinas Zach dan kini kondisi keduanya sudah tak berbentuk lagi. Gadis cantik itu tak bisa menahan mual di perutnya hingga sekarang ... "Eh maaf pak turunin gue, aarghhh sial!"

"Errgghh ya tuhaaan?! kamu sengaja ya muntah di bajuku supaya kamu ngga jadi di periksa di kantor polisi hah?!"

"Ehh pak, hmm maafin gue tapi nggak mungkin kan kita berangkat ke kantor polisi dengan kondisi bau muntah seperti ini, yuk ganti baju dulu dan mandi di rumah gue, rumah gue deket hanya beberapa blok aja?! please gue nggak nyaman juga pakaian dalam gue yang sepertinya udah basah pak please? Mau ya?"

Ucap Brianna seraya memohon kepada lelaki itu sambil mengeratkan kedua tangannya dan memasang wajah puppy eyesnya.

"Heh okay ... okay ... baiklah tapi awas kalau kamu sampai berusaha kabur gadis nakal!"

Ucap Zach seraya menghela nafasnya kasar.

"Hmm iya igh bawel!"

Bibir gadis cantik itu pun di monyongkan sampai 5 cm hingga keduanya pun beriringan berkendara mengelilingi jalanan ibu kota untuk menuju ke Penthouse milik gadis cantik itu di ...

~ Bougenville Appartment and Residence ~

Incoming Call ...

Samsul Sersan 1

"Halo ya Sam?"

"Kom, kami sudah memeriksa semua tersangka yang tadi kita tangkap tinggal menunggu hasil tes urine mereka satu persatu Kom."

Sambil masih menyetir mengikuti mobil sport milik Briana, Zach, pun kemudian masuk ke area parkir basement komplek appartment mewah yang ternyata juga masih milik Laurent Group, Daddy Briana sendiri.

"Ngomong-ngomong apa Kom sudah dalam perjalan ke kantor dengan gadis tadi Kom?"

Zach pun gusar dan berpikir sejenak karena kalau dia sampai mengatakan yang sebenarnya Zach takut akan muncul rumor yang tidak tidak.

"Ow good job Samsul aku mungkin agak terlambat balik ke kantor. Aku nitip anak-anak dulu."

"Oh tumben banget komandan muji gue, kesambet kali ya?" batin Samsul pun bergemuruh.

"Ohh baik kalo gitu Komandan, met kencan Ama mbak cantik tadi ya hehehe!"

"Hey sembarangan!"

Call ended ...

"Arghh sia!"

Lalu ...

Tok tok ...

Blep!

Suara pintu mobil Zach pun di buka dan ditutup kembali.

Kondisi pak Zack setelah terkena muntahan

"Ayo pak turun ikuti gue?! Udah dong mata gue ternoda nih?"

Briana pun sampai terpesona melihat penampakan indah didepan matanya. Merasa malu ia hendak menutup wajah dengan kedua telapak tangannya. Namun, hal itu percuma, saat satu mata gadis itu masih Terbuka dan menatap jelas diantara sela jari yang terbuka.

To be continued...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!