Sore itu seorang gadis kecil tengah duduk dalam lamunanya, dia sedang menatap kosong ke luar jendela kamarnya. Hujan terlihat masih turun walau sudah tidak terlalu deras. Sudah tidak ada petir ataupun awan hitam yang bergulung-gulung namun mendung di hati Jesslyn justru semakin tebal, dia selalu mengingat kata-kata Mike ayah Mike yang kejam tak berperasaan, sering melakukan kekerasan dalam rumah tangga, namun ibu Mike kekeh ingin mempertahankan pernikahan tersebut.
Jika saja Jesslyn memiliki ayah, apakah ayahnya adalah orang yang kasar seperti ayah mike atau seseorang yang berhati mulia seperti kakeknya. Jesllyn menatap ke depan, sorot matanya menatap ke arah bunga yang layu walau sudah terguyur air hujan.
"Bunga yang layu, layu seperti hatiku. Aku ingin di peluk hangatnya seorang ayah seperti bunga itu memerlukan pupuk untuk bertahan hidup, namun apa hubungannya aku dengan pupuk, pupuk adalah sumber makanan untuk bunga bertahan hidup sementara aku juga ingin memiliki ayah untuk menyempurnakan hidup."
Jesslyn mengucapkan kata-kata itu dengan konyolnya, dia berhayal memiliki ayah yang bisa memeluknya, membacakan cerita pengantar tidur ataupun membantunya belajar dan mengerjakan pekerjaan rumah saat ibunya sibuk memasak dan membereskan rumah, namun nyatanya Jesslyn kecil di tuntut dewasa oleh ke adaan, tidak ada bantuan untuk dia mengerjakan pr dan tidak ada dongeng sebelum tidur.
"Jesslyn apa yang kamu lihat?" ucap Berryl yang tengah mengeringkan rambut, dia mendapati putrinya tersebut sedang menatap hamparan bunga mawar yang tersiram air hujan lewat jendela kamarnya.
" Ibu apakah tiongkok itu indah? apakah lebih indah dari Rose Garden?" tanya Jesslyn tanpa mengalihkan pandangan.
" Jesslyn kecil. Jika kamu sedang bicara dengan ibu jangan menghadap kesana itu tidak sopan nak." ucap Berryl sambil duduk di kasur Jesslyn dan masih mengusap rambutnya dengan handuk.
"Ibu.."
"Jesslyn kecil, memang di sana cukup indah namun daripada hujan emas di negeri orang lebih baik hujan batu di negeri sendiri. Kamu tau artinya itu? itu artinya bagaimana pun senang nya di negeri orang, masih senang hidup di negeri sendiri paham kamu Jess."
"Ibu, bukankah ayahku juga orang sana?" tanya Jesslyn lagi.
Lagi-lagi pertanyaan seorang ayah, huft pertanyaan tersebut membuat Berryl menghela nafas. Sosok ayah mungkin adalah yang di butuhkan oleh Jesslyn namun siapa yang bisa menjadi ayahnya. Berryl tidak menyukai laki-laki manapun dan dia juga takut jika salah memilih jodoh mungkin bisa membuat Jesslyn kecil menderita.
"Sudahlah ibu, kembalilah ke kamarmu. Aku tidak ingin ayah aku hanya ingin pergi ke Tiongkok melihat besarnya pernikahan yang mungkin tidak bisa lagi ku lihat lain kali, kemudian aku akan kembali pulang bersamamu." ucap Jesslyn sambil memeluk ibunya, Jesslyn tau ibunya memang paling pantangan jika membahas seorang ayah. Berryl tidak pernah menjawab pertanyaan tentang ayah dan juga selalu menjadi diam jika ada topik tersebut.
"Baiklah, jika begitu. Seminggu lagi ibu akan mengajakmu ke Tiongkok. Sekolah lah dengan baik biar ibu mengatur semuanya, Jesslyn jika kamu menginginkan pernikahan megah suatu saat nanti ibu pasti berusaha untuk mewujudkannya kamu tahu itu." jawab Berryl sambil menyentuh hidung putrinya tersebut, Jesslyn tersenyum sambil mengangguk sementara Berryl segera pergi setelah mencium kening anak semata wayang nya tersebut.
Terlihat langit sudah ke kuning-kuningan, Jesslyn masih termenung di ambang jendela, dia masih melihat hamparan ribuan bunga mawar tersebut sangat indah namun dia berduri dan bisa menyakiti.
Jesslyn membuka sebuah buku, buku tersebut berisi tentang sebuah teknik dalam peretasan tingkat tinggi, namun itu hanya sebuah teknik tidak bisa di buktikan tanpa uji coba. Dia keluar dari ruang kamarnya, kemudian menghampiri kakeknya.
"Kakek, bisakah kamu meminjami aku sebuah laptop?" tanya Jesslyn sambil menarik lengan baju kakeknya.
"Jesslyn untuk apa laptop. ibumu akan marah jika tahu kamu bermain benda tersebut."
"Kakek aku sudah juara ujian, ibu bilang aku boleh menonton kartun kesayanganku jika aku juara satu." ucap Jesslyn manja.
gadis kecil itu naik ke pangkuan kakeknya kemudian dia mencium pipi tua keriput tersebut. Kakeknya menghela nafas kemudian menyerahkan sebuah laptop yang tidak jauh dari tempat duduknya.
"Ini ambillah, ingat jangan main hingga larut malam atau ibumu akan mengamuk seperti singa betina."
Kakeknya mengucapkan itu sambil menyerahkan laptop dengan warna silver tersebut ke tangan cucu kesayangannya, jesslyn tersenyum dia menerima benda tersebut kemudian membawanya masuk kedalam kamar.
Dalam kamarnya dia memulai program baru dalam pencurian data perusahan, namun perusahaan siapa yang hendak dia coba, akhir-akhir ini tidak ada anak-anak nakal yang sering menganggunya, Mike pun sudah berubah menjadi seorang teman dan siswa yang baik.Dalam hal menyembunyikan data dia nomor satu namun dia masih tidak puas dengan hasil yang dia capai saat ini dia terus belajar dan belajar ingin mengalahkan hacker-hacker top dunia.
"Perusahaan Lan Tiongkok tidak mungkin, perusahaan Ji teman ibu. Bagaimana jika langsung menerobos perusahaan nomor 1 Song." ucap Jesslyn mengangguk dan tersenyum sendiri.
Jesslyn terus menggerakkan tangannya namun kecepatan laptop milik kakeknya tidak sebagus komputer ibunya, dia selalu di tangani dengan baik oleh perusahaan tersebut ketika hendak masuk.
"Ahhhhh... Sial sekali orang-orang seperti apa yang bekerja di perusahaan raja ini, sulit sekali masuk ke dalam."
Jesslyn mengerutu sambil *******-***** selimut nya, dia kesal sekali karena dia sudah memandangi layar monitor tersebut selama dua jam namun tetap tidak ada hasil.
"Oh iya, jika tidak bisa masuk dari sistem dengan ke amanan ter-rendah maka bisa masuk langsung ke komputer presdir." ucap Jesslyn.
Jesslyn hendak meretas sistem keamanan komputer dan kantor presiden direktur Song Group namun dia di kejutkan dengan panggilan ibunya dari luar yang mengajak bocah lima tahun itu untuk pergi makan malam.
"Lihat Song, bahkan Tuhan tidak membantuku untuk meretas perusahaanmu." ucap Jesslyn sambil mematikan monitor di depannya.
Jesslyn beranjak dari tempat tidurnya kemudian dia keluar untuk makan bersama-sama ibunya dan kakeknya seperti biasa. Malam yang semakin larut Jesslyn tengah terdiam di kamar tidurnya yang berukuran cukup besar tersebut, di temani oleh lampu bintang dan bulan yang berada di langit-langit kamar tidur.
Grub Song, Gadis itu masih sangat penasaran dengan perusahaan yang tidak bisa dia bobol tersebut namun dia tidak bisa mencoba nya lagi karena jika dia ketahuan ibunya bermain komputer atau laptop di malam hari mungkin besok dan seterusnya dia akan mendapat hukuman dari ibunya tidak bisa memakai benda-benda tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
bibi
next
2023-03-04
2