Hari minggu yang cerah, mentari telah terbit dari ufuk timur. Berryl tidak bekerja hari ini dia hanya ingin berolahraga dengan putri semata wayangnya tersebut dengan berlari-lari kecil di taman. Perasaan bahagia bercampur aduk dia menyaksikan gadis kecilnya tumbuh dengan sehat tanpa kekurangan apapun namun Jesslyn tumbuh tanpa kasih sayang seorang ayah.
Berryl dan Jesslyn memakai pakaian yang sama mereka pamit kepada Antonio untuk berolahraga sementara laki-laki paruh baya itu memilih di rumah mengerjakan hal-hal kecil seperti memasak sarapan untuk anak dan cucunya.
Jeslyn dan ibunya sudah sampai di taman mereka duduk di atas sebuah kursi kecil, nafasnya ter engah-engah. Mereka berdua duduk sambil berbincang-bincang santai dengan sesekali mengelap keringat yang membasahi tubuh mereka, namun siapa sangka seorang tangan mungil menyerahkan sebuah boneka dan air mineral di depan Jesslyn dan itu di lihat langsung oleh Berryl.
"Nih, buat kamu. Kamu benar lebih baik tidak memiliki ayah daripada memiliki ayah seperti Steven." ucap anak laki-laki itu yang tak lain adalah Mike Steven.
"Bukankah sudah ku bilang. Tidak ada gunanya memilki ayah yang kasar seperti papamu. Apa yang terjadi ayo ceritakan padaku."
Jesslyn berucap sambil merangkul pundak anak laki-laki bertubuh gendut tersebut dia juga mengambil boneka dan air mineral di tangan Mike kemudian membaginya dengan ibunya.
"Pagi tadi ayah dan ibuku bertengkar. Aku tidak suka melihat ayah memukuli ibu karena dianggap lalai dalam mengurus perusahaan membuat perusahaan mengalami penurunan dalam semalam. Jesslyn apa menurutmu tidak lucu, ibuku setiap hari hanya mengurus rumah tidak bekerja tapi dia berkata seolah-olah semua salah ibuku." ucap Mike bercerita.
"Oh." hanya itu jawaban dari Jesllyn bagaimanapun dia salah karena dialah yang membuat perusahaan itu menurun dalam semalam, dan itu artinya secara tidak langsung dialah yang membuat Steven memukul Molly.
"Hai nak! Namamu Mike kan?"
"Iya tante, Hallo." jawab Mike malu.
Berryl tidak menyadari jika itu perbuatan putrinya membuat perusahaan Steven surut dia hanya menganggap Jesslyn tidak paham tentang apa yang di katakan oleh Mike.
"Pertama tante mau bertanya dari mana kamu mendapatkan boneka ini?" ucap Berryl sambil meraih boneka teddy yang ada di tangan Jesslyn.
"Maaf tante itu hanya boneka murah yang ku dapat dari mesin capit di kios sebrang jalan. Awalnya aku tidak ingin menbawa boneka itu karena ayah pasti akan memukulku melihat aku seorang laki-laki membawa boneka, tapi aku melihat tante dan Jesslyn berlari lalu aku berfikir boneka adalah barang tepat untuk di simpan oleh seorang perempuan." jawab Mike takut.
"Ini bukan tentang harga nak, tapi ini tentang kejujuran." ucap Berryl membelai kepala Mike.
"Aku mendapatkan nya secara jujur tante."
"Baiklah Mike. Poin kedua, kamu tidak boleh berbicara buruk tentang ayah dan ibumu di luar rumah seperti ini. Naik turunnya sebuah perusahaan itu adalah hal biasa. Dan ketiga kamu tidak boleh lari dari rumah, jadi sekarang Mike kamu pulanglah ibumu akan panik jika mendapati kamu tidak ada di rumah."
Berryl menjelaskan kepada anak laki-laki tersebut, Mike mengangguk kemudian dia hendak berjalan pergi namun Berryl mengeluarkan beberapa bungkus permen dari dalam kantung celananya.
"Kakek bilang permen ini adalah permen kebahagiaan, kakek selalu memberikan ini jika aku habis di omelin ibuku. Jadi ini buatmu."
Mike menatap beberapa bungkus permen yang kini ada di telapak tangannya, dia adalah orang yang selalu mengejek Jesslyn namun siapa sangka gadis kecil itu justru sangat baik padanya dan ibunya pun sangat ramah. Jesllyn menatap punggung Mike yang mulai menjauh kemudian dia sendiri mengikuti ibunya untuk pulang karena memang hari sudah semakin siang.
Dia membawa boneka yang di berikan Mike kepadanya. Mike sering kali mengejeknya namun tidak bisa di pungkiri dia merasa iba melihat wajahnya yang sering di pukul oleh ayahnya.
"Alangkah baiknya jika dia tidak sering mengejekku." ucap Jesslyn yang berjalan dalam gandengan ibunya.
"Jesslyn, masa-masa seperti kalian ini belum waktuny untuk segala sesuatu di masukkan kedalam hati. Terkadang Mike tidak sadar jika ucapan dan kelakuannya menyakiti hati seseorang."
Berryl menjelaskan kepada putrinya itu, Jesslyn pun mengangguk dan tidak butuh waktu lama mereka sudah sampai rumah.
"Kakek, aku mau makan. Aku lapar!."
Laki-laki tua itu menggelengkan kepalanya kemudian di menyuruh cucunya tersebut untuk mencuci tangan terlebih dahulu.
"Berryl aku baru saja melihat di televisi bahwa sebentar lagi nona besar Ji akan menikahi tuan muda Lan. Bukankah dulu kalian adalah sahabat baik, apakah kalian tidak ingin hadir di pesta pernikahan mereka."
Antonio yang sedang menyiapkan sarapan tersebut berkata hingga membuat Berryl yang sedang meneguk air dari dalam gelas tersedak.
"Uhukkk... Uhuk.... kita sudah lama lost contac ayah. jika aku kesana lalu tidak di terima itu akan mempermalukan keluarga Ivona di seluruh dunia." ucap Berryl.
Antonio tidak melanjutkan ucapannya dia kini hanya fokus kepada makanan yang ada di depannya namun beda dengan Berryl dia justru memikirkan tentang itu mengingat hubungan baik mereka beberapa tahun lalu.
"Wah keluarga Ji dan Keluarga Lan ya bu, bukankah itu adalah dua keluarga besar setelah keluarga Song. Oh iya Jesslyn dengar dari teman-teman Jesslyn jika keluarga Song ahli dalam peretasan ya bu." ucap Jesslyn sambil duduk di kursi meja makan.
"Jesslyn, jangan dengarkan omong kosong teman-temanmu. Keluarga Song adalah raja bisnis di negara tersebut tidak ada hubungannya mereka dengan dunia hacker atau peretasan. Mereka memiliki perusahaan yang sangat besar, 20 kali lebih besar dari perusahaan kita." ucap Berryl menjelaskan kepada putrinya, karena memang selama dia di negara tersebut dia tidak pernah mendengar jika Song Group ahli dalam meretas sistem.
"Huh, andaikan saja kita di undang ke pernikahan mewah tersebut pasti banyak sekali makanan enak." ucap Jesslyn kecil mengerutu.
"Ya walaupun tidak se-enak makanan kakek tapi setidaknya bisa mencicipi makanan berbagai negara." lanjut Jesllyn.
"Jika kamu ingin ke sana, aku akan membawamu." ucap Berryl dengan senyuman.
Mendengar hal itu Jesslyn sangat gembira dia menyelesaikan makannya dengan sangat cepat dan tidak menyisakan sedikitpun sisa makanan. Berryl menggeleng memang benar anak-anak adalah orang paling semangat jika berkaitan dengan bepergian. Namun entah dengan Berryl dia merasa ada sesuatu yang berat yang membuatnya enggan untuk pergi ke sana.
"Elin apakah kamu masih ingat aku." ucap Berryl dalam hatinya.
keluarga Ji dan Lan bersatu berita itu benar-benar menghebohkan seluruh dunia.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
bibi
uo
2023-03-04
1
Ririn ardya
lanjut thor semangat upnya cerita makin seru jangan lama2 upnya pertemukan jeslyyn sama bapaknya
2023-02-05
1
Graldina Sinaga
wihh,makin seru nihh..
semangat up nya thor
2023-02-05
1