Pagi harinya Jesslyn seperti biasa di antar sampai gerbang taman kanak-kanak, Ibunya tidak pernah mengantar Jesslyn masuk ke dalam sekolah, dia hanya mengantar Jesslyn hingga gerbang saja. Siapa sangka hari itu dia melihat Molly sedang mengantar putranya Mike ke sekolah hari itu. Tubuhnya yang setinggi 160 cm dan rambut pendek nya masih seperti dulu hanya saja dia terlihat lebih tua hari ini.
"Ibu harusnya kamu melayani ayah sialan saja di rumah. Dia pasti akan memaki-makimu jika dia tau kamu mengantarku ke sekolah. Dia bilang anak laki-laki harus tumbuh cepat agar bisa lebih mandiri." ucap Mike dengan nada kesalnya.
"Mike, jangan seperti itu dia adalah ayahmu." jawab Molly dengan senyuman ke ibuannya.
Berryl mendengar semuanya, dia merasa jika Steven memperlakukan Molly dan putra mereka dengan tidak cukup baik, namun dia hanya melihat dari dalam mobil saja tidak untuk keluar mobil.
"Jesslyn apa kamu mau ikut ibu ke kantor. Kenapa kamu masih duduk di situ dan belum turun juga." ucap Berryl dengan kesal mendapati putrinya masih sibuk membuka bungkus snack di dalam mobil.
Jesslyn tidak menanggapi itu dia paling tahu ibunya adalah wanita yang kasar di mulut tapi lembut di hati, dia turun begitu saja kemudian berjalan masuk ke dalam sekolah tanpa menutup pintu, dan karena hal tersebut Molly melihat Berryl di dalam mobil. Wanita tersebut menundukkan kepala malu untuk melihat Berryl.
Berryl membunyikan klakson kemudian berlalu pergi dari sana, ada perasaan sakit lelah dan kecewa dan juga kasihan melihat kehidupan Molly, namun dia tidak ingin berhubungan lagi dengan wanita yang dia anggap merusak hidupnya tersebut. Namun Berryl dan Molly adalah sahabat dari kecil dulu mereka selalu berjalan kemana-mana bersama siapa tahu akhirnya Molly lah yang mengambil Steven dari dalam pelukannya.
Apa yang terjadi pada waktu itu kenapa tiba-tiba Steven memutuskan untuk menikahi Molly tanpa memberitahu dia sebelumnya bahkan Steven masih berhubungan baik dengan Jesslyn sebelum malam musim panas tersebut, dan apa sebabnya perusahannya jatuh ada kaitannya dengan mereka. Namun Berryl tidak ingin banyak bertanya, dia lebih memilih untuk diam.
Sementara itu Molly masih melihat mobil Berryl yang perlahan mulai menjauh, entahlah bagaimana perasaannya.
"Ibu, kenapa melamun. Itu bibi Berryl ibunya Jeslyn." ucap Mike sambil menarik tangan ibunya.
"Kalau gitu Siapa ayah Jesslyn?" tanya Molly penasaran.
Mike mengangkat bahunya, dia tidak tahu selama ini Jesslyn selalu di juluki anak haram tanpa ayah. Siapa yang tau ayah Jeslyn dia adalah seorang anak tanpa ayah.
"Entahlah." jawab Mike sambil melengang pergi.
Bocah gemuk itu pergi begitu saja meninggalkan ibunya yang masih terus berfikir di luar gerbang sekolah. Mengapa bisa ada anak se usia Mike. Apakah anak tersebut hasil hubungan Berryl di luar negeri.
Molly ingin bertanya namun tidak bisa, saat ini Berryl pasti sangat membenci nya karena dia yang mengambil Steven darinya. Tanpa tau kisah di masalalu tapi yang jelas Berryl pasti membencinya walau perempuan itu tidak tau alasan yang sebenarnya.
Siang itu mendung bergulung-gulung di langit, kenapa tiba- tiba langit mendung. Jesslyn duduk di teras sekolah dia sedang termenung sambil menunggu ibunya menjemputnya, guntur gemuruh badai kilat menyambar, petir tak henti-hentinya menyambar. Mike melihat jeslyn termenung sendirian tidak ada bu Jasmine yang menemaninya mungkin guru muda itu sedang sibuk menenangkan siswa siswi yang lainnya.
"Apa kau takut Jesslyn?" tanya Mike sambil duduk di samping Jesslyn.
"Hem. Apa kamu juga takut?" tanya Jesslyn kembali.
"Jangan takut Jesslyn, aku sudah terbiasa menerjang hujan badai ketika pulang sekolah. Kamu tau ibuku jarang sekali menjemputku atau mengantarku ke sekolah, jadi aku harus tumbuh dengan berani." ucap Mike sambil menatap ke derasnya air hujan.
Jesslyn menoleh ke arah Mike, gadis itu tidak tau kenapa Mike kecil yang terbiasa dengan kekuatan otot dan selalu menggertaknya harus mengalami hal itu.
"Kamu jangan kaget Jess, itu karena jika ibu mengantar dan menjemputku dan itu ketahuan ayah maka ibu akan di pukul."
"Lalu kenapa kamu selalu menggertakku dan menghinaku?"
Mike langsung berdiri tegak kemudian menangis, dia juga berkata.
"Itu karena aku iri, kamu tidak punya ayah tapi kamu selalu di prioritaskan oleh orang tuamu. Aku iri Jesslyn."
"Laki-laki gemuk, kamu jangan menangis anak laki-laki tidak boleh menangis. Lebih baik kita berteman saja aku akan membantumu memperbaiki mata pelajaranmu biar kita bisa seimbang." ucap Jesslyn sambil tetap duduk.
"Janji kelingking."
"Baiklah. Walaupun aku merasa janji seperti ini terlalu kekanak-kanakan tapi yasudah."
"Jesslyn tapi kita memang masih anak-anak." ucap Mike
hujan tak kunjung reda jam sudah menunjukkan pukul 15.00 sebuah mobil berwarna hitam masuk ke dalam halaman sekolah mewah tersebut. Jesslyn tersenyum melihat ibunya menjemputnya.
"Jesslyn ibumu sudah datang aku pulang dulu ya." ucap Mike sambil mengenakan jas hujannya.
"Tunggu Mike, kita pulang bersama saja nanti kamu bisa masuk angin jika kedinginan." ucap Berryl yang keluar dari dalam mobil sambil membuka payung.
"Tidak perlu tante, aku sudah biasa." jawab Mike.
"Hitung-hitung rasa terima kasih tante karena kamu sudah menemani Jesslyn di tengah derasnya hujan. Tante juga tidak terlalu berani untuk mengemudi di tengah derasnya hujan dan sambaran petir."
Mike tertegun wanita itu sangat lembut, andaikan saja Berryl adalah ibunya mungkin dia akan sangat bahagia. Oh tidak, apa yang dia pikirkan ibunya adalah wanita terbaik di seluruh dunia.
Berryl membawa payung untuk menjemput Jesslyn, dia mengulangi hal yang sama untuk menjemput Mike masuk ke mobil, jarak termpuh rumah mereka memang berbeda Berryl dan Jesslyn masih tinggal di Rose garden sedangkan Mike tinggal di apartemen yang tidak jauh dari sekolahnya.
Sepanjang perjalanan Mike hanya diam saja, sementara Jesslyn berceloteh bercerita kepada ibunya. Berryl mungkin memang tidak suka kepada ayah dan ibu Mike namun dia adalah seorang ibu, naluri ke ibuannya tidak bisa atau tidak tega membiarkan Mike berjalan sendirian pulang dari sekolah.
Berryl mengantar Mike sampai parkiran apartemen tempat tinggal Steven, dia masih ingat lantai dari apartemen yang di tinggali oleh mantan pacarnya itu.
"Apakah ayah dan ibumu masih tinggal di sini Mike?" ucap Berryl saat mereka sampai di komplek apartemen mewah tersebut, gedung pencakar langit yang menjulang tinggi pernah menjadi saksi cinta Berryl dan Steven.
"Iya tante."
"Apakah kamu bisa naik ke atas sendiri?" tanya Berryl khawatir.
"Bisa tante aku selalu melakukannya sendirian."
"Baiklah jika begitu, hati-hati tante antar sampai sini."
Mike mengucapkan terima kasih kemudian di balas dengan senyuman oleh Berryl, setelah anak laki-laki tersebut turun dan berjalan menjauh menuju lift Berryl memutar kemudi membawa mobilnya meninggalkan tempat itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
bibi
up
2023-03-04
1
Ririn ardya
dikit banngét thor upnya jadi gemes lagi seru
2023-02-07
1