"Huft..."
Arshaka menghembuskan nafasnya lelah seraya menyandarkan kepalanya pada kursi belakang mobilnya yang saat ini sedang dikendarai oleh Yazdan itu.
"Capek banget ya, Bang?" tanya Yazdan dari balik kemudinya.
"Lumayan lah, Dan. Kan kamu juga tau sendiri gimana susahnya negosiasi sama Mr. Chou. Beliau selalu mintanya yang perfect, tapi cepat dan efisien," jawab Arshaka.
"Iya sih, Bang. Dari dulu Mr. Chou kan memang tipe orang yang perfeksionis banget. Tapi sekalinya kita dapat kepercayaan dari beliau, maka semua proposal yang kita ajukan pasti lancar tanpa perlu banyak revisi lagi," kata Yazdan.
"Nah, itu dia. Makanya Abang juga selalu berusaha untuk bisa menjaga kepercayaan dari beliau. Bekerja sama dengan perusahaan Mr. Chou sangat menguntungkan bagi perusahaan kita," ucap Arshaka.
"Iya, Abang bener banget. Oh iya, udah waktunya buat makan siang nih. Abang mau makan siang dimana?" tanya Yazdan.
"Abang nggak begitu lapar, Dan. Kamu aja yang makan, Abang ngikut kamu aja," jawab Arshaka.
"Aku juga nggak begitu lapar sih, Bang. Tapi sepertinya Abang butuh nge-refresh pikiran sejenak deh. Gimana kalau kita ngopi ke kafe, Bang?" tawar Yazdan.
Mendengar kata 'kafe' yang disebutkan oleh Yazdan tadi, Arshaka seketika langsung teringat dengan kafe yang kemarin didatangi oleh gadis cantik yang sempat ditemui oleh Arshaka di toko buku dulu itu.
"Gimana kalau kita ke kafe Awan, Dan? Kamu tau kan kafe Awan? Yang di dekat kampus Deyza sama Shila itu," usul Arshaka kemudian.
"Oh, kafe Awan yang itu ya, Bang. Iya sih, Bang, disana emang nyaman banget sih tempatnya. Makanan sama minumannya juga enak dan variatif. Recommended banget deh pokoknya," balas Yazdan antusias.
"Eh, kamu sering kesana ya, Dan?" tanya Arshaka penasaran.
"Sering sih enggak, Bang. Tapi emang beberapa kali pernah kesana juga. Diajakin sama Deyza juga waktu itu awalnya," jawab Yazdan.
"Oh, gitu ya. Ya udah, kita kesana aja ya, Dan," ucap Arshaka kemudian.
"Oke, Bang," balas Yazdan.
Yazdan pun kemudian mengemudikan mobil milik Arshaka yang sedang dia kendarai itu menuju ke arah kafe Awan. Sementara Arshaka diam-diam mengulum senyum tipis. Di dalam hatinya Arshaka sangat berharap semoga dirinya bisa bertemu dengan gadis cantik kemarin itu di kafe tersebut.
Setibanya di kafe Awan.
Yazdan memarkirkan mobil yang dia kendarai itu di halaman kafe Awan. Setelah melepaskan jas dan dasi masing-masing, Arshaka dan Yazdan pun kemudian turun dari dalam mobil dan langsung masuk ke dalam kafe Awan tersebut.
"Selamat datang di kafe Awan," sapa seorang pelayan yang berdiri di dekat pintu masuk kafe itu.
Arshaka dan Yazdan menganggukkan kepala mereka singkat seraya tersenyum.
"Meja untuk berapa orang, Kak?" tanya pelayan tersebut kemudian.
"Dua orang, Mas," jawab Yazdan.
"Oh, iya. Mari, silahkan ikuti saya," kata pelayan tersebut.
Arshaka dan Yazdan pun lalu mengikuti pelayan tersebut yang mengantarkan mereka berdua ke sebuah meja dengan dua buah kursi, yang terletak di dekat jendela kaca kafe tersebut.
"Silahkan, Kak," ucap pelayan tersebut mempersilahkan.
"Makasih," balas Arshaka dan Yazdan.
Arshaka dan Yazdan pun kemudian mendudukkan diri mereka di kursi yang saling berhadapan di samping meja tersebut.
"Silahkan dilihat menunya, Kak," kata pelayan tersebut seraya menyerahkan buku daftar menu kepada Arshaka dan Yazdan.
"Nanti kalau sudah mau pesan, kakak tinggal panggil kami saja, ya. Saya permisi kembali ke depan dulu," pamit pelayan tersebut kemudian.
"Oke. Makasih ya," balas Yazdan.
Arshaka dan Yazdan kemudian membuka buku menu di hadapan mereka tersebut. Tetapi baru saja mereka berdua membuka buku menu tersebut, tiba-tiba saja ponsel milik Yazdan berbunyi dengan nyaring.
Yazdan lalu mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celananya. Dilihatnya siapa yang sedang menelpon dirinya saat ini.
"Mama," ucap Yazdan sedikit terkejut.
"Angkat aja, Dan. Siapa tau penting," kata Arshaka.
Yazdan menganggukkan kepalanya pelan. Yazdan kemudian menggeser tombol hijau pada layar ponselnya tersebut.
"Halo. Assalamu'alaikum, Ma," sapa Yazdan setelah sambungan teleponnya terhubung.
"......."
"Kakak emang lagi di luar juga sih Ma sama Bang Shaka. Ya udah, nanti kakak ijin sama Bang Shaka dulu ya, Ma."
"......."
"Iya, Ma. Oke. Wa'alaikumsalam."
Yazdan mengakhiri panggilan teleponnya dengan sang Mama.
"Ada apa, Dan?" tanya Arshaka.
"Mama minta dijemput, Bang. Minta dianterin ke rumah nenek. Sopir di rumah lagi libur, pulang ke kampungnya. Nenek lagi nggak enak badan kata Mama," jawab Yazdan.
"Oh. Ya udah, kalau gitu kamu buruan jemput Mama Ayumi terus anterin Mama Ayumi ke rumah nenek aja sekarang. Bawa aja mobil Abang, nggak pa-pa," kata Arshaka kemudian.
"Abang nggak pa-pa aku tinggal dulu? Mobilnya aku bawa juga loh ini," tanya Yazdan.
"Ya nggak pa-pa, Dan. Abang tungguin kamu disini. Atau kalau nanti Abang mau balik ke kantor duluan, Abang pasti kabarin kamu juga," jawab Arshaka.
"Iya deh. Kalau gitu aku tinggal jemput Mama dulu ya, Bang. Assalamu'alaikum," pamit Yazdan.
"Iya, Dan. Wa'alaikumsalam. Hati-hati kamu bawa mobilnya," jawab Arshaka sekaligus berpesan.
"Oke, Bang," balas Yazdan.
Yazdan kemudian kembali bangun dari duduknya. Setelah itu Yazdan pun lalu keluar meninggalkan kafe Awan tersebut.
Arshaka kembali melanjutkan melihat-lihat buku menu tersebut. Setelah menentukan apa yang akan dia pesan, Arshaka pun kemudian memanggil pelayan di kafe tersebut.
"Mbak," panggil Arshaka kepada seorang pelayan wanita yang sedang berdiri di dekat meja kasir saat ini.
"Iya," balas pelayan wanita tersebut seraya berbalik menghadap ke arah Arshaka.
Dan begitu terkejutnya Arshaka karena ternyata pelayan wanita itu adalah gadis cantik yang kemarin sempat bertemu dengan Arshaka di toko buku waktu itu.
"Kamu ---" Arshaka tidak melanjutkan perkataannya.
"Eh. Kakak yang kemarin di toko buku itu, kan?" kaget gadis cantik itu juga setelah berdiri di hadapan Arshaka.
"Ah, iya. Itu aku," jawab Arshaka dengan tersenyum senang.
"Wah, nggak nyangka ya Kak kita bisa ketemu lagi disini," ucap Fafa, gadis cantik itu.
"Iya nih. Eh, kamu kerja disini, ya?" tanya Arshaka kemudian.
"Enggak kok, Kak. Sebenarnya kafe ini milik kakak aku. Dan tiap pulang kuliah aku memang selalu kesini. Ya, cuma bantu-bantu gitu deh," jawab Fafa.
"Oh, gitu ya. Jadi kafe ini punya kakak kamu?" tanya Arshaka lagi.
"Iya, Kak. Oh iya, kakak mau pesen apa?" jawab Fafa sekaligus menanyakan pesanan Arshaka.
"Oh iya, satu capuccino panas sama cake coklat, ya," jawab Arshaka kemudian.
"Satu capuccino panas sama satu cake coklat ya, Kak," ulang Fafa seraya mencatat pesanan Arshaka tersebut.
"Iya," ucap Arshaka.
"Oke. Ditunggu sebentar ya, Kak. Aku tinggal ke belakang dulu," kata Fafa seraya tersenyum, sekaligus berpamitan.
"Iya," balas Arshaka dengan tersenyum senang juga.
Fafa kemudian berbalik dan meninggalkan Arshaka yang masih saja terus tersenyum senang saat ini. Arshaka merasa bersyukur karena akhirnya dirinya bisa bertemu kembali dengan gadis cantik yang beberapa hari ini selalu mengganggu pikiran Arshaka tersebut.
Entah apa yang sebenarnya sedang terjadi kepada dirinya saat ini. Arshaka belum pernah merasakan perasaan seperti ini terhadap seorang gadis sebelumnya. Arshaka selalu memikirkan gadis cantik itu. Arshaka juga merasa selalu ingin bertemu dengan gadis cantik itu. Dan ketika mereka sudah bertemu, rasanya hati Arshaka begitu bahagia dan berbunga-bunga. Seperti saat ini.
Tidak lama kemudian, Fafa kembali menghampiri meja Arshaka dengan membawa pesanan dari Arshaka tadi.
"Satu capuccino panas dan satu cake coklat," ucap Fafa seraya meletakkan pesanan Arshaka tersebut di atas meja.
"Makasih, ya," kata Arshaka.
"Sama-sama, Kak. Selamat menikmati ya, Kak. Semoga kakak suka," ucap Fafa lagi.
"Iya. Eh, mmm, boleh aku kenalan sama kamu?" tanya Arshaka kemudian, memberanikan dirinya sendiri.
"Oh, boleh kok, Kak," jawab Fafa dengan tersenyum lembut.
Arshaka menghembuskan nafas lega seraya tersenyum senang karena permintaannya untuk berkenalan tidak ditolak oleh gadis cantik di depannya itu. Arshaka kemudian mengulurkan tangan kanannya.
"Kenalin, aku Arshaka. Biasa dipanggil Shaka," kata Arshaka memperkenalkan diri.
"Aku Fatimah, Kak. Kak Shaka boleh panggil aku Fafa," balas Fafa seraya membalas uluran tangan dari Arshaka tersebut.
"Ah iya, Fafa. Nama yang cantik, secantik orangnya," puji Arshaka, refleks.
Arshaka sampai merasa heran dengan dirinya sendiri. Belum pernah Arshaka memuji seseorang secara langsung seperti ini, apalagi itu adalah seorang gadis.
"Hehe, makasih pujiannya, Kak," ucap Fafa dengan tersipu.
"Sama-sama, Fafa. Tapi itu bukan hanya sekedar pujian kok. Memang kenyataannya seperti itu," kata Arshaka dengan tersenyum.
"Kak Shaka bisa aja deh," ucap Fafa merasa malu.
Arshaka dan Fafa pun kemudian tersenyum bersama-sama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 123 Episodes
Comments
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🥑⃟🇩ᵉʷᶦbunga🌀🖌
kalau suka, kata pujian meluncurkan dengan mudah nya
2023-11-30
1
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🥑⃟🇩ᵉʷᶦbunga🌀🖌
aseeek bertemu dengan pujaan hati❤💞
2023-11-30
1
🍃⃝⃟𝟰ˢ🫦🥑⃟🇩ᵉʷᶦbunga🌀🖌
percakapan seperti ini aku suka, ada salam nya, kesan nya sopan
2023-11-30
1