Dikejar Komodo

Mereka melangkahkan kakinya, berjalan menuju hutan. Hanya ada pembekalan roti dan selai, serta cemilan kering biasa. Heyra membuka bungkus roti, lalu Milraes merampas dari tangannya.

"Sini, kembalikan punya aku." pinta Heyra.

"Ini tuh punya aku." jawab Milraes.

"Hih, sembarangan mengaku." Heyra mendengus kesal.

"Ini roti milik Yeroi, artinya milikku juga." jawab Milraes.

Mereka saling tarik-menarik roti, hingga roti terbelah dan terjatuh. Zujuna dan Zinei hanya geleng-geleng kepala.

"Bisakah, untuk tidak berebut makanan?" tanya Zujuna.

"Aku tidak akan berebut makanan, kalau dia tidak kecentilan." jawab Heyra.

"Kamu yang centil." ujar Milraes.

"Kamu genit." jawab Heyra, tidak mau kalah telak.

"Sudahlah, kalian berdua ini berdebat terus. Apa tidak bosan." ujar Yeroi.

"Sayang, dia yang menyebalkan." Heyra bergelayut manja.

Tiba-tiba ada angin kencang, yang membuat daun-daun berterbangan. Ditambah lagi ada debu-debu, yang berlarian ke arah mereka.

"Cepat sembunyi, kelihatannya ada makhluk di hutan ini." titah Yeroi.

"Kita juga makhluk." jawab Milraes ketus.

"Kita makhluk hidup normal, kalau yang ini raksasa buas." Yeroi menyenggol lengan Heyra.

Heyra segera mendongak, melihat tubuh yang besar. "Aaa... naga raksasa."

Mereka semua berlari tidak tentu arah, sehingga menyebabkan masing-masing berpencar. Yeroi dan Heyra berlari sambil bergandengan tangan.

"Ayo, kita bersembunyi di sana." Yeroi menunjuk batu besar.

"Iya sayang." Heyra segera mengikuti langkah kaki pacarnya itu.

Naga raksasa itu tidak tahu, di mana persembunyian mereka. Terus saja berjalan berbelak-belok, hingga menghilang dari pandangan mata manusia.

"Hah, untung saja dia sudah pergi." Zinei berucap, sambil menghela nafas lega.

"Huh, aku juga merasa ngeri melihatnya." jawab Milraes.

Milraes segera bergelayut manja pada Yeroi, membuat Heyra semakin jijik melihatnya. Apalagi dia tahu, bahwa Yeroi pacarnya Heyra. Dari awal sudah tahu maksud Milraes, ingin merebut Yeroi darinya.

"Milraes, kamu bisa gak si, gak usah kayak gini." ucap Yeroi, dengan tegas.

"Aku gak bisa, aku sudah terbiasa bersamamu sejak kecil." jawab Milraes, dengan manja.

"Menjijikkan, sampah genit." ucap Heyra spontan.

"Hei, jaga iya ucapan kamu." jawab Milraes.

"Aku akan menjaga ucapan, kalau kamu menjaga tindakan." ujar Heyra.

"Oh gitu, baiklah." Milraes segera mendorong pundak Heyra.

Heyra hendak membalasnya, namun malah mendengar suara berisik di balik semak. Mereka semua terdiam, tidak jadi berdebat. Tiba-tiba muncul komodo raksasa, berjalan mendekat ke arah mereka.

"Komodo gendut!" teriak semuanya serentak.

Mereka segera berlari tunggang langgang, hingga berpencar menjadi tiga bagian. Yeroi bersama Heyra, Zinei bersama Milraes, sedangkan Zujuna seorang diri.

"Haduh, di mana iya yang lainnya." monolog Zujuna.

Komodo muncul di hadapannya, berjalan mendekat ke arah Zujuna. Pria itu sengaja menghindar, hingga mulut komodo membentur batu. Komodo menggelengkan kepalanya, sedikit merasa pusing.

"Tolong!" teriak Zujuna.

Zujuna berlari tidak tentu arah, sengaja berbelok-belok di antara pepohonan kecil. Akibatnya, komodo susah untuk menangkapnya. Tubuhnya yang besar berkali-kali membentur batang pohon.

Hari sudah semakin sore, Yeroi memutuskan untuk membuat tenda. Heyra mencari kayu bakar, untuk menghidupkan api unggun.

Brak!

Heyra meletakkan kayu di atas tanah. Dia segera menghidupkan api, dengan korek yang Yeroi bawa. Mereka berdua sampai, dengan nafas terengah-engah.

"Heyra! Yeroi!" panggil Zinei.

"Eh kalian, sini!" Yeroi mengayunkan tangannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!