Teddy Alan Syah

...🥀🥀🥀...

"Masih inget aja lagi sama mobil, gimana cara gantinya ya?" tanya Silfia pada dirinya sendiri.

"Apa kau berkata sesuatu, Nona?" tanya Teddy dengan wajah datar.

"Ah itu, emmm aku minta nomor rekening mu, biar aku trasfer besok lusa ya! Besok lusa aku baru mendapatkan uang." Silfia mengeluarkan hapenya dari dalam saku blezer yang ia kenakan.

Teddy mengerutkan keningnya, "Apa menurut mu, aku tidak punya cukup uang, untuk membawa mobil ku ke bengkel, Nona?"

Silfia mengerutkan keningnya, menatap heran pada pria yang ada di hadapannya, "Jadi anda ingin aku membayar kerusakan mobil anda dengan cara apa, Tuan?" tanya Silfia dengan tegas.

Teddy menatap Silfia dari ujung kaki sampai ujung kepala, kau sekarang tampak semakin cantik Fia, andai saja aku dulu ngutarakan rasa cinta ku pada mu, mungkin saat ini, aku akan menikahi mu, dengan harta yang ku miliki, aku tidak perlu lagi merasa minder untuk mendekati mu!

Silfia yang mendapati tatapan aneh pria yang ada di hadapannya langsung berpikiran buruk, "Apa yang Tuan lihat? Tuan jangan berfikiran yang tidak tidak ya! Saya bisa saja... melaporkan Tuan atas perbuatan tidak menyenangkan!" ancam Silfia dengan ketus.

"Apa kau harus berkata segalak itu pada ku? Kau dulu bahkan tidak pernah berkata kasar, meski teman teman yang lain menghina ku!" ucap Teddy dengan tatapan yang hangat.

Silfia menatap dengan penuh tanda tanya, "Apa maksud perkataan mu, Tuan? Aku tidak mengerti dengan apa yang anda katakan?"

"Mana kunci mobil mu?" Teddy mengadahkan tangannya di depan Silfia.

"Untuk apa?" tanya Silfia.

Teddy langsung merebut kunci mobil dari tangan Silfia, ia menarik pergelangan tangan Silfia, dan membukakan pintu mobil bagian samping kemudi.

"Hei! Apa yang kau lakukan?" tanya Silfia dengan geram.

"Sudah kau masuk saja!" Teddy mendorong Silfia, hingga Silfia masuk ke dalam mobil, setelah Silfia duduk, Teddy langsung menutup pintu mobil.

Teddy mendudukan dirinya di belakang kemudi, mengenakan sabuk pengaman pada tubuhnya, "Apa perlu aku yang memasangkan sabuk pengaman pada tubuh mu?" tanya Teddy dengan sesekali melirikkan pandangannya pada Silfia.

"Iiihhs dasar pria tidak jelas! Siapa sih diri mu itu? Tuan benar benar membuat ku ngeri berada di dekat mu!" gerutu Silfia, namun tangannya tetap mengenakan sabuk pengaman pada tubuhnya.

"Aku Teddy, Teddy Alan Syah... apa kau sekarang sudah mengingat ku?" Teddy mengulurkan tangan kanannya di depan Silfia.

Silfia mengerutkan keningnya, "Teddy? Teddy bear? Si gendut teman smp ku dulu?" tebak Silfia dengan tatapan yang tidak percaya, pada pria yang kini ada di belakang kemudi mobilnya.

Tadi menyambar jemari Silfia, hingga ke duanya saling berjabat tangan.

"Ia itu aku, tapi dulu. Sekarang aku menjelma menjadi Teddy Alan Syah yang rupawan, berkarisma, pengusaha muda dengan segudang prestasi. Kau harus ingat itu! Citra ku tidak lagi buruk kan?" Teddy memainkan alisnya naik turun, dengan menyunggingkan senyum yang memperlihatkan lesung pipi di pipi kanannya.

Plak.

Silfia menggeprak lengan Teddy.

Silfia memutar bola matanya dengan malas, "Dasar kau ini! Kemana Teddy bear, si pria gendut, bulat, kaya bola pingpong? Kau kemana kan pria itu?" cecar Silfia, meledek pria yang ada di hadapannya, setelah tahu siapa pria itu.

Teddy mulai melajukan mobil yang ia kemudikan, "Pria itu sudah lama ku kubur. Aku senang bisa melihat mu kembali, bagai mana kabar mu? Kau baik baik saja bukan? Kau semakin cantik, Fia." terang Teddy yang memuji ke cantikan Silfia.

Silfia merona mendengar pujian dari Teddy, bahkan kau masih memanggil ku dengan kata Fia, hanya kau saja yang memanggil ku seperti itu.

"Seperti yang kau lihat, aku baik, pekerjaan ku juga baik." ujar Silfia dengan senyum merekah.

Silfia mengalihkan pandangannya ke depan, membuang nafasnya dengan kasar, tapi perjalanan cinta ku... tidak semulus dengan pekerjaan ku, aku menemui masalah menuju hari bersejarah dalam hidup ku.

"Fia... apa kau sedang dalam masalah?" tebak Teddy, saat melihat wajah murung teman lamanya.

"Aku tidak dalam masalah." Silfia tersenyum pahit menatap mata tajam Teddy.

"Apa kau sudah memiliki kekasih, Fia?" tanya Teddy.

"Ah?" Silfia tampak tertegun dengan menatap Teddy, pria yang kini sedang fokus dalam mengemudi.

"Hai, aku sedang bertanya pada ku, Fia!" seru Teddy.

Silfia membatin, tidak mungkin ku katakan jika kekasih ku, calon suami ku, kini berselingkuh dengan kaka ku, bahkan kaka ku sedang mengandung anak dari pria yang harusnya menikah dengan ku.

"Kau mau membawa ku kemana, Teddy bear?" Silfia tidak menjawab pertanyaan yang di berikan Teddy, dengan sengaja Silfia mengalihkan perhatian dengan pertanyaan.

"Aku lapar, aku ingin kau temani aku makan, setelah itu kau harus mengantar ku pulang ke rumah." ucap Teddy dengan santai.

Silfia membola, "Apa? Kalo kau lapar, kau makan saja sendiri! Kenapa harus mengajak ku serta? Kau kan ada mobil, kenapa tidak gunakan mobil mu saja?" cecar Silfia dengan mengerucutkan bibirnya.

"Kau harus membayar atas ke rusakan mobil ku kan?" ucap Teddy, mengingatkan Silfia.

"Ihs jadi aku harus menemani mu makan, sebagai ganti ke rusakan mobil mu itu?" tebak Silfia.

Tik.

Teddy menjentikkan jemarinya.

"Ternyata kau masih pintar ya!" ledek Teddy.

"Kau pikir aku ini bodoh?" sungut Silfia.

"Bagai mana kabar orang tua mu, Fia? Kabar ka Dita, apa ka Dita sekarang sudah menikah?" tanya Teddy.

"Alhamdulillah, mereka dalam ke adaan yang baik. Ka Dita belum menikah." terang Silfia,

"Wah, aku pikir ka Dita sudah menikah, bahkan sudah memiliki beberapa orang anak. Secara kau dan ka Dita berjarak cukup jauh kan usia kalian berdua?" ujar Teddy.

Silfia mulai tampak gelisah, "Apa tujuan kita masih jauh?" Silfia enggan menjawab pertanyaan Teddy, Silfia mengalihkan kembali topik pembicaraan.

Teddy mengerutkan keningnya, mengendus ke gelisahan yang di perlihatkan oleh Silfia, "Kita hampir sampai ko!" aku rasa ada yang tidak beres dengan Fia, apa yang sebenarnya yang sedang Fia sembunyikan dari ku? Ada apa dengan mu, Fia? Apa kau masih belum bisa berkata jujur pada ku?

Silfia mengepalkan tangannya, dengan jemarinya yang tidak bisa diam, menunjukkan seberapa besar ia sedang menyembunyikan perasaannya dari seseorang.

Teddy memarkirkan mobil Silfia saat sudah berada di tempat yang ia tuju.

"Kita sudah sampai?" Silfia celingukan, melihat tempat yang di tuju Teddy.

Teddy membukakan pintu mobil untuk Silfia, tangannya terulur di depan Silfia, "Ayo turun! Apa kau berubah pikiran... untuk menemani ku makan malam?"

Silfia beranjak dari duduknya, lalu tangannya menepis uluran tangan Teddy, "Apa sih! Aku bisa jalan sendiri! Gak usah lebay!" sungut Silfia.

"Bukan lebay, tapi romantis!" ralat Teddy.

Teddy memarkir mobil Silfia di depan ruko penjual bakso dan mie ayam.

"Bu, pesan bakso urat 2 porsi, es jeruk 2 porsi ya!" ucap Teddy sebelum duduk di kursi yang di sediakan penjual.

"Ayo ceritakan pada ku, setelah kita tidak saling bertemu, apa saja yang terjadi dengan mu?" tanya Teddy pada Silfia.

"Apa? Apa yang harus aku ceritakan? Kau saja yang ceritakan, bagai mana bisa kau memiliki tubuh sispeck seperti ini? Kau bawa ke mana tubuh Teddy bear ku itu hem?" cecar Silfia dengan ucapan yang meledek Teddy.

"Aku mungkin tidak seberuntung diri mu, Fia... seperti yang kau tahu. Aku berasal dari keluarga yang menengah, aku harus berusaha keras untuk bisa menggapai cita cita ku. Belum lagi di saat ayah ku tiada." Teddy tampak menunduk.

Membuat Silfia langsung menggenggammm jemari Teddy.

Teddy melanjutkan perjalanan hidupnya, "Keuangan keluarga ku menjadi semakin memburuk. Namun aku tidak boleh menyerah dengan keadaan. Aku bekerja sambil kuliah, hingga aku bertemu dengan kake tua kaya raya namun tidak memiliki keturunan, ia hidup sebatang kara. Kake itu mengangkat ku sebagai seorang cucu. Aku mengelola perusahaan miliknya, hingga kake itu meninggal, perusahaan yang aku kelolaan maju semakin pesat, membuat ku di kenal sebagai pengusaha muda dengan sebidang prestasi."

"Dunia itu adil untuk mu, Teddy. Tapi tidak adil dengan ku." ucap Silfia.

🥀🥀🥀 Bersambung 🥀🥀🥀

...🍂🍂🍂🍂...

Semoga kalian suka dengan ke haluan author gabut 🤭🤭🤭

Jangan lupa tinggalin jejak ye..

Like dan komen, oke 😉

Terpopuler

Comments

Ara Aulia

Ara Aulia

baik bangt itu kake, beruntung bngt bsa ketemu m org yg kayya gitu

2023-02-11

1

Ara Aulia

Ara Aulia

semua orang juga butuh usaha buat bsa pinter

2023-02-11

1

Ara Aulia

Ara Aulia

🤣🤣 awas u kalo playboy

2023-02-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!