...🥀🥀🥀...
Siska menatap ke duanya dengan sinis, bibirnya pun menyeringai, "Biar gw tebak... lo pasti abis di kasih surat pemutusan kerja, iya kan?" ucap Siska dengan ketus.
Yenny memperlihatkan sedikit isi yang terdapat dalam map putih panjang itu, ia membola, tiket pesawat Bali, pulang dan pergi, "Ini bu Embun, beneran? Serius ini buat lo, Sil?" tanya Yenny dengan menatap Silfia tidak percaya.
Siska tergelak, tanpa melihat ke arah Yenny dan Silfia, "Ahahhaha, kasian banget si lo... Silfia astaga nasib lo malang banget, baru juga mau nikah, eeeeeh sekarang lo udah di hadapin dengan pemecatan kerja, ahahahha lo bakal jadi pengangguran tau gak!" ejek Siska dengan puas.
Yenny menatap Siska dengan sinis, dasarrr sinting!
Yenny hendak melangkah untuk menghampiri Siska, namun tangannya di cekal oleh Silfia yang menggelengkan kepalanya.
"Gak perlu, biarin aja dia dengan pemikirannya. Yang pasti kita lanjut kerja lagi aja, toh gw cuma punya waktu 1 setengah hari buat menyekesaikan pekerjaan gw." ucap Silfia yang memilih duduk di kursi kerjanya.
"Iya lo bener, abaikan itu si guguk... yang penting gw mau ya oleh oleh hehehe." ucap Yenny.
"Beres itu mah."
Silfia menyelesaikan pekerjaannya, hingga jam kerja berakhir. Baru ia merapihkan meja kerjanya, menatap kalender yang ada di atas meja kerjanya, lalu meraihnya dan memberikan tanda lingkar berwarna merah, di tanggal ia akan berangkat ke Bali bersama dengan Wahyu.
Tunggu aku Bali, eh salah... tunggu kami Bali. Aku dan calon suami ku.
Dengan mengendarai mobil ke sayangannya, Silfia langsung menuju rumah kost Wahyu, untuk memberi kabar gembira, soal hadiah yang di berikan dari bos tempat ia bekerja.
Wahyu hanya seorang anak indekos di kota besar ini, yang tinggal seorang diri. Sedangkan orang tuanya tinggal di desa lain.
Wahyu dan Silfia bertemu di salah satu universitas tempat mereka sama sama menimba ilmu, dari yang awalnya hanya teman, berubah menjadi cinta dan ke duanya memutuskan untuk berpacaran.
Silfia menepikan mobilnya di salah satu toko roti ternama, ia hendak membeli roti ke sukaan Wahyu.
Sambil melangkah masuk ke dalam toko roti, Silfia mencoba menghubungi Wahyu lewat sambungan teleponnya.
Mbak operator yang menjawab panggilan Silfia, "Nomor telepon yang anda tuju, tidak menjawab... silahkan hubungi beberapa saat lagi."
Apa mungkin Wahyu lagi di jalan ya? Gak apa lah, nanti coba aku hubungi dia lagi.
Di dalam toko roti, Silfia langsung mengambil beberapa roti ke sukaan Wahyu dan juga dirinya, dan langsung membayarnya pada penjaga yang berada di kasir.
Dengan tangan kiri yang menenteng paper bag berisikan roti, serta tas yang ada di bahu kirinya, belum lagi Silfia mencoba kembali menghubungi Wahyu, di depan pintu toko roti, bahu Silfia saling bersenggolan dengan seorang pria yang hendak masuk ke dalam toko roti.
Bugh.
"Akhhh maaf maaf, saya tidak sengaja!" seru Silfia yang menundukkan kepalanya, lalu langsung ke luar meninggalkan toko roti, menuju mobilnya.
"Itu kan... Fia, akhirnya aku bisa bertemu dengan mu." gumam pria yang tadi bersenggolan bahu dengan Silfia.
Mobil Silfia melaju kembali, menuju tempat kost Wahyu. Silfia mencoba kembali menghubungi nomor telepon Wahyu.
[ "Ada apa Sil?" ] tanya Wahyu, saat sambungan teleponnya ia jawab, dengan nada suaranya yang tampak tegang.
"Kamu lagi di mana, sayang?" tanya Silfia dengan mesra.
[ "Aku? A- aku lagi di emmm kost, aah tidak tidak... a- aku lagi di jalan, i- iya... aku lagi jalan akan pulang ke tempat kost. A- ada apa kau menghubungi ku?" ] ucap Wahyu dengan tergagap dan meragu.
Lebih baik aku tidak katakan jika aku akan ke tempatnya, biar aku kasih Wahyu ke jutan, ia pasti akan sangat senang mengetahui aku dan dirinya akan ke Bali untuk bulan madu.
"Tidak ada, aku hanya merindukan mu, sayang! Aku tidak sabar, 3 hari lagi kita akan menikah. Kau dan aku akan resmi menjadi suami istri."
[ "I- iya 3 hari lagi. Kita bicara lagi nanti ya Sil! Nanti a- aku akan menghubungi mu!" ] Wahyu memutuskan sambungan teleponnya.
"Ihsss pasti Wahyu sedang malu, ada juga aku yang malu, 3 hari lagi." gumam Silfia.
...🔥🔥🔥...
Di saat yang bersamaan, tempat kost Wahyu, yang terdiri atas satu petak ruang yang terdapat tempat tidur, meja kecil, lemari, kipas angin, dan kamar mandi.
Wahyu mendudukan dirinya di atas kasur, dengan punggung yang menyandar pada dinding, dengaan tatapan yang kosong, sedangkan seorang wanita berparas cantik, dengan rambut panjang, dress mini melekat di tubuhnya, berdiri di depan Wahyu, menatapnya dengan penuh harap.
"Kenapa kau harus berbohong, Wahyu?" tanya Nandita, yang tidak lain adalah kaka dari Silfia.
"Memang apa yang harus aku katakan padanya?" Wahyu menatap malas Nandita.
"Kamu mengatakan padanya jika kamu lagi di jalan, kenapa harus berbohong? Kenapa tidak kamu katakan padanya, jika kamu tidak bisa menikah dengannya, katakan padanya jika aku mengandung benih mu!" ucap Nandita dengan duduk mendudukan dirinya di tepian ranjang Wahyu.
"Aku tidak mungkin tega mengatakannya pada Silfia, aku akan menghancurkan harapannya. Pernikahan kami adalah pernikahan yang sudah sangat di impikan olehnya." ucap Wahyu.
"Lalu kamu tega dengan ku, Wahyu? Kamu tega membiarkan aku membesarkannya seorang diri? Kamu tega, tanpa memberi ku status yang jelas? Bagai mana dengan status anak ini? Bagai mana dengan nasibnya?" ucap Nandita dengan terisak, bulir bening terus membanjiri ke dua mata indahnya.
Jegerrr.
Bak tersambar petir di sore hari, langit sore yang cerah seakan sedang mentertawakan Silfia. Bulir bening meluncur dengan bebas, membasahi pipi Silfia tanpa bisa di bendung.
Silfia menggenggammm tali paper bag yang ada di tangannya dengan kencang, hatinya bergemuruh, tubuhnya seakan tidak bertulang, hingga ia bersandar pada dinding.
A- apa aku tidak salah mendengar? Mengandung? Ka Dita mengandung? Anak siapa? Tidak mungkin anak Wahyu kan?
"Sudah lah Dita, kandungan mu itu kan masih kecil, bisa kamu gugurkan. Jalan mu masih panjang Dita, biarkan aku bahagia dengan Silfia. Silfia tidak akan tahu jika kamu sedang mengandung benih ku." Wahyu menggenggammm jemari Nandita dan menghujaninya dengan ke cupan.
"A- apa? Jadi benih itu milik Wahyu? Jadi selama ini hubungan ku dengan Wahyu? Hubungan Wahyu dengan ka Dita?" Silfia mengurungkan niatnya untuk menemui Wahyu, ia berbalik badan meninggalkan tempat kost Wahyu.
Baru melangkah beberapa langkah, dengan kepala yang menunduk, bulir bening yang masih terus meluncur bebas, Silfia menubruk salah seorang penghuni kost lainnya, hingga paper bag yang ada di tangannya jatuh.
Bugh.
"Maaf maaf aku tidak sengaja." ucap Silfia dengan tangannya yang berusaha memunguti roti yang berserakan di lantai.
"Ada juga saya yang harusnya minta maaf sama mbak, ini biar saya bantu mbak!" pria itu membantu Sofia memunguti rotinya.
"Terima kasih, tapi buat kamu aja! Aku susah tidak membutuhkannya." Silfia menyodorkan paper bag itu pada pria yang ada di hadapannya, lalu ia langsung berjalan dengan cepat.
"Baik banget itu cewe, roti mahal ini. Di kasih ke gw." celetuknya dengan menatap beberapa bungkus roti di dalam paper bag.
"Lo ngapain di sini?" tanya Wahyu pada temannya yang tidak jauh dari kamar kostnya.
bersama...
...🍂🍂🍂🍂...
Semoga kalian suka dengan ke haluan author gabut 🤭🤭🤭
Jangan lupa tinggalin jejak ye..
Like dan komen, oke 😉
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Rahma AR
like
2023-03-04
0
Zєє wallupattma
si wahyu mesti dikebiri 🤬
2023-02-17
1
nacl
eh si wahyu edan lo dasar 👿
2023-02-10
1