Esok harinya, Sella menceritakan semuanya pada orang tuanya. Tetapi dia malah di salahkan oleh kedua orang tuanya.
"Sella, sebaiknya kamu kembali saja ke rumah. Apa yang kamu lakukan ini salah, nak. Tidak sepantasnya kamu bertindak seperti ini," ucap ibunya.
"Iya, Sella. Janganlah kamu bersikap seperti anak kecil saja. Kamu sebagai seorang istri itu memang seharusnya mengalah pada suamimu. Tak boleh membantah, selagi suamimu tidak selingkuh dan tak melakukan kekerasan dalam rumah tangga," ucap ayahnya.
"Ayah-ibu, aku sudah nggak kuat lagi menahan rasa lara di rumah itu. Aku tak pernah di perlakukan layaknya seorang istri," ucap Sella jujur.
"Sella, semua kan bisa di bicarakan secara kekeluargaan dan dengan pikiran dingin. Jika seperti ini sama saja kamu lari dari masalah. Hadapilah masalahmu, karena seperti ini tidak menyelesaikan permasalahan tetapi malah menambah masalah," ucap ayahnya menasehati Sella.
Orang tua Sella begitu bijaksana, walaupun Sella telah menceritakan semuanya tentang kehidupan dirinya pada orang tuanya. Tetapi tidak lantas orang tuanya itu benci pada Dody dan memihak Sella.
Beberapa menit kemudian....
Dody datang bersama dengan papahnya. Sedangkan Mamahnya di rumah bersama dengan Putra.
"Sella, Papah minta maaf ya atas sikap Dody padamu. Papah mohon, pulanglah ke rumah. Karena Putra sakit, dan ia terus saja mengigau memanggilmu terus." Ucap Pak Budi memohon seraya menangkupkan kedua tangannya di dada.
Sella hanya diam saja, dia tak berkata apa pun. Di dalam hatinya di penuhi rasa dilema. Di satu sisi, dia sudah tidak tahan lagi dengan perilaku Dody dan juga ibunya serta adiknya. tetapi di sisi lain dia tidak tega dengan permintaan dari ayah mertuanya tersebut serta Putra.
"Aku harus bagaimana ya Allah, karena serba salah seperti ini," batin Sella.
"Sella, pulanglah. Kamu tidak perlu seperti itu, kasihan anakmu. Apa kamu tega jika terjadi hal yang tak inginkan pada, Putra?" bujuk ibunya.
"Iya Sella, pulanglah. Permasalahan di dalam rumah tangga itu sudah biasa. Ibaratnya sebagai bumbu dalam rumah tangga, jadi kamu tidak boleh bersikap seperti ini," bujuk ayahnya.
Hingga pada akhirnya, Sella pun menuruti nasehat orang tuanya. Ia pulang bersama dengan Dody dan ayah mertuanya.
Sepanjang perjalanan pulang, tidak ada satu kata pun terucap dari bibir Sella. Di dalam hatinya, ikhlas atau tidak ikhlas. Karena ia akan kembali lagi masuk ke dalam kandang harimau.
Beberapa jam kemudian sampailah mereka di rumah mewah milik Dody. Akan tetapi Dody sama sekali tidak menyapa Sella, dia melangkah masuk, begitu pula dengan Sella. Hanya ayah mertuanya saja yang mengatakan sedikit pesan kepada Sella.
"Sella, papah minta maaf sekali lagi ya. Atas sikap dan tutur kata Dody serta istri papah yang kerap kali membuatmu tak tahan tinggal di sini dan kerap kali merasa sakit hati," ucapnya seraya menepuk bahu Sella.
"Iya, pah."
Sella masuk ke kamar Putra, dimana anak itu sedang berbaring di temani oleh ibu Budi.
"Akhirnya kamu kembali juga! tega banget kamu pergi begitu saja. Lihat, gara-gara kamu Putra menjadi sakit seperti ini. Di mana hati nuranimu sebagai seorang wanita," sindir Ibu Budi.
"Mah, Sella sudah bersedia kembali lagi ke rumah ini. Tolonglah.. kamu jangan selalu berkata kasar kepadanya. Justru kamu yang tidak punya hati nurani, selalu saja menyakiti Sella yang berhati malaikat," tegur Ayah Budi.
Setelah mendapatkan teguran dari suaminya, Bu Budi tak berani berkata lagi. Ia hanya menatap sinis ke arah Sella, seraya beranjak pergi dari kamar Putra.
"Mah....mamah jangan pergi lagi ya. Aku kan sudah janji nggak akan nakal lagi, kenapa Mamah tetap saja pergi," ucap lirih Putra.
Sejenak Sella menyentuh kening Putra," Ya Allah, badanmu panas sekali. Apa kamu sudah periksa ke dokter?"
"Nggak mah, aku nggak butuh dokter. Yang aku butuhkan cuma, mamah saja,' ucap polos Putra.
"Ya Allah, bagaimana aku bisa setega ini pada Putra yang tak tahu apa-apa? maafkan aku ya Allah, aku lepas kontrol hingga pergi begitu saja," batin Sella penuh dengan penyesalan.
Sejak saat itu Sella akan selalu berpikir ulang jika dirinya akan pergi begitu saja. Dia benar-benar sudah terikat dengan Putra.
Beberapa hari kemudian....
Dody pulang dengan membawa seorang wanita cantik ke rumah. Sella memicingkan alisnya," siapa dia, mas?"
"Hay, aku sahabat baik dari Mas Dody. Perkenalkan namaku, Reina."
Wanita cantik itu mengulurkan tangannya seraya tersenyum kepada Sella.
Sella pun dengan enggan membalas uluran tangan Reina," Sella."
"Ist, tangan istrimu kok kasar banget sih Mas Dody? dan penampilannya juga, hem.. nggak banget seperti ini? padahal kamu ini kan seorang direktur, masa punya istri seperti ini?" ucap lirih Reina berbisik di telinga Dody, tetapi Sella bisa mendengarnya.
Sella tak menghiraukan suami dan Reina. Ia pun berlalu pergi begitu saja. Tetapi langkahnya terhenti oleh panggilan Dody," Heh Sella, masa iya suami pulang nggak di buatin minum?"
Sella menoleh ke arah suaminya," aku masuk karena akan membuatkan minuman."
"Mba, aku minuman dingin ya. Tapi jangan soda, kalau bisa jus buah ya," pinta Reina.
Sella tak menjawab, ia hanya diam saja. Di dalam hatinya tersimpan rasa curiga pada hubungan Dody dan Reina.
"Aju curiga jika wanita itu bukan sekedar teman, Mas Dody."
Beberapa detik kemudian...
PYANG!
Sella menjatuhkan nampannya. Karena ia kaget pada saat melihat Dody dan Reina asik berciuman bibir.
"Astaghfirullah aladzim, Mas Dody! apa yang kamu lakukan dengan wanita itu, hah? ini di tempat umum loh, apa nggak mikir jika Putra melihat bagaimana? apa kamu sengaja untuk membuatku semakin sakit hati?"
Dody tersenyum sinis," siapa yang suruh kamu melihatnya? makanya nggak usah melihat dong!"
"Mas, semakin lama kamu semakin keterlaluan saja! apa kurangnya aku, mas? jadi seperti ini perbuatanmu di belakangku?"
"Pantas saja kamu pelit padaku dan terlalu perhitungan. Jadi untuk selingkuhanmu ini?"
Dody tiba-tiba bangkit berdiri dan menghampiri Sella.
PLAK!
Satu tamparan mendarat di pipi Sella.
"Astaghfirullah aladzim, mas!"
Mata Sella berkaca-kaca, ia mengusap pipinya yang terasa panas karena tamparan dari Dody.
Kejadian ini tak lepas dari pandangan Putra yang terbangun dari tidurnya ketika mendengar keributan.
"Mamah...!"
Putra berlari ke arah Sella.
"Mah, sakit ya?" Putra pun hampir menangis di hadapan Sella.
"Papah jahat!"
Tiba-tiba Putra berkata lantang.
"Pergi sana, Sella! Putra sini, sama Papah. Biarkan mamahmu pergi!"
Tetapi Putra malah memeluk erat Sella," nggak pah! aku mau ikut mamah pergi!"
"Ya sayang, kamu pasti ikut mamah. Ayok kita pergi dari sini."
Sella menuntun Putra melangkah ke kamar untuk berkemas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
YK
bijak ndasmu
2023-07-29
0
Nuraini
aku bayangin si dody ini bapaknya mayang yg kelakuannya naudzubillah 😌
2023-07-08
1
Tri Soen
Buat apa bertahan dengan suami yg keterlaluan gitu ...
2023-02-21
1