Sudah Tidak Tahan

Esok harinya, di hari libur kantor. Dody pulang membawa sebuah mobil baru. Hal ini membuat Sella penasaran. Ia pun yang sedang menyirami tanaman di depan rumah langsung menghampirinya.

"Mas, mobil siapa ini?" tanyanya heran.

"Mobilku dong, bagus kan? ini mobil baru loh, keluaran baru dan aku belinya cash."

Dengan bangganya Dody memamerkan mobilnya kepada Sella. Hal ini membuat Sella tambah heran," lantas mana mobil yang itu?"

"Mobil yang lama aku berikan untuk, Dodo. Karena untuk usaha nge grab."

Dengan entengnya Dody mengatakan hal itu, membuat Sella kesal padanya. Awalnya ia pikir mobil yang lama di tukar dengan mobil yang baru tetapi ternyata tidak.

"Mas, jika aku minta uang kamu bilang nggak ada. Kamu selalu memberikan uang yang sedikit, sampai aku harus bekerja sendiri. Tetapi kamu bisa membeli mobil baru secara cash pula," protes Sella.

"Loh, aku beli mobil ini dari hasil kerja kerasku sendiri dan tabunganku sendiri. Kok kamu nggak terima dan sewot seperti ini?" ucap Dody emosi.

"Mas, seharusnya jika ingin mengambil sebuah keputusan mbok ya tanya dulu sama aku. Aku ini istrimu loh, kamu nggak bilang dulu sama aku. Tahu-tahu beli mobil, dan mobil lama di berikan begitu saja pada Dodo," ucap Sella semakin kesal.

"Sella, kamu semakin hari kok semakin berani sih sama suami!" bentak Dody.

"Mas, kenapa sih kamu memperlakukan aku seperti ini? untuk apa sih aku menjadi istrimu jika hanya untuk di jadikan sebagai baby sitter saja. Sementara aku nggak boleh kasih saran dan pendapat. Kamu juga pelit sama istri. Padahal rezeki suami itu dari doa istri loh."

Dody naik pitam," ohhh...jadi kamu selama ini nggak ikhlas merawat Putra dan mulai perhitungan? selama ini aku sudah tanggung jawab dengan selalu memberikan jatah bulanan loh sama kamu. Kamunya saja yang selalu boros dan nggak bisa atur duit!"

"Kamu nggak pernah bisa bersyukur, selalu saja mengeluh dan mengeluh. Aku memberikan mobil pada Dodo saja kamu protes! dia itu adik kandungku!"

Selagi Dody terus saja ngomel, Ibu Budi datang dengan Putra. Dan ia meminta Putra untuk masuk ke dalam kamarnya, sementara Ibu Budi menghampiri Dody dan Sella yang sedang ribut di pelataran rumah.

"Sella, kenapa sih kamu selalu saja buat ribut buat masalah! apa nggak malu di lihat para tetangga! dasar istri durhaka! apa sih yang membuat kalian ribut di pagi hari?" ucap lantang Bu Budi.

Dody pun menceritakan semuanya pada ibunya, apa yang sedang menjadi permasalahan dirinya dan Sella hingga terjadi keributan.

"Astaga...Sella! kamu ini lama-lama kok keterlaluan ya! dan mulai mengatur Dody! apa salahnya sih, seorang kakak memberikan sebuah mobil, itupun untuk usaha adiknya menjadi driver on line?" bentak Ibu Budi kesal.

"Apa sih maumu, hah?" bentak Ibu Budi.

"Ok, mamah ingin tahu apa mauku? aku mau Mas Dody menalakku sekarang juga! aku sudah nggak tahan dengan sikap kalian padaku!" ucap lantang Sella.

"Nggak, sampai kapanpun aku nggak akan menalakmu!" bentak Dody.

Sella pun berlalu pergi dari hadapan Dody dan ibunya, ia langsung melangkah masuk ke dalam rumah dan menuju ke kamarnya. Ia lekas mengemasi semua barang-barangnya dan akan segera pergi dari rumah itu.

Saat Sella keluar dari kamarnya dan menyeret kopernya, tiba-tiba Putra menangis memegangi kedua kaki Sella," mah, mamah mau kemana? mamah jangan tinggalin Putra."

"Dody, lihat itu anakmu menangis!"

Saat itu juga Dody dan ibunya masuk ke dalam rumah. Dia melihat Putra sedang menangis sambil menahan kaki Sella. Sementara Sella diam saja.

"Dody, sudahlah. Sebaiknya kamu turuti saja apa kemauan, Sella," ucap Ibu Budi.

"Sella, apa sih maumu hah?" tanya Dody ketus.

"Sudah aku katakan, aku ingin pisah denganmu, mas. Itulah kemauanku," ucap Sella.

"Nggak, apa kamu nggak lihat Putra menangis seperti itu? tega kamu!" bentak Dody.

"Ya sudah, Putra aku bawa bersama denganku. Gampang kan?" ucapnya singkat.

"Seenaknya kalau ngomong, mau kamu kasih makan apa anakku? sementara kamu ini tidak punya kerjaan tetap dan juga tidak berpendidikan," ejek Dody.

"Ya sudah, jika kamu tak izinkan aku membawa Putra. Kamu cari saja baby sitter untuk mengurusnya," ucap Sella kesal.

Putra semakin histeris dalam menangis pada saat mendengar kata-kata Sella," mah, jangan mah. Jangan pergi, Putra janji nggak akan nakal lagi. Putra janji dech, nurut sama mamah. Kalau mamah pergi, Putra ikut ya."

Hingga pada akhirnya, Sella pun tak tega. Ia mensejajarkan tubuhnya dengan Putra," sayang, janji ya nurut sama mamah dan nggak boleh nakal lagi supaya mamah nggak pergi.

"Iya mah."

Si kecil Putra memeluk erat Sella.

"Ya Allah, bagaimana ini? aku sama sekali tak tega meninggalkan Putra, tetapi aku sudah tidak tahan dengan sikap Mas Dody dan keluarganya. Tunjukkan jalan yang tepat untukku ya Allah," doa Sella di dalam hatinya.

Sella pun kalah oleh Putra, dan ia pun mengurungkan niatnya untuk pergi. Walaupun di dalam hatinya masih tidak ikhlas dengan perlakuan Dody dan keluarganya.

*******

Malam menjelang....

Dody tiba-tiba berkata ketus, memancing emosi Sella.

"Gayanya mau pergi dari sini, akhirnya nggak jadi kan? aku tahu kamu bisa apa di luaran sana? pasti yang ada kamu jadi gembel, atau paling tinggal di kampung lagi di rumah tua dan reyot milik orang tuamu yang dekil dan super bau itu."

"Mas, biarpun orang tuaku dekil dan bau. Tapi mereka berjasa terhadap orang tuamu. Jadi jangan seenaknya ya, menghina orang tuaku, aku tak terima!" bentak Sella.

"Halahhh...sok tidak terima. Aku kan tidak menghina, tetapi aku berkata fakta," ejek Dody lagi.

Sella diam, di dalam hatinya dia sai marah dan kesal. Tetapi dia selalu ingat Putra. Ingin pergi saja, tetapi bagaimana nasib Putra tanpa dirinya. Tetapi pada akhirnya, Sella pun nekad pergi di malam itu. Di kala Dody telah tertidur pulas.

Ia pun memutuskan untuk pulang kampung. Karena sudah tidak ada lagi tempat yang bisa ia singgahi.

Beberapa jam kemudian....

Sella telah sampai di rumah orang tuanya, dan kedua orang tuanya merasa kaget dengan kedatangan Sella di tengah malam.

"Sella, kamu datang sendiri malam-malam begini?" tanya ibunya.

"Iya, Sella. Mana suami dan anakmu?" tanya Ayahnya.

Sella hanya diam saja, ia tak bisa berkata apa-apa. Ia bingung akan mengatakan apa pada orang tuanya. Hingga ia pun mengatakan," Ayah-ibu, aku lelah. Biarkan aku istirahat dulu ya, besok saja ngobrolnya.

Terpopuler

Comments

Evelyne

Evelyne

jadi perempuan kok lembek... kalo punya suami pelit ,gak angap istri ada dan cuma buat jadi baby sister anak dia...yo minggat aja... nemen banget mempertahankan laki kayak gitu...uuuhhh tolol

2023-03-22

1

Tri Soen

Tri Soen

Kalau udah nekat pergi dari Dody jangan kembali lagi ya mau Putra nangis kayak apa biar diurus nenek lampir tuch yg suka nyinyir ...

2023-02-21

4

Eka Elisa

Eka Elisa

mkn tu mobil klonin sklian lok tidur udh sela kmu udh ambil kputusn trbaik....prgi dri neraka itu

2023-02-14

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!