Di Buat Kesal

Kekesalan Sella tidak sampai di sini saja, pada saat ia baru pulang dari warung. Ia mendapati Putra menunggunya di depan teras halaman.

"Mah, dari mana?" tanya Putra memicingkan alisnya.

"Dari warung beli gas dan minyak. Memangnya ada apa?" Sella balik bertanya.

Putra bercerita pada Sella jika barusan neneknya datang. Yakni ibu dari Dody, yang rumahnya tak begitu jauh dari rumah Sella. Hanya selisih beberapa rumah saja.

Sella memicingkan alisnya pada saat mengetahui dari Putra tentang kedatangan ibu mertuanya yang hanya sekejap saja. Selagi ia berpikir tentang ibu mertuanya, datanglah seorang yang tak lain adalah tetangganya yang berjualan ketoprak.

"Sella, ini pesanan ketoprak dan es campur, Bu Budi. Tadi udah di bawa satu bungkus dengan es campurnya juga satu bungkus. Yang ini katanya untuk Putra."

Mba Am memberikan kantung kresek berisikan satu bungkus es campur dan satu bungkus ketoprak.

"Oh iya, Mba Am. Terimakasih ya?"

Pada saat Sella menerima bungkusan tersebut, Mba Am meminta uang padanya. Karena makanan dan es yang di pesan oleh Bu Budi sama sekali belum di bayar. Beliau malah meminta Mba Am untuk menagih pada Sella.

"Memang kamu nggak tahu jika ibu mertuamu pesan ketoprak sama es?" tanya Mba Am.

"Sama sekali nggak tahu, mba. Sudah terbiasa mamah buat surprise padaku. Apa lagi tadi di rumah hanya ada Putra saja, mba. Aku barusan dari warung beli gas dan kebutuhan dapur yang lain. Mungkin mamah tahu aku nggak masak karena gas habis, jadi ia pesankan untuk Putra."

Selalu Sella menutupi keburukan dari Mamah mertuanya. Ia pun lantas membayar ketoprak dan es campur tersebut. Walaupun sebenarnya di dalam hatinya tidak ikhlas. Karena ia sengaja berhemat dan sisa uang belanja akan di tabung, tetapi malah untuk membayar makanan yang di pesan oleh mamah mertuanya.

"Selalu saja seperti ini, suka sekali pesan ini dan itu tetapi aku yang bayar. Bukan aku tak rela tetapi aku di beri uang sama Mas Dody hanya sedikit saja."

"Jika aku tidak bekerja sendiri mencari penghasilan tambahan, pasti akan lebih bingung."

Batin Sella menggerutu sendiri.

Lantas ia membawa ketoprak dan es campur tersebut ke ruang makan. Sella meletakkan ketoprak di meja dan di tutup dengan tudung saji. Sementara ia memberikan es campur tersebut pada Putra, karena dari tadi anak kecil ini merengek meminta es campurnya.

Setelah itu, Sella melangkah ke dapur meletakkan semua belanjaannya dan segera memasang Gas. Tanpa ia tahu, ada seseorang sedang asik makan ketoprak yang ada di meja makan.

"Mba Sella, aku minta minumnya dong."

Datang seorang pemuda tinggi kurus ke dapur untuk mengambil air minum dingin di kulkas.

Sella merasa kesal jika kedatangan si Dodo adik kandung Dody yang pengangguran tersebut. Ia hanya diam saja menatap Dodo yang asik meminum air putih tersebut.

"Mba, terima kasih ya ketopraknya. Sayangnya nggak pedas jadi kurang enak," ucap Dodo.

"Apa, jadi kamu habis makan ketoprak yang ada di meja makan? memangnya mamah nggak masak?" tanya Sella heran.

"Nggak, mba. Makanya aku datang kemari, bisanya kan Mba Sella pagi benar sudah memasak. Eh tadi aku lihat adanya ketoprak ya sudah aku makan saja karena aku sudah sangat lapar."

Setelah mengatakan hal itu, Dodo berlalu pergi begitu saja. Sedangkan Sella hanya bisa menarik napas panjang.

"Astaghfirullah aladzim, nggak ibu nggak anaknya sama saja. Selalu membuatku geram seperti ini, dan ini entah sampai kapan. Hanya papah mertua yang selalu baik padaku," batin Sella.

Semua tetangga di kanan kiri rumah Sella sudah paham dengan tabiat Dody dan juga ibu serta adiknya. Mereka kadang merasa iba dengan Sella. Makanya kerap kali memberikan makanan pada Sella.

Atau bahkan memberikan pekerjaan pada Sella, seperti mencuci dan menyetrika. Kerap kali mereka menegur sikap Dody, tetapi yang ada nantinya yang terkena imbasnya adalah Sella dan Putra.

Hingga kini semua tetangga tak berani berkata apa-apa lagi, hanya bisa menggelengkan kepalanya pada saat melihat ulah Dody yang di rasa kejam pada Sella.

Beberapa menit kemudian...

Putra merajuk karena ingin makan ketoprak yang tadi di pesan oleh Mamah mertuanya. Kebetulan Putra anak yang sedikit susah jika di beri pengertian.

Sella sudah membujuknya untuk makan dengan telor tapi Putra tak mau. Hingga terpaksa Sella harus ke rumah Mba Am dengan menuntun Putra.

"Mba Am, apakah ketopraknya masih?" tanya Sella malu.

"Masih, Sella. Mau pesan lagi?" tanya Mba Am ramah.

"Iya mba, tapi setengah porsi saja ya? nggak pedas buat Putra. Tapi bayarnya ntar sore nggak apa-apa kan, mba? uangku sudah habis tadi buat belanja," ucap Sella merasa malu.

Mba Am merasa heran karena baru saja Bu Budi pesan dua porsi nggak pedas buat Putra, kok ini pesan lagi. Hingga Mba Am memberanikan diri bertanya pada, Sella. Dan Sella bercerita bahwa ketoprak tersebut telah di makan oleh Dodo di saat dirinya sedang ada di dapur.

Jika ia tahu Dodo datang, pasti ia akan melarangnya memakan ketoprak jatah Putra.

Mendengar cerita dari Sella, Mba Am hanya bisa menggelengkan kepalanya. Ia juga sudah paham dengan tabiat keluarga Dody. Hingga ia tak meragukan cerita dari Sella.

Sella selama ini selalu mengalah dengan makan seadanya saja. Bahkan kerap kali ia hanya makan dengan nasi dan kecap atau nasi dan garam saja.

Mengingat ia lebih mengutamakan suami dan Putra. Karena Putra sangat susah dalam hal makan. Walaupun sudah di ajari dari kecil untuk makan sayur dan seadanya. Tetapi selalu saja tidak mau.

Jika tidak ada lauk yang enak seperti ayam goreng atau ikan goreng. Putra tidak akan mau makan. Jika tidak di turuti yang ada Sella kena marah sama suami dan juga mamah mertuanya.

Apa lagi Dody suka sekali mengadu macam-macam pada mamahnya. Yang membuat Sella selalu saja di salahkan dan di pojokan. Hanya papah mertuanya saja yang selalu membelanya atau selalu menengahi pertikaian yang kerap kali terjadi di rumah tangga, Sella.

Sore menjelang...

Beberapa menit setelah Dody bersantai dari pulang kantor. Sella menghampirinya dan meminta uang padanya untuk membayar ketoprak yang tadi di makan oleh, Putra.

Bukannya memberikan uang yang hanya enam ribu rupiah. Karena cuma setengah porsi saja. Malah Dody marah-marah pada Sella.

"Masa uang seratus ribu tadi pagi langsung habis! astaga Sella! kenapa kamu tak bisa berhemat sih!" bentaknya kesal.

Padahal Sella sudah menjelaskan sedetail mungkin tentang uang yang seratus ribu di gunakan untuk apa saja, bahkan sudah ada rinciannya di catatan hariannya. Masih saja Dody marah-marah.

Terpopuler

Comments

Nani Mardiani

Nani Mardiani

Iih pelit amit tuh suami, Sella curi aja tuh uangnya terus kamu pergi tinggalin suami macam gitu dan anaknya jangan dibawa sama kamu biarkan suami dan keluarganya yg urus jangan jadi beban kamu Sell.

2023-06-17

1

Santi Rizal

Santi Rizal

amit amit pelit nya keterlaluan di Dodi

2023-06-15

1

Yoni Hartati

Yoni Hartati

ini juga mertua dan adik ipar nya masa tdk tau juga kl ortunya sella menolong mereka sekeluarga

2023-03-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!