"Mas Doddy, jika tadi Mamah tak memesan ketoprak dan es kemungkinan uang juga masih. Apa lagi jatah ketoprak untuk Putra, di makan sama Dodo."
Sella mencoba menjelaskannya, supaya tidak ada lagi kesalah pahaman. Dan Dody tidak terus menyalahkan dirinya atas kesalahan yang tak dia lakukan.
"Kamu yang nggak bisa irit, kok membawa nama mamahku? mau menjelekkan nama mamah dan juga adikku? selalu saja kamu berkilah, melimpahkan kesalahan dirimu pada salah satu keluargaku!"
Belum juga Sella berkata lagi untuk membela diri. Tiba-tiba datang seorang wanita dengan suara cemprengnya.
"Sella! apa yang barusan kamu katakan pada, Dody? sini kamu!"
Sella menunduk tak berani menatap mertuanya yang sedang marah. Sedangkan Dody hanya diam saja, dia malah memilih duduk sembari memainkan ponselnya.
"Mah, duduklah. Bicara sambil duduk kan lebih nyaman," tegur Dody seraya terus memainkan ponselnya tanpa menoleh ke arah Mamahnya.
"Dody, kamu kok malah diam saja mendengar mamah dan adik kandungmu di fitnah oleh istri jelekmu itu!"
Sella tak terima jika mamah mertuanya itu memutar balikan fakta. Ia pun berusaha membela dirinya.
"Aku sama sekali nggak fitnah mamah, apa yang aku katakan benar kok. Mamah membeli ketoprak dan es campur atas namaku, hingga aku yang harus bayar. Ini terjadi juga buka sekali dua kali saja, tetapi sering kan?"
"Bahkan jatah ketoprak Putra, dimakan oleh Dodo. Itupun tanpa permisi sama sekali, tanpa bertanya sama sekali. Hanya mengatakan jika mamah tidak masak hingga ia datang kemari."
"Gara-gara ulah Dodo, Putra rewel dan terpaksa aku berhutang ketoprak itupun setengah porsi."
"Selama ini aku selalu saja diam, mah. Tapi aku sudah cape, terus saja di salahkan oleh Mas Dody. Dan dikatakan boros."
Mendengar pembelaan dari Sella, Ibu Budi merasa tidak terima. Ia pun terus saja nyolot dan tak mengakui apa yang di katakan oleh Sella. Ibu Budi terus saja berkilah, hingga Sella memutuskan untuk memanggil Mba Am datang kerumah sebagai saksi.
"Baiklah, mah. Aku akan panggil Mba Am untuk kemari, mengatakan apa yang sebenarnya pada Mas Dody."
Namun pada saat Sella akan melangkah pergi, Ibu Budi mengatakan sesuatu.
"Sella, tunggu! kamu ini ingin bikin malu, mamah? hanya permasalahan ketoprak saja sampai mau panggil penjualnya segala!"
"Loh, memangnya kenapa? mamah takut ya, jika kebenaran terungkap dan Mas Dody tahu siapa di sini yang benar dan yang salah," sindir Sella kesal.
Selama ini dia sudah cukup bersabar dengan tingkah Dody dan keluarganya. Tetapi kali ini dia tidak ingin diam saja, ketika nama baiknya di injak-injak.
Ibu Budi diam saja pada saat Sella berkata. Ia pun bingung akan berkilah apa lagi.
"Aku pikir kalian berdua ini akan bercengkrama secara baik-baik. Ternyata malah ribut, kenapa sih kalian selalu saja seperti ini saling tuduh menuduh satu sama lain? sudahlah, Sella. Tadi kamu minta uang enam ribu bukan? ini aku beri uangnya dan sana bayar hutangnya pada, Mba Am."
Dody memberikan uang lima ribuan satu dan seribuan satu pada, Sella. Sella pun menerima pemberian uang dari suaminya itu. Lantas ia berlalu pergi ke rumah Mba Am untuk membayar hutang.
'Dari tadi kek di kasih! padahal uang enam ribu ini untuk makan anak kandungnya. Harus pake drama dulu, baru di beri!" batin Sella kesal.
Selepas Sella pergi, Dody memutuskan masuk ke dalam kamarnya. Ia pun tak ingin meladeni mamahnya. Hingga akhirnya Ibu Budi kembali kerumahnya sendiri.
Tak berapa lama, Sella pulang.
"Mas, mamah sudah pulang?"
Dody tidak menjawab pertanyaan, Sella. Justru ia malah mengatakan hal lain.
"Tidur sana, nggak usah berisik saja! dasar wanita pembuat masalah. Apa kamu nggak cape, tiap hari buat masalah terus!" bentak Dody.
"Kalau Mas percaya dengan apa yang aku katakan, pasti aku tidak akan begini. Heran, dech. Mas nggak pernah percaya dengan apa yang aku katakan. Tetapi hanya percaya dengan apa yang mamah katakan saja. Apa lagi kalau masalah uang, dari awal kita menikah mas itu terlalu pelit."
Mendengar kata pelit dari mulut, Sella. Tak lantas membuat Dody menjadi sadar, ia malah tersenyum sinis.
"Silahkan saja kamu katakan aku pelit hingga berkali-kali. Itu sama sekali tidak berpengaruh padaku!"
"Ya jelaslah, karena mas nggak punya hati. Soalnya hati mas terbuat dari batu. Ingat satu hal ya, mas. Rezeki aku ada padamu, karena mas adalah kepala keluarga. Tetapi selama ini Mas telah zolim pada istri. Hati-hati saja, rezeki itu titipan Allah. Bisa di ambil suatu waktu, jika tidak di gunakan dengan baik."
Setelah Sella mengatakan hal itu, ia pun menutup matanya dan tertidur pulas. Sedangkan Dody sama sekali tidak menghiraukan apa yang barusan di katakan oleh Sella. Justru ia malah asik dengan ponselnya.
Tanpa sepengetahuan Sella, Dody diam-diam menjalin hubungan dengan wanita lain.
******
Dody memang kerap tak adil dalam membagi jumlah uang, walau anak laki-laki masih bertanggung jawab penuh dengan Mamahnya, tapi Dody benar-benar sudah tidak manusiawi.
Gaji Dody begitu besar, tapi Sella hanya menerima satu juta saja setiap bulannya. Walaupun listrik dan air, Dody yang membayarnya. Tetapi Sella merasa itu tidak adil, karena mertuanya di kasih tiga juta setiap bulannya. Itupun mertuanya selalu saja mengganggu keuangan Sella. Dengan cara memesan makanan seenaknya, dan Sella yang harus membayarnya.
Jika wanita lain yang ada di posisi Sella, pasti dia akan mengambil jalan pintas yakni bercerai. Tetapi Sella tidak bisa melakukan hal itu karena ia selalu tak tega jika akan meninggalkan, Putra.
Walaupun untuk saat ini Putra masih sangat susah di atur untuk perihal makan. Tetapi Sella tak bisa pergi begitu saja, walaupun ia bukan ibu kandung Putra.
Kasih sayangnya pada Putra seperti pada anak kandungnya sendiri. Ia benar-benar sayang tulus ikhlas dari hati yang terdalam.
"Manis di awal saja, pahit setelahnya. Padahal dulu aku menolak keras perjodohanku dengan Mas Dody. Tapi orang tuaku dan orang tuanya terutama mamahnya yang menyebalkan itu meyakinkanku bahwa Mas Dody itu baik dan bertanggung jawab. Tetapi kenyataannya seperti ini."
"Aku hanya di peralat saja di rumah mewah ini hanya sebagai seorang seorang asisten rumah tangga, tapi gratisan. Dan juga sebagai baby sitter, Putra."
Setelah ijab di ikrarkan, Sella bahkan harus menikmati malam pertama yang memilukan. Dimana Dody memaksanya untuk memakai alat kontrasepsi saat melakukan hubungan badan.
Dody pintar beralasan jika dia belum siap menambah momongan. Apa lagi saat itu Putra masih sangat kecil, hingga belum saatnya memiliki seorang adik.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Nuraini
cerita ttg mertua dan ipar dzolim emang bikin gregetan tapi nagih 😂
2023-07-08
1
arniya
geregetan,pny mertua and saudara ipar yg nyebelin depan kita aj baik d belakang diomongin.
2023-03-11
1
Tri Soen
Mending jadi janda daripada punya suami tapi hidup nya didzolimi ...
2023-02-21
3