05

9 TAHUN KEMUDIAN.

Disebuah kamar yang kumuh dan kecil, ah tidak lebih tepatnya disebuah gudang yang sudah menjadi sebuah kamar. Terdapat seorang pria yang sedang terbaring di lantai yang kotor, pria itu ialah Kenzo Michelin yang sekarang berusia 17 tahun. Dan saat ini lagi lagi dia melakukan self-harm pada kedua tangannya untuk menenangkan pikirannya.

 

"Hah menyenangkan"Lirih Kenzo

sambil melihat kedua tangannya yang dipenuhi oleh sayatan yang cukup dalam dan juga masih terdapat darah segar.

BRAK

pintu kamar Kenzo terbuka dengan kerasnya dan terlihatlah seorang pria yang lebih muda dari kenzo memandang Kenzo dengan ekspresinya yang marah, dan kemudian dengan tergesa-gesanya pria itu berjalan mendekati Kenzo dan tiba-tiba dia menendang tubuh Kenzo dengan brutalnya, tanpa memberikan sedikit kebebasan bagi Kenzo.

"BRENGSEK GUE UDAH BILANG BERAPA KALI KERJAKAN TUGAS GUE KENAPA LO GAK KERJAKAN HA"Teriakan marah dari pria itu sambil menendang tubuh Kenzo.

Uhuk!

Uhuk!

Terdengar suara batuk dari Kenzo dengan cairan berwarna merah yang keluar dari mulutnya.

"DASAR SIALAN, BERANINYA SEORANG BUDAK SEPERTI LO MENENTANG UCAPAN GUE"Bentak pria tersebut yang merendahkan Kenzo. Dan pria itu ialah Kelvin Michelin, yang sekarang berusia 16 tahun.

Sedangkan Kenzo pun hanya memandang kosong kearah Kelvin sambil mengelap darah yang ada pada mulutnya. Dan kemudian dia berucap sesuatu yang membuat Kelvin tersulut emosi.

"Sepertinya Lo salah nyebut gue budak, bukannya Lo sendiri yang budak? Seorang budak yang meminta minta kepada tuannya"Ucap Kenzo sambil tersenyum mengejek kearah kelvin.

"ANJING"Teriak Kelvin dan mulai mencekik kenzo yang hanya tersenyum miring melihat apa yang Kelvin lakukan terhadap dirinya.

"Mudah sekali membuatnya emosi...dan sedikit lagi, haha sedikit lagi"Ucap Kenzo sambil tersenyum senang ketika dia merasakan sedikit lagi dia akan kehabisan nafas sehingga membuatnya akan pergi meninggalkan dunia ini.

"Kelvin hentikan jangan pernah kotori tanganmu untuk membunuhnya, saya tidak suka penerus saya merupakan seorang pembunuh"Tiba tiba terdengar suara dari  depan pintu kamar Kenzo yang terbuka lebar. Dan kemudian Kelvin pun menolehkan wajahnya kearah sumber suara yang berani mengganggu kesenangannya itu, dan terlihatlah seorang pria paruh baya yang tengah memandang Kelvin dengan tatapannya yang dingin. Pria paruh baya itu ialah Kenan Michelin, papa dari Kenzo dan Kelvin, ah iya lebih tepatnya papa Kenzo dan bukan Kelvin.

"Maafkan aku papa"Ucap Kelvin sambil melepaskan tangannya dari leher Kenzo yang sudah berwarna merah.

"Hmm tinggalkan"Ucapan dingin dari Kenan dan mulai meninggalkan kamar Kenzo tanpa melirik sedikit pun kearah anaknya Kenzo..

"Awas saja lo anjing"Ucap Kelvin sebelum meninggalkan Kenzo yang sedang menghirup oksigen dengan rakus.

"Sial sial Kenapa gagal lagi sii, argh brengsek"Ucapan frustasi dari Kenzo sambil mengacak-acak rambutnya.

"Apakah sekarang saja aku membunuh mereka. Ah tidak tidak aku belum berhasil merebut harta mereka yang seharusnya menjadi milikku "Ucap Kenzo dengan tersenyum smirk.

"Lebih baik aku cari makan"Ucap Kenzo yang mulai berdiri sambil menghiraukan rasa sakit yang ia rasakan pada seluruh tubuhnya.

Dan kemudian Kenzo pun berjalan keluar dari kamarnya menuju pintu keluar dari rumahnya itu, tetapi ketika dia melewati ruang tamu, dia mendengarkan suara teriakan yang cukup nyaring dari seorang wanita paru baya yang sedang duduk di kursi sofa.

"HEI BURUK RUPA SUDAH BERAPA KALI SAYA BILANG JANGAN PERNAH MENUNJUKKAN WAJAH MENJIJIKAN MU ITU DI DEPAN SAYA"Teriak wanita paruh baya itu kepada Kenzo Dan kenzo pun hanya melirik datar wanita paruh baya itu yang merupakan mamanya, Kamila Devina.

Dan setelah itu Kenzo pun berjalan menuju pintu keluar tanpa menunggu ucapan selanjutnya dari kamila.

"Dasar anak sialan"Lirih Kamila sambil melihat Kenzo yang pergi meninggalkan dirinya yang masih ingin berbicara.

<><><><><><><><><><><>

Di sore hari yang cerah, tepatnya di trotoar jalan, terlihat Kenzo yang sedang berjalan menuju sebuah taman yang hanya terdapat beberapa orang saja. Dan sesampainya Kenzo di taman tersebut dia mendudukkan dirinya di sebuah kursi panjang yang tersedia di taman tersebut. Tetapi ketika dia sedang menikmati keheningan yang terjadi disekitarnya dia mendengar suara teriakan ketakutan dari seorang anak kecil yang sedang memegang sebuah roti.

"HUA MOMMY A ADA MONSTEL"Teriakan penuh ketakutan dari anak kecil itu ketika dia melihat wajah Kenzo yang sangat mengerikan.

Kemudian anak kecil itu berlari menjauh dari Kenzo dan tanpa sadar dia menjatuhkan rotinya yang belum sempat di makan olehnya.

"Apakah aku harus membanting tubuh kecil itu hingga menjadi hancur"Gumam Kenzo sambil melihat tajam kearah anak kecil itu yang berlari menjauh darinya.

Dan akibat teriakan dari anak kecil itu seluruh perhatian dari beberapa orang yang ada di taman tersebut tertuju padanya, mereka memandang kenzo dengan tatapan jijik yang seakan-akan mereka ingin muntah ketika melihat wajahnya.

"Apakah mereka ingin mati? Berani sekali mereka memandangku seperti itu"Lirih Kenzo sambil membalas tatapan orang orang tersebut dengan tatapannya yang mengerikan, sehingga membuat orang orang tersebut menjadi ketakutan dan mengalihkan pandangan mereka.

Dan kemudian kenzo berdiri untuk mengambil roti yang anak kecil itu jatuhkan lalu dia memakannya sembari kembali menikmati suasana hening di sekitarnya.

<><><><><><><><><><><>

Beberapa jam kemudian setelah sang mentari terbenam, Terlihat Kenzo yang mulai pergi dari taman tersebut, tetapi di pertengahan jalan kenzo melihat seorang pria paru baya yang berjalan dengan sempoyongan memasuki sebuah gang yang sunyi dan hanya diterangi oleh satu lampu jalanan,

Dan setelah itu kenzo tersenyum dengan lebar seakan-akan dia menemukan sesuatu yang menyenangkan, Kemudian dia melangkahkan kakinya mendekati pria paruh baya itu yang sudah berada di gang tersebut. Dan ketika kenzo sudah berada di belakang pria paru baya itu.

"Hai paman"Sapa Kenzo sambil tersenyum misterius, tetapi sapaan dari Kenzo pun di hiraukan oleh pria paruh baya itu yang tetap berjalan dengan sempoyongan.

"Paman mau pulang ya"Sambung kenzo dan mulai mengambil sesuatu yang berada di dalam sakunya.

"Mau saya antar paman, supaya lebih cepat loh sampainya"Ucap Kenzo dan mulai berjalan lebih dekat kearah pria paruh baya tersebut yang sekarang sudah melihat dirinya.

Shrek!

"Aaarggh"Tiba-tiba Kenzo menusuk paha pria paruh baya tersebut dengan sebuah pisau lipat yang dia ambil dari dalam sakunya, dan dengan perlahan kenzo merobek paha dari pria paruh baya itu hingga mencapai lututnya.

"Hihihi darah darah"Ucap Kenzo dengan tersenyum lebar sambil menjilati darah yang ada pada pisau lipatnya itu.

"Uehk, darah paman Pahit Kenzo tidak menyukainya"Ucap Kenzo dengan ekspresinya cemberut.

"Per-gi k-au, d-asar mon-ter"Ucapan ketakutan dari pria paruh baya itu sambil merangkak menjauhi kenzo.

"Pergi? Tidak paman kenzo kan ingin mengantarkan paman pulang"Ucap Kenzo yang sudah berjongkok di depan pria paruh baya tersebut, dan ketakutan pria paruh baya itu semakin bertambah ketika dia melihat wajah Kenzo yang disinari oleh cahaya lampu jalanan di gang tersebut.

"Ti-dak pergi kau d-ari si-ni dasar menjijikan"Ucap pria paruh baya itu sambil memandang Kenzo dengan tatapannya yang jijik.

"Kenapa paman melihat Kenzo seperti itu, apakah paman mau Kenzo mencongkel mata paman"Ucap Kenzo dengan tersenyum lebar sambil memiringkan kepalanya.

"TIDAK TIDAK PERGI KAU DARI SINI, TOLONG"Teriak minta tolong dari pria paruh baya tersebut.

"Ssst diam, mulut anda sangat bau, bagaimana kalau saya merobeknya hmm"Ucap Kenzo yang mencium bau alkohol dari pria paruh baya itu, dan dengan tidak berperasaannya Kenzo menusuk pipi dari pria paruh baya itu hingga mencapai mulutnya, sehingga membuat mulut pria paruh baya itu menjadi robek.

"Aaaaarggh"Erangan penuh kesakitan dari pria paruh baya tersebut

Dan dengan perlahan Kenzo mulai mencongkel kedua mata pria paruh baya tersebut dengan mengabaikan teriakan memilukan dari pria paruh baya itu. Dan setelah mendapatkan kedua mata pria paruh baya itu Kenzo meremasnya hingga menjadi hancur.

"Hihihi mati mati Hahaha dia sudah mati"Ucap Kenzo sambil menusuk perut pria paruh baya itu dengan brutalnya. Dan setelah itu dia merobek perut dari pria paruh baya itu dengan mengeluarkan semua isinya.

Dan setelah puas dengan aksinya dia membakar mayat pria paruh baya tersebut hingga menjadi abu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!