"Minumlah, apakah kau tidak haus,,?"
"Kalian tidak usah sungkan, ayo cepat minum tehnya! Ini ku buat untuk semua para penjaga agar tidak mengantuk saat patroli di sekeliling istana, kalian tau? Akhir-akhir ini penyusup sering masuk istana? Jika kalian tertidur maka penyusup akan masuk dan menyerang seluruh anggota di istana, maka dari itu kita harus extra berjaga-jaga!" rayu Tiner pada para perajurit yang ada di sekitar pintu gerbang istana itu.
Penjaga yang terperdaya oleh rayuan Tiner akhirnya meminum teh yang telah di campur bius itu, Tiner hanya tersenyum sinis melihat para penjaga yang mulai pusing tak sadarkan diri.
"Ada apa ini, kenapa kepala ku pusing sekali?" ucap salah satu penjaga itu, Tiner hanya tersenyum lalu sedikit mendorong penjaga itu hingga terjatuh ketanah
Kau kau,, memberi obat bius,,?!! tuduh penjaga yang lainnya dengan terlihat seperti pemabuk dan lagi-lagi tumbang
Setelah memastikan semua penjaga telah pingsan, Tiner bergegas masuk ke kamar untuk menemui Chu Ye
"Bagaimana apa kau telah memberi minum seluruh penjaga istana?" tanya Chu Ye dengan tak sabar
"Semuanya berjalan dengan lancar tuan putri, kita akan bisa dengan mudah keluar dari istana ini!" balas Tiner dengan bangga sembari membersihkan tangannya lalu meletakkan teh itu di meja
"Harus ku akui, kau cukup pintar juga,,,!" ucap Chu Ye sedikit memuji pelayannya itu
"Bukankah kita adalah wanita konyol?" timpa Tiner dengan sedikit tersenyum
"Ha kau benar!" Balas Chu Ye lagi sembari duduk dan mengakat kakinya ke atas meja
Dari kecil Chu Ye dan Tiner suka sekali menjahili angota kerajaan dengan sikap konyolnya itu, tidak heran ketika dewasa sikap konyolnya itu masih menjiwainya
"Setelah satu jam obat bius itu tidak akan berfungsi lagi, kita harus cepat-cepat pergi dari sini dan kelur dari istana." ucap Tiner sembari mengambil baju dan menukarnya
"Apa yang akan kau lakukan tuan putri?"
"Dengar, aku akan memakai bajumu dan menyamar menjadi pelayan di istana ini, dan kita akan keluar dari istana!" balas Chu Ye sembari mengambil beberapa uang lalu memasukkan ke dalanm kantong dan mengikatnya di pinggang.
"Lalu bagaimana denganku? Jika seseorang di istana melihat ku pasti mereka akan mengenaliku." sergah Tiner dengar wajah binggung
"Kau benar!" Chu Ye hanya mengangguk, lalu kembali mondar mandir dari tempat tidur ke meja rias sampai ia menemukan solusinya
"Aku punya ide, bagaimana jika kita membagi tugas, kau berpura-pura membawa teh untuk prajurit yang ada di belakang istana dan mengalihkan perhatiannya? Setelah ia pingsan kau bisa kabur lewat jalan kecil yang biasa di lewati anjing. Sementara aku akan pergi ke depan pintu gerbang dan kabur. Kita akan bertemu di hutan sebelah utara!" Jelas Chu Ye kepada pelayannya itu.
"Tapi tuan putri, aku takut sekali! bagaimana jika kali ini kita gagal?" rengek Tiner dengan wajah kuatir
"Kau tenang saja, semua akan baik-baik saja, semua akan berjalan sesuai rencana. Setelah kita keluar dari istana, kita akan menjalani hidup bebas dengan penuh bahagia.!" Balas Chu Ye meyakinkan pelayanannya itu.
"Baiklah!" timpal Tiner dengan sedikit menganguk lalu mengambil teh itu dari atas meja. ia mulai berjalan keluar dari kamar itu.
Sementara Chu Ye bergegas pergi ke pintu gerbang istana dengan sedikit berlari
Di sisi lain ksatria bertopeng hitam entah darimana datangnya melihat Chu Ye berjalan menuju pintu gerbang istana, ia memperhatikan Chu Ye diam-diam dari atas atap istana itu.
"Wanita itu? Apa yang di lakukan di sana malam-malam begini?" batin pria bertopeng hitam itu sembari memperhatikan gerak gerik Chu Ye
"Oh mukin saja ia seorang pelayan di istana ini, lalu kenapa ia ingin keluar dari pintu gerbang istana? pasti ada sesuatu yang tidak beres pada pelayan itu, aku harus menyelidikinya?"
Pria bertopeng hitam itu masih mem perhatikan gerak girik Chu Ye dari kejauhan
Tiba-tiba saja penyusup masuk ke istana dengan begitu banyaknya dan membunuh beberapa pelayan di istana. Membuat Chu Ye begitu panik
"Tolong,, tolong,,," teriak Chu Ye sembari berlari menuju keluar gerbang, namun berhasil di tangkap oleh para penyusup itu
"Kau mau lari kemana!" ucap salah satu penyusup itu pada sang putri. Ia tidak menyadari bahwa yang ia tangkap itu adalah sang putri kerajaan dingin.
"Tolong jangan bunuh aku!"
"Lepaskan aku!" teriak Chu Ye dengan wajah penik, ia berusaha melepaskan tubuhnya dari para penyusup itu
"Bunuh dia!"
"Baik!"
Penyusup itu mendorong pedangnya dengan sekuat tenaga, ksatria bertopeng hitam yang sedari tadi diam-diam memperhatikan itu, dengan cepat ia menyelamatkan sang putri. Lalu membawanya terbang masuk ke dalam istana.
"Siapa kau? kenapa kau menyelamatkan ku?" Tanya Chu Ye dengan wajah penuh ketakutan
Namun ksatria bertopeng hitam itu hanya diam, tanpa bicara sepatah katapun. Chu Ye yang berada di dalam dekapannya mencium aroma darah di tubuh ksatria bertopeng hitam itu.
"Kau,, p,,pp ,,pembunuh!" teriak Chu Ye dengan mulut gemetar, berusaha melepaskan pelukkannya dari ksatria bertopeng hitam itu.
Namun para prajurit yang melihat hal itu, mengira ksatria bertopeng hitam bagian dari penyusup dan memanahnya, tetapi sayang anak panah itu mengenai tepat di dada kiri sang putri, putri Chu Ye akhirnya pingsan tak sadarkan diri.
Ksatria bertopeng hitam yang melihat Chu Ye terkena panah beracun, dengan cepat ia mencabut panah itu dari dada Chu Ye. Tanpa pikir panjang ia mendekati bibirnya di dada sang putri dan menarik seluruh rancun yang ada di tubuh sang putri itu masuk kedalam mulutnya, lalu memuntahkan kembali rancun itu. Kemudian ia pergi dengan secepat kilat meninggalkan istana.
"Kejar dia!" perintah sang Jendral pada sebagian prajurit di istana dingin
Jenderal mendekati para pelayan itu dan memeriksa identitasnya, begitu terkejutnya sang Jendral melihat Chu Ye terbaring kaku tak sadarkan diri, tadinya ia menyangka yang terkena anak panah itu bukan sang putri Chu Ye melainkan seorang pelayan biasa
"Gawat sang putri terkena panah beracun, cepat panggil tabib kerajaan! Aku akan membawa tuan putri ke kamarnya." perintah sang Jendral pada para prajuritnya itu.
Sementara di sisi lain, Tiner yang sedang merayu para prajurit untuk meminum teh tiba-tiba terhenti, ia begitu terkejut saat melihat para penyusup tiba-tiba berada di hadapannya.
Dengan wajah penuh ketakutan, tanpa sadar Tiner mengambil cangkir teh dari atas meja lalu meminumnya. Tiner yang tidak sadar dengan kekonyolan nya itu akhirnya ikutan pingsan dan tak sadarkan diri.
selang beberapa lama akhirnya penduduk istana berhasil menangkap para penyusup itu, namun ada juga beberapa yang mati terbunuh.
Sementara raja yang mendapat kabar bahwa Chu Ye terkena panah beracun bergegas pergi menemui putrinya itu. Ia terlihat begitu terburu-buru.
"Bagaimana kecerobohan ini bisa terjadi!" ucap sang raja dengan sangat marah sembari memeriksa nadi putrinya itu.
"Ampun yang mulia, ini kelalaian dari kami! kami mengira pelayan itu bukan tuan putri, saat kami ingin memanah penyusup itu, tetapi malah mengenai tuan putri yang juga berada bersamanya." jelas sang Jendral dengan kepala menunduk
"Bagaimana mungkin!" balas sang raja dengan merendahkan notasi suaranya
Sang raja yang baru menyadari kalau putrinya ingin melarikan diri, ia menarik nafas pelan lalu menghembuskan nya kembali. Ia berusaha merendam kekesalan nya itu.
"Bagaimana lukanya tabib, apa bisa di sembuhkan?" tanya raja dengan penuh rasa kwatir
"Yang mulia tenang saja, rancun yang ada di tubuh tuan putri sudah keluar, mukin ini membutuhkan waktu yang lama, kita harus menunggu beberapa minggu, setelah itu tuan putri akan siuman seperti semula. Hah,,,Syukurlah saat terkena panah kalian dengan cepat mengeluarkan rancunnya, jika terlambat beberapa menit saja, mungkin tuan putri akan kehilangan nyawanya." ucap tabib itu sembari mengambil selimut dan menyelimuti putri Chu Ye
Raja yang mendengar itu menatap wajah Jendral dengan penuh arti, namun sebaliknya Jendral terlihat begitu bingung.
"Bagaimana mungkin rancunnya sudah keluar? selain aku tidak ada yang menyentuh tuan putri,, apa mungkin pria bertopeng itu yang melakukannya?" batin sang Jendral sembari memalingkan wajahnya dari tatapan sang raja.
Sementara Tiner yang mulai sadarkan diri, menyadari dirinya telah meminum teh yang di campur obat bius itu.
"Ah konyol,,,! Mengapa aku harus minum obat bius itu? Tapi syukur lah aku masih selamat. Bagaimana dengan tuan putri? Oh tidak,, tidak aku harus menemukan tuan putri!"
Tiner berlari menuju pintu gerbang kerajaan, mencari sang putri.
"Apkah kau menemukan tuan putri?" tanya Tiner pada salah satu pelayan istana dengan wajah begitu panik dan kuatir.
"Tuan putri di rawat di kamarnya, semalam ia terkena panah beracun sampai sekarang belum ada kabar apakah tuan putri sudah siuman atau belum." jelas pelayan itu dengan wajah sedih.
Tiner yang mendengar itu, langsung bergegas menemui sang putri. Di sisi lain raja He yang mendengar kabar prajuritnya telah di beri bius oleh salah satu pelayan terdekat tuan putri membuatnya semakin yakin dengan percobaan pelarian putrinya itu.
" Mungkin ini saat yang tepat untuk menikahkan putri Chu Ye dengan raja Qi Yan,,!aku tidak akan melewatkan kesempatan baik ini, jika menunggu Chu Ye siuman maka ia akan berusaha lagi melarikan diri" Batin sang raja dengan sedikit tersenyum
"Panggil pelayan itu kemari!" titah sang raja pada salah satu prajurit istana
Sementara Tiner yang melihat tuan putrinya terbaring tidak sadarkan diri begitu terkejut, ia tidak menyangka akan terjadi seperti ini, semuanya di luar dugaan rencananya.
"Tuan putri bangun tuan putri,, kenapa kita jadi seperti ini!" rengek Tiner sembari mengelus-ngelus rambut tuan putrinya itu.
"Pelayan Tiner, raja memanggil mu untuk menghadap ke istana sekarang juga!" ucap salah satu prajurit istana datang ke kamar tuan putri Chu Ye
"Baiklah, dua menit lagi aku akan datang!" ucap Tiner dengan wajah pucat. prajurit itu membalikkan tubuhnya dan berlalu pergi meninggalkan kamar sang putri.
"Tuan putri,, bagaimana ini, jika raja menanyakan perihal tentang teh itu, apa yang harus ku lakukan,, aku pasti akan mati di bunuh,, aku mohon tuan putri, bangunlah selamatkan aku,,,"
Tiner berjalan dengan sangat pelan menuju ruangan istana, di mana sang raja telah menunggu atas pertanggungjawabnya
"Jika ada waktu satu hari saja untuk mengulang, aku pasti akan memperbaiki semuanya,,, tuan putri Chu Ye, maafkan aku. Mungkin setelah siuman nanti, kau tidak akan bisa melihat wajahku lagi. mungkin hari ini terahir kalinya aku bisa menemui mu."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments