Setelah kematian sang ayah dan ibunya, Qi Yan tumbuh menjadi raja berdarah panas, seorang raja yang sangat di takuti para musuh, selama ia menjadi raja telah banyak wilayah yang ia taklukkan dan bersatu dengan manor.
Bukan hanya itu, Qi Yan juga di kenal sosok raja yang tidak pernah tersenyum dan berhati batu. Setiap hari Qi Yan hanya berteman dengan pedang darah. Jika ada yang tidak sesuai dengan aturan kerajaan maka mendapatkan hukuman mati dari sang raja, membuat seluruh istana teratur dan tidak berani bersikap semena-mena.
Qi Yan juga seorang raja yang sangat tegas, jujur dan adil, bukan hanya itu ia juga lihai di bidang academy dan juga pertempuran. Dalam menyusun strategi peperangan Qi Yan tidak pernah gagal, dan selalu di akui oleh wilayah lain.
Di usianya yang beranjak dua puluh lima tahun Qi Yan telah menikah sebanyak lima kali, semuanya putri dari berbagai kerajaan yang telah ia taklukkan.
Namun tak satupun yang berhasil selamat, semuanya mati di bunuh oleh raja Qi Yan. Setiap putri yang datang ke istana manor sama saja mereka mengantarkan dirinya ke neraka. Karena setiap putri dari kerajaan yang datang tidak akan pernah kembali.
Meskipun raja Qi terkenal sangat kejam, ia berhasil membuat rakyatnya sejahtera dan wilayah yang aman untuk di tempati. Semenjak ia menjadi raja kota manor terlihat begitu teratur, ia juga sangat memperhatikan rakyat kecil.
"Salam yang mulia, dalam jadwal hari ini ada pertemuan penting di kota manor." ucap jendral feng pada rajanya itu.
"Baiklah, apa kau telah memberi tahu pada semua pengurus kerajaan?" tanya raja QI Yan pada jendral feng
"Sudah tuan, semuanya telah di undang."
"Kalo begitu suruh pelayan menyiapkan semua keperluan ku, setengah jam lagi kita berangkat!" titah sang raja sembari berdiri meninggalkan ruangan kerajaan.
Sesampainya di pusat kota, raja Qi Yan duduk di singgasananya, sembari mendengarkan penasehat kerajaan mengajukan permohonan proposal.
Begitu banyak pendapat yang di ajukan oleh penasihat hukum salah satunya penasehat handal dari kerajaan manor bernama Ximing.
Ximing adalah penasehat handal kota manor, ia menjabat sejak raja Jing Ping menjadi raja hingga saat ini. Dengan kepintarannya dalam mencari dan memberikan solusi, tidak jarang ajuan proposalnya di terima oleh sang raja.
"Salam yang mulia, sebagai penasehat hukum ke dua saya ingin mengajukan pendapat, mengingat wilayah selatan yang semakin rentan penuyusupan dan penyerangan, bagaimana jika istana manor menambah beberapa ribu prajurit untuk berjaga-jaga." ajukan penasehat ke dua kepada sang raja.
Qi Yan hanya mengangguk dan memberikan kesempatan untuk penasehat pertama untuk memberikan pendapat terbaiknya, ia terlihat begitu tenang sembari menyeruput teh yang telah di sajikan sang pelayan kerajaan.
"Yang mulia, menurut saya ribuan prajurit tidak akan ada artinya tanpa strategi yang matang. Kita tidak perlu mengorbankan begitu banyak nyawa hanya untuk menjaga perbatasan dengan wilayah selatan, yang kita butuhkan saat ini mencari seorang yang bisa mengatur strategi penyerangan." Ximing mengajukan pendapat terbaiknya
"Jadi berikan solusinya tuan Ximing!" balas sang raja sembari meletakkan cangkir tehnya ke atas meja.
"Saya punya solusi yang baik yang mulia, bagaimana jika kita mengadakan pelatihan khusus bulan ini, dari sana kita akan melihat potensi setiap peserta. Peserta yang berbakat akan berhak mengabdi di Kerajaan manormanor, dan menjabat di wilayah selatan."
Raja Qi Yan yang mendengar pendapat dari penasihat Ximing mengangguk pelan, lalu memberi arahan pada pengurus kerajaan.
"Baiklah kalau begitu buat pemberitahuan kepada seluruh pusat kota, bagi yang mau mengikuti pelatihan khusus prajurit, bisa mendaftar di depan istana manor besok!" perintah itu langsung di keluarkan dari mulut sang raja.
"Baik yang mulia" balas seluruh pengurus kerajaan.
Ternyata rencana penambahan prajurit itu terdengar oleh raja He, jantungnya seketika berdetak kencang, raja He yang mengetahui hal itu segera mencari cara untuk mengatasi kekacauan itu.
"Jika raja manor menambah pasukan di perbatasan kota selatan, maka penyelundupan tidak akan bisa di lakukan lagi,, seluruh kerajaan dingin akan hidup morak marid, karena kekurangan bahan pangan dan papan. Apalagi melihat banteng pertahanan manor yang setiap tahun semakin kuat, sepertinya tidak akan mungkin mampu menyerang dan mengambil wilayah selatan. Aku harus bisa mencari solusi masalah ini."
Sementara Ji feng yang berada di perbatasan menanti perintah dari sang ayah, Ji Feng di tugaskan untuk berada di perbatasan kota agar proses penyelundupan bisa berjalan dengan lancar
Ji Feng adalah satu-satunya putra dari kerajaan selatan, anak dari raja He dan ratu Shu Ming, ji feng hanya memiliki seorang ayah dan adik perempuan bernama Chu Ye, keduanya lahir di tahun yang sama hanya beberapa bulan saja
Di saat Shu Ming masih hidup mereka sangat menyayangi Ji Feng dan Chu Ye, namun karena keserakahan raja He akhirnya Shu Ming di jadikan umpan dalam perperangan merebut kekuasaan utara.
Shu Ming yang telah menikah dengan raja He terpaksa mengikuti peraturan kerajaan, namun kehendak berkata lain raja He terlambat menyelamatkan istrinya, hingga berakhir kematian. raja He yang sangat mencintai Shu Ming merasa sangat terpukul dan menyesali perbuatannya itu. Semenjak kematian Shu Ming, raja He memutuskan untuk tidak menikah lagi.
"Pangeran Ji Feng pulang ke istana!" teriak salah satu pelayan istana dingin itu
Seluruh anggota kerajaan memberi hormat dan menundukkan kepalanya.
"Silakan pangeran."
"Dimana Chu Ye?" tanya Ji Feng pada pelayannya itu
"Tuan putri ada di taman belakang pangeran."
"Baiklah, jangan peritahu Chu Ye kalo aku datang! Biar aku sendiri yang menemuinya nanti.!" balas Ji Feng sembari berjalan pergi masuk ke istana
Setelah masuk kedalam istana, Ji Feng menemui ayahnya dan berbincang soal keamanan kota. Setelah selesai Ji Feng belalu pergi ke taman belakang istana
"Chu Yeee,,," Ji Feng memanggil saudara perempuannya itu
"Ayo kemarilah, apa yang aku bawa untuk mu.!" dengan senyuman Ji Feng memberi beberapa buah yang ia ambil dari atas pohon saat ia kembali dengan menunggang kuda menuju istana dingin.
Chu Ye yang lagi asik berlajar memainkan alat nusik ghuzeng membalikkan tubuhnya, membuat rambutnya yang tergerai panjang begitu sempurna.
"Ji Feng,,,,"
"Itu kamu?"
"Kapan kamu pulang ke istana?" Tanya Chu Ye dengan senangnya kedatangan saudara laki-lakinya itu.
Ji Feng hanya tersenyum, lalu menunjukkan rasa rindunya terhadap saudara perempuannya itu
"Kamu ingat Chu Ye, waktu kecil kita sering diam-diam keluar dari istana hanya untuk mencari buah-buahan di pohon." ucap Ji Feng tersenyum menatap ke arah Chu Ye lalu menyodorkan beberapa buah ke tangan Chu Ye
Ia menatap adik perempuan yang ia tinggalkan delapan tahun yang lalu, kini berubah menjadi putri istana yang begitu cantik.
Chu Ye hanya tersenyum lalu menundukkan kepalanya saat mendengar kakak laki-lakinya itu berbicara.
"Sekarang kita sudah dewasa, dan kau Chu Ye masih bertingkah seperti anak-anak!" ucap Ji Feng sembari tertawa lalu merangkul kepala adik perempuannya itu.
"Aku masih Chu Ye yang dulu, bukankah kau yang telah banyak berubah? Semenjak kau di angkat menjadi jendral, kau hanya sibuk dengan pekerjaan mu di perbatasan.! Ji Feng kau tau,, setiap hari aku sangat sangat merindukan mu." jelas Chu Ye sembari memeluk erat tangan saudara laki-lakinya itu. Wajahnya sedikit cemberut membuat ia keliatan begitu cantik.
"Baiklah, jika memang kau rindu pada saudara mu, siapkan teh buatan mu.! sudah lama kau tidak membuatkannya untuk ku."
"Baiklah Jendral Ji Feng. Mari ikut dengan ku!" Balas Chu Ye sedikit tersenyum.
Mereka berjalan menuju masuk ke istana untuk meminum teh bersama
"Chu Ye,, apakah sekarang kau masih sering mimpi buruk?" Tanya Ji Feng pada adik perempuannya itu
"Begitulah Ji Feng,, ya hampir setiap hari,,"
"Ji Feng apakah kau tau, setiap hari ayah ke kamar ku hanya menanyakan perihal mimpiku,, ahh itu konyol sekali.!"
"Ayah selalu menganggu tidurku,," cemberut Chu Ye saat mengadu kepada saudara laki-lakinya itu terlihat sangat mengemaskan.
Ji Feng yang mendengar hal itu hanya tersenyum, mereka duduk di kursi, masih asik berbincang.
semenjak delapan tahun Ji Feng pergi ke perbatasan baru kali ini mereka bertemu, jadi wajar aja kalo Ji Feng dan Chu Ye saling melepas rindu dan begitu akrab. Ji Feng yang dulunya terlihat dengkil dan kurus kini berubah menjadi pangeran tampan sedangkan Chu Ye yang cantik dari dulunya sekarang menjadi semakin cantik, anggun dan berbakat tetapi sayangnya Chu Ye tidak bisa hilang dari sifat konyol dan manjanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments