04. Skors

"Devan, ibu skors kamu selama seminggu karena kamu sudah melakukan tindak kekerasan pada adik kelasmu," putus Bu Diana selaku guru BK di SMA Pertiwi. Bu Diana beralih menatap Alya yang sedang tersenyum ramah padanya. "Dan kamu Alya, kamu juga di skors selama 3 hari."

Alya membelalakan matanya. Dia fikir akan selamat kali ini, ternyata sama saja dia dikenakan hukuman. "Gak adil Bu, saya disini sebagai korban kenapa saya juga ikut dihukum?" protesnya.

"Tidak adil bagaimana? menurut penuturan Devan, kamu yang membuat salah duluan," jawab Bu Diana tegas.

Alya hanya bisa mendesah pasrah.

"Satu hal lagi, panggil orang tua kalian besok,"

Alya semakin menekuk wajahnya dengan ucapan Bu Diana. Pastinya akan ada perang besar antara ayah dan anak lagi malam ini.

"Silahkan kalian kembali ke kelas," ujar Bu Diana setelah selesai memberikan hukuman pada kedua muridnya.

Alya dan Devan keluar bersama dari ruang BK. Alya diam, dan Devan juga diam dengan wajah datarnya. Rasanya Alya ingin mencakar cowok di sampingnya, tapi dia harus mengurungkan keinginannya bisa-bisanya dia akan didepak dari sekolah ini karena terus membuat masalah.

"Lo yakin mau ngasih tau bokap lo?"

Alya mengangkat wajahnya menatap pria jangkung disampingnya. "Apa? gue udah biasa kali," jawabnya.

"Tap-"

"Tapi lo gak biasa kan?" potong Alya.

"Gue-"

"Iya gue tau, secara kan lo itu anak yang gak pernah punya masalah berbanding terbalik dengan gue," potongnya lagi.

Devan tidak tahu harus berbicara apalagi, jujur dia menyesal telah menampar gadis ini tadi. Jadinya dia kena sial!

"Yaudah deh, bye mantann!!"

Alya meninggalkan Devan yang masih diam di depan ruang BK, gadis itu kini hilang dari pandangannya. Bahunya merosot, rasanya ada sedikit sesak ketika Alya menyebutnya 'mantan'.

"Gue emang brengsek Al, gue masih sayang sama lo,"

...*****...

Suara langkah kaki menggema di ruang keluarga lantaran seorang gadis tengah berjalan kearahnya dengan injakan yang sengaja dikuatkan. Bukan hal baru jika Alya bersikap seperti ini, gadis itu memang selalu memberikan api peperangan para keluarganya terutama pada ayahnya.

"Malam Alya," sapa ibunya yang sedang tersenyum hangat padanya.

Alya menatap nyalang pada wanita berumur 39 tahun itu. "Alya gak mau basa basi," ketusnya.

"Kamu bisa sopan sedikit dengan ibu kamu Alya??"

Gadis itu memutar bola matanya malas, lagi dan lagi ayahnya pasti akan membela ibu sambungnya. Ya, wanita ini adalah ibu tirinya, makanya dia sangat membenci wanita yang menggantikan posisi ibunya itu.

"Alya capek sebenernya, cuma ada hal yang harus Alya kasih tau ke Ayah," ujar Alya dengan wajah datarnya. Gadis itu memberikan secarik kertas pada ayahnya. "Bu Diana minta Ayah buat dateng ke sekolah besok."

Aryan sudah tahu jelas isi surat ini. Sudah beberapa kali dia mendapatkan surat ini dalam satu bulan terakhir, anak perempuan satu-satunya ini selalu saja membuat masalah disekolahnya, entah apa yang diinginkannya.

"Kali ini kamu bikin ulah apa?" tanya Aryan tanpa menatap putrinya.

Alya melipat tangannya didada sambil tersenyum miring. "Cuma nendang kakak kelas," jawabnya tanpa beban.

Aryan membelalakan matanya menatap putrinya tajam. "Kamu gila?! Sudah bosan bolos lalu kamu ingin berurusan dengan kakak kelas kamu?!"

Sudah terbiasa dengan bentakan ayahnya, jadi tidak ada rasa takut lagi dihatinya. "Alya cuma kasih sedikit pelajaran, tapi liat." Alya menunjuk pipinya yang memar. "Ini luka yang Alya terima, apa Ayah gak kasihan sama Alya?"

Gadis itu mencoba untuk melihat raut khawatir dari wajah ayahnya, namun sia-sia, yang ada hanya tatapan kebencian dimatanya.

Aryan bangkit dari duduknya, dia menatap tajam putrinya. "Itu karena kamu yang membuat salah Al, minta maaf kamu sama kakak kelasmu itu!!"

"Gak! Sampai matipun Alya gak sudi minta maaf!"

Plakkk...

Lihat, betapa sayangnya Ayahnya padanya sampai menambah luka diwajahnya. Jangan khawatir, Alya sudah terbiasa seperti ini.

"Kenapa kamu jadi nakal begini Alya?!" tanya Aryan dengan nada tinggi.

Alya tersenyum menatap mata tajam ayahnya. "Coba tanya sama diri Ayah sendiri, kenapa aku bisa sampai keluar masuk BK."

"Ayah rasanya tidak pernah mendidik kamu menjadi seperti ini!"

"Tidak pernah memang, tapi perlakuan Ayah yang mendorong aku menjadi seperti ini,"

"Kamu-"

Ibu sambungnya menghembuskan napasnya pelan, ia rasa ruangan ini semakin memanas. "Cukup! Cukup Mas, disini anak kita yang lebih parah, kamu jangan terus menyalahkan dia." Wanita itu memotong perkataan suaminya sambil memegang tangan suaminya yang terkepal

Alya memiringkan kepalanya. "Nona pelakor gak usah ikut campur!"

Kedua tangan Aryan semakin terkepal bahkan kertas ditangannya sudah rusak, laki-laki itu siap memberikan bekas dipipi anak perempuannya lagi. Namun genggaman lembut dari istrinya membuatnya kembali tenang, jika saja tidak ada yang menghentikannya sudah pasti Aryan akan kelepasan lagi.

Alya muak melihat keromantisan keduanya, lebih baik dia pergi dari pada lama-lama dia bisa gila!

Seorang laki-laki tengah menatap sendu kepergian Alya, bibirnya ingin mengucapkan sesuatu namun harus dia urungkan karena keadaan mereka berdua yang tidak baik-baik saja.

...*****...

Seorang gadis cantik berambut lurus memasuki kelasnya. Dahinya berkedut melihat bangkunya masih kosong padahal ini sudah jam 7 pagi.

Gadis itu duduk di kursinya sambil memperhatikan pintu kelas yang terus dimasukin oleh siswa karena jam pelajaran akan segera dimulai. Dia berdecak saat tidak menemukan seseorang yang dicarinya.

"Ck, kemana sih tuh anak kok belum masuk-masuk," rutuknya.

Seorang siswi yang duduk di belakang bangkunya menepuk pundaknya membuat gadis itu menoleh. "Apa?" tanyanya.

"Lo nyari Alya?" tanya siswi itu yang dibalas anggukan oleh gadis itu.

"Astaga Resta lo kan sahabatnya masa lo gak tau kalo si Alya kena skorsing," celetuk teman sebangku siswi itu.

Gadis bernama Resta itu terkejut dengan penuturan teman sekelasnya. "Sumpah lo, Lan?"

Wulan mengangguk mengiyakan perkataannya. "Kalo lo gak percaya tanya aja tuh ketos," ujarnya.

Resta mengalihkan pandangannya pada bangku sebelahnya. "Ham," panggilnya.

Ilham menoleh lalu mengangkat alisnya. "Apa?"

"Beneran si Alya kena skors?"

Ilham mengerutkan keningnya. Jujur dia tidak tahu menahu tentang hukuman Alya, tapi yang jelas kemarin dia mengajukan hukuman skorsing untuk Devan karena menurutnya itu sudah keterlaluan. Namun dia tidak menyangka jika Alya juga ikut dihukum.

"Ilham! lo denger gue gak sih?!" teriak Resta kesal.

"Gue gak tau,"

Gadis itu menatap datar sang lawan bicara. "Lo ketos bukan sih?! masa gitu aja gak tau."

"Gue cuma ketos bukan kepala sekolah!"

"Tapi kan lo-"

"Iya Resta sayang Alya diskors," celetuk Gery sambil mengedipkan sebelah matanya.

Resta bergidik ngeri melihat Gery. "Ya Allah, jauhkan hamba dari syaiton terkutuk seperti Gery salut."

Terpopuler

Comments

Dharni Dharmawan

Dharni Dharmawan

lanjut thor

2023-02-23

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 01. Nunggu Ilham
3 02. Pertengkaran
4 03. Penjelasan
5 04. Skors
6 05. Ngintip
7 06. Weekend
8 07. Melya
9 08. Kilas masa lalu
10 09. Khawatir
11 10. Devan & Dania
12 11. Hasil ulangan
13 12. Beban
14 13. Kabur
15 14. Kosan
16 15. Perasaan yang muncul kepermukaan
17 16. Teman masa kecil
18 17. Gosip
19 18. Berubah
20 19. Kenapa?
21 20. Malam minggu
22 21. Ada apa?
23 22. Permintaan
24 23. Rahasia
25 24. Putus
26 25. Baikan
27 26. Maaf
28 27. Pingsan lagi
29 28. Pucat
30 29. Kembali ke rumah
31 30. Rencana
32 31. Pulang Sendiri
33 32. Rumah Kusuma
34 33. Tragedi kolam
35 34. Sesal
36 35. Bucin
37 36. Lelah
38 37. Demam
39 38. Ancaman
40 39. Minus
41 40. Bumerang
42 41. Senja pertama
43 42. Penguntit
44 43. Hari libur
45 44. Acara keluarga
46 45. Naraya?
47 46. Teman Lama
48 47. Murid baru
49 48. Marah
50 49. Kebenaran
51 50. Kisah Segitiga
52 51. Bodyguard
53 52. Cemburu
54 53. Jangan kemana-mana
55 54. Keluarga
56 55. Kehancuran dimulai
57 56. Kehilangan sahabat
58 57. Saudara
59 58. Menghilang tanpa kabar
60 59. Ayah
61 60. Akhirnya tahu
62 61. Kita berakhir
63 62. Jangan peduli
64 63. Happy birthday
65 64. Mentari terakhir
66 65. Cek jantung
67 66. Takdir kita
68 67. Gue harus apa?
69 68. Tunangan gue
70 69. Lebih dari sahabat
71 70. Lantas bagaimana?
72 71. Kita seperti asing
73 72. Gue suka sama lo
74 73. Meminta bantuan
75 74. Maaf Alya
76 75. Drop
77 76. Sadar diri
78 77. Kalian saudara?
79 78. Sesal dan kejujuran
80 79. kita bukan siapa-siapa
81 80. Kehilangan
82 81. masa depan hancur
83 82. Operasi
84 83. Hancur
85 84. Kita benar-benar berakhir
86 85. Pengacau
87 86. Malam itu
88 87. Keputusan
89 88. Berakhir saja
90 89. Masa lalu dan masa depan
91 Epilog
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Prolog
2
01. Nunggu Ilham
3
02. Pertengkaran
4
03. Penjelasan
5
04. Skors
6
05. Ngintip
7
06. Weekend
8
07. Melya
9
08. Kilas masa lalu
10
09. Khawatir
11
10. Devan & Dania
12
11. Hasil ulangan
13
12. Beban
14
13. Kabur
15
14. Kosan
16
15. Perasaan yang muncul kepermukaan
17
16. Teman masa kecil
18
17. Gosip
19
18. Berubah
20
19. Kenapa?
21
20. Malam minggu
22
21. Ada apa?
23
22. Permintaan
24
23. Rahasia
25
24. Putus
26
25. Baikan
27
26. Maaf
28
27. Pingsan lagi
29
28. Pucat
30
29. Kembali ke rumah
31
30. Rencana
32
31. Pulang Sendiri
33
32. Rumah Kusuma
34
33. Tragedi kolam
35
34. Sesal
36
35. Bucin
37
36. Lelah
38
37. Demam
39
38. Ancaman
40
39. Minus
41
40. Bumerang
42
41. Senja pertama
43
42. Penguntit
44
43. Hari libur
45
44. Acara keluarga
46
45. Naraya?
47
46. Teman Lama
48
47. Murid baru
49
48. Marah
50
49. Kebenaran
51
50. Kisah Segitiga
52
51. Bodyguard
53
52. Cemburu
54
53. Jangan kemana-mana
55
54. Keluarga
56
55. Kehancuran dimulai
57
56. Kehilangan sahabat
58
57. Saudara
59
58. Menghilang tanpa kabar
60
59. Ayah
61
60. Akhirnya tahu
62
61. Kita berakhir
63
62. Jangan peduli
64
63. Happy birthday
65
64. Mentari terakhir
66
65. Cek jantung
67
66. Takdir kita
68
67. Gue harus apa?
69
68. Tunangan gue
70
69. Lebih dari sahabat
71
70. Lantas bagaimana?
72
71. Kita seperti asing
73
72. Gue suka sama lo
74
73. Meminta bantuan
75
74. Maaf Alya
76
75. Drop
77
76. Sadar diri
78
77. Kalian saudara?
79
78. Sesal dan kejujuran
80
79. kita bukan siapa-siapa
81
80. Kehilangan
82
81. masa depan hancur
83
82. Operasi
84
83. Hancur
85
84. Kita benar-benar berakhir
86
85. Pengacau
87
86. Malam itu
88
87. Keputusan
89
88. Berakhir saja
90
89. Masa lalu dan masa depan
91
Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!