"Ini masih pagi dan lo udah bikin keributan?"
Alya memutar bola matanya malas. Baru saja sadar, dia sudah disuguhi amukan dari sang Ketos. "Untung ganteng", batinnya.
" Sorry, lagian bukan gue duluan," jawab Alya sambil cemberut.
Tangan Ilham terulur untuk menyentuh luka disudut bibir Alya, namun dengan cepat gadis itu menepisnya.
"Eh, mau ngapain? lo mau mesum ya?!" tuduhnya.
Ilham berdecak kesal. "Najis! Gue cuma mau liat luka lo!"
Lukanya memang sudah diobati tadi oleh petugas PMR, namun entah mengapa Ilham malah penasaran dan ingin menyentuhnya. Arghhh! pasti ia sudah gila!
"Gak usah dipegang, sakit!"
Ilham terkekeh sebentar lalu mengejek Alya yang masih tiduran. "Duh, ternyata lo bisa ngerasa sakit ya? gue kira manusia kayak lo gak ngerasa sakit."
"Lo kira gue apa? Setan?!" kesal Alya.
"Ya, sejenis itu sih,"
Alya membelalakan matanya, gadis itu mengubah posisi tubuhnya menjadi duduk meskipun tubuhnya masih terasa sakit karena terjatuh tadi. "Tega banget lo sama calon pacar," ujarnya.
Ilham semakin mengencangkan tawanya mendengar lelucon yang keluar dari mulut gadis di depannya. "Astaga, gak usah banyak ngehalu Al, mana mau gue punya pacar kayak lo!"
"Nanti juga lo pasti bakal sayang ke gue,"
"Iya, dalam mimpi lo!"
Sebenarnya Alya ingin kembali membalas perkataan cowok itu, namun kini raut wajah Ilham berubah datar dan menatapnya intens, itu membuat Alya membeku seketika.
"Gue pengen tau, apa kejadian yang sebenarnya?" tanyanya to the point.
"Gue gak salah, yang salah tuh si Devan," jawab Alya dengan nada ketus.
Ilham menghela nafasnya sejenak. Cowok itu kini duduk ditepi ranjang Alya. "Maksud gue, apa salah lo sampe kak Devan mukul lo?"
"Gue gak ada salah, gue cuma nendang dikit,"
Alya memang merasa tidak punya salah, karena yang bersalah disini adalah Devan. Cowok yang sudah tega berselingkuh di depannya, dan cewek yang jadi selingkuhannya itu adalah temannya, ralat mantan teman!
"Astaga kenapa lo nendang kak Devan?" Ilham tidak habis fikir, bisa-bisanya gadis ini tidak sopan dengan kakak kelasnya. Tapi bagaimanapun seharusnya Devan tidak melakukan tindak kekerasan pada Alya, lagipula dia ini wanita.
"Gue cuma kesel dikit sama dia, gabut juga sih," jawab Alya santai.
"Gue pergi dulu, jangan lupa setelah lo agak baikan seperti biasa lo masuk ke ruang BK," ujar Ilham lantas pergi begitu saja meninggalkan gadis itu seorang diri.
Selepas kepergiannya, seorang gadis memasuki ruangan yang tadi ditempati oleh Ilham dengan senyum yang mengembang di wajahnya.
Netra hitamnya menangkap sambutan tak bersahabat dari seorang gadis yang sedang terbaring dibrankar, nampaknya gadis itu sedang menyumpah serapahi dirinya yang datang tiba-tiba menjenguknya.
"Hello Alya, how are you?"
...******...
Ilham memasuki kelas yang begitu ramai seperti di pasar. Meskipun dia berada di kelas Mipa yang mungkin sering dikenal dengan siswa paling rapi, tentram, aman, damai, tapi sebenarnya kelas Mipa maupun Ips itu sama saja tidak ada yang membedakan mereka. Namanya juga masa sekolah, mereka tidak mungkin menyia-nyiakan masa-masa ini hanya untuk belajar saja, tentu mereka juga ingin mengukir sebuah kenangan kebersamaan dengan teman sekelas.
Ilham ikut bergabung bersama temannya yang sedang ngumpul dikursi paling belakang. Teman-temannya sedang asyik bernyanyi, diiringi dengan lantunan melodi gitar yang dipetik indah oleh seorang cowok mancung berambut ikal.
"Waktu terasa semakin berlalu~"
"Tinggalkan cerita tentang kita~"
"KITA YANG TAK MUNGKIN MENYATU~" teriak cowok berkacamata membuat mereka menghentikan nyanyian mereka.
"Si Irgi nyari gara-gara mulu dari tadi," sungut Gery yang nampak sudah sangat kesal dengan kelakuan temannya itu.
Cowok yang disebut namanya hanya nyengir tanpa dosa. "Biar seru!"
"Seru matamu! Kita lagi menghayati lagu nah lo malah ganti server," gerutunya.
Sang gitaris hanya diam melihat perdebatan kedua temannya itu, memang sudah tidak aneh jika Irgi dan Gery disatukan pasti akan selalu ada perdebatan, meskipun hanya masalah kecil.
"Apaan nih? Kok pada rusuh?" tanya Ilham yang tanpa permisi duduk di samping Gery.
"Biasa si fakboy bikin masalah," sahut Gery.
Irgi mendelik tajam. "Buaya teriak buaya lo!"
"Apaan? lo berani lawan gue?!"
Ilham yang pusing lebih baik bernyanyi saja. "Lanjutin lagunya Erik," titahnya pada cowok itu.
Erik segera memetik kembali senarnya dengan merdu. Memang cowok ini beda dari Irgi dan Gery, dia lebih kalem dari kedua manusia itu, tapi kadang juga otaknya suka lemot.
"Daripada lanjut mending kita ghibah!!" seru Irgi setelah beberapa saat Erik memetik melodinya.
Ingin sekali dia melemparkan gitarnya ke kepala temannya, tapi takutnya dia tidak memiliki teman stres seperti Irgi lagi.
"Astaghfirullah Irgi, kamu gak boleh ghibah gak baik," sahut Gery.
Irgi memutar bola matanya malas, dari pada meladeni Gery lebih baik dia menginterogasi temannya yang sering sibuk itu.
"Eh, Ham. Lo gak bosen ngurusin si Alya apa? lo jadi jarang ngumpul sama kita, udah sibuk urus Osis sekarang lo sibuk ngurusin bocah itu lagi," celetuknya.
"Yailah Irgi alay banget, lagian dia ngurusin si Alya kalo lagi bikin ulah aja," timpal Gery.
"Gue gak ngomong sama lo ya sat!"
Ilham berdecak kesal. "Bisa gak jangan bahas gue? bahas yang lain aja kek."
"Gue denger kak Devan mantan pacarnya si Alya,"
Ketiga cowok itu nenatap Erik dengan alis yang tertaut.
"Wah, yang bener?!" tanya Gery tak percaya.
"Gosip mana lagi yang lo denger Rik?" cibir Irgi seraya terkekeh.
Ilham tidak mau bersuara, dia hanya akan menyimak saja.
"Gue beneran denger itu dari anak kelas 12, katanya pas pacaran sama Alya kak Devan tuh bucin banget," jawab Erik.
Gery memutar otaknya mencari-cari dimana dia pernah mendengar rumor itu. "Ah, iya! Kak Devan waktu itu masih kelas 11, gue sempet denger sih kalo kak Devan emang pacaran sama Alya waktu itu, ada yang bilang kalo kak Devan yang selingkuh jadinya mereka putus."
Ilham mengetukan jarinya pada meja berusaha untuk berfikir apa masalah yang terjadi pada Alya dan kakak kelasnya.
"Mana mungkin kak Devan selingkuh, dia anak baik-baik, bahkan dia pinter sampe menjuarai lomba matematika saat dia kelas 11 waktu itu, gue rasa dia gak bakalan ada waktu buat mikirin cewek." Irgi memberikan opininya.
"Bisa gue simpulkan, kalo emang Alya mantannya kak Devan berarti dia masih punya rasa kesal dan dia mulai debat duluan sama kak Devan," ujar Ilham.
"Tapi gue gak membenarkan cara kak Devan main tangan sama si Alya," timpal Erik.
"Skors?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Zeo
astaghfirullah gk boleh ghibah heh😭🤣
2023-02-11
0