11 MIPA 3. Kata orang, kelas ini memiliki murid-murid tampan dan cantik. Di kelas ini juga dikatakan berisi murid-murid pintar dan jenius. Seperti salah satunya seorang cowok yang duduk dikursi paling depan. Cowok itu begitu fokus mendengarkan penjelasan dari sang guru yang tengah mengajar.
"Ilham, kamu mau menjawab?"
Ilham Adiwijaya Kusuma. Ketua Osis yang paling disegani karena kepintarannya, juga karena selama masa jabatannya sekolah menjadi aman, damai, tentram, meskipun ada satu hama yang belum bisa dia lemahkan. Namun, itu tidak terlalu berpengaruh pada reputasinya. Dia selalu menjadi kebanggaan SMA Pertiwi.
"Ilham!" panggil Bu Nita lagi.
Cowok itu mengangguk lalu langsung berdiri hendak menjawab pertanyaan yang ada di papan tulis.
Namun baru saja ingin melangkah ke depan, seorang gadis lebih dulu maju untuk menjawab.
"Alya? kamu mau menjawab?"
Ya, dia Alya Maheswari gadis incaran satu sekolah. Bukan terkenal karena prestasinya, namun karena kenakalannya. Setiap hari pasti dia akan berulah dan membuat sang Ketua Osis harus turun tangan.
Sepertinya hari ini satu sekolah harus syukuran karena gadis yang terkenal badung ini tidak bolos dan sekarang malah akan menjawab soal di papan tulis.
"Iya Bu, Alya mau jawab spesial hari ini, karena--" Gadis itu melirik ke arah Ilham yang sedang menatapnya datar. "Ilham hari ini bisa menghentikan saya untuk tidak bolos, jadi saya akan mengurangi sedikit bebannya untuk menjawab pertanyaan yang banyak dipapan tulis ini," lanjutnya sambil tersenyum manis.
Sebagian siswa meleleh melihat senyum gadis itu. Meskipun dia biang masalah disekolahnya, namun pesonanya tidak bisa dibohongi. Alya sangat cantik, hidungnya yang mancung, kulit putih dan matanya yang sedikit sipit, jangan lupakan rambut hitamnya yang panjang dengan poni yang menutupi dahinya, dia jadi semakin terlihat menggemaskan.
Alya mulai mengisi soal itu dengan rumus-rumus yang begitu panjang. Sekitar 5 menit soal-soal dipapan tulis itu sudah terisi lengkap dengan jawaban yang membuat Bu Nita mengembangkan senyumnya.
"Baik, terimakasih Alya sudah mengisi semua soal dengan benar tanpa ada satupun kesalahan. Ibu harap besoknya lagi kamu bisa seperti ini," ujar Bu Nita dengan senyum yang belum luntur dari wajahnya.
Nakal bukan berarti Alya itu bodoh. Dia itu sebenarnya pintar, namun sikap malas dan bodo amatnya membuat dirinya berada di ranking paling bawah.
"Sama-sama Bu, semoga saja deh besok penyakit saya tidak kumat," sahut Alya sambil nyengir.
"Baiklah silahkan kamu kembali ke tempat duduk kamu,"
Gadis itu mengangguk lalu kembali ke bangkunya yang bersebelahan dengan Ketua Osis.
"Gimana? gue keren kan?" bisiknya pada Ilham yang sedang menatapnya datar.
Cowok itu memalingkan wajahnya kembali ke depan, daripada melihat wajah menyebalkan gadis itu lebih baik dia kembali fokus belajar.
"Kayaknya tahun ini lo bakal saingan sama si tukang bolos deh Ham,"
Ilham berdecak menatap teman sebangkunya. "Gue gak bakal kalah Ger, lagipula manusia kayak dia gak bakalan ambis buat dapetin peringkat pertama."
"Dia gak perlu ambis Ham buat geser lo dari peringkat pertama, liat aja dia bisa isi semua soal yang kayaknya lo juga gak bakalan bisa isi semuanya dengan sempurna, meskipun lo udah belajar mati-matian," jelas Gery sambil terkekeh pelan.
Ilham mengalihkan pandangannya pada gadis yang sedang mencoret-coret bukunya. "Apa bener lo mau ambil posisi gue?"
...*****...
"Ilham, gue boleh minta tumpangan gak?"
Gadis itu duduk disampingnya sambil tersenyum manis.
Bell pulang sekolah sudah berbunyi beberapa menit yang lalu, namun Ilham belum meninggalkan kelasnya karena sedang mengisi sesuatu yang harus segera diselesaikan. Niat ingin tenang, nyatanya satu setan wanita ini terus mengganggunya dari tadi.
"Ilham lagi ngisi tugas dari pembina Osis ya?" tanya gadis itu sambil memperhatikan yang dikerjakan Ilham.
"Hmmm,"
Alya berdecak kesal. Dari tadi cowok ini hanya menanggapinya dengan deheman.
"Mau Alya bantuin gak?"
"Hmmm,"
"Beneran gak mau dibantuin?" tanyanya lagi. "Ilham--"
"Bisa diem gak?!"
Alya terlonjak kaget dengan bentakan dari cowok itu. Matanya mengerjap beberapa kali, andai saja Ilham sedang tidak sibuk pasti dia akan tersihir oleh wajahnya yang menggemaskan.
"Lo kenapa belum pulang sih?!" kesalnya.
Alya cemberut. "Alya nungguin Ilham tau."
"Gue gak mau anterin lo! Jangan ngimpi lo bisa gue bonceng!" Setelah mengucapkan itu Ilham kembali fokus dengan tugasnya yang belum selesai.
"Gakpapa, Alya tungguin disini sampe Ilham selesai,"
Alya meletakan kepalanya dimeja dengan kedua tangannya yang menjadi tumpuan. Dia benar-benar menunggunya bahkan sambil ketiduran.
Sekitar satu jam Ilham baru menyelesaikan semuanya. Cowok itu segera membenahi semuanya, dan memasukan alat tulisannya kedalam tas.
Ilham baru sadar ternyata cewek itu masih disini bersamanya, bahkan dia sudah tertidur. "Eh, dia beneran nungguin gue?"
Sebelum ke ruang Osis cowok itu memperhatikan wajah Alya dengan jarak yang cukup dekat. Dia tersenyum sekilas setelah melihat wajah damai gadis itu.
"Kenapa lo cantik banget kalo tidur Al?"
"Hmm, aku emang cantik tiap hari kok Ham,"
Ilham langsung mundur sambil mengerjapkan matanya beberapa kali. Sial! bisa-bisanya dia bilang bahwa gadis gila ini cantik. Arghh...!!
Alya membuka matanya lalu tertawa melihat kekonyolan Ketos ganteng itu.
"Hahaha, ternyata lo mengakui juga ya kalo gue cantik,"
Ilham mendelik. "Mana ada, itu cuma halusinasi lo doang!"
Alya sebenarnya tidak tahan ingin tertawa lagi, tapi kasihan juga melihat wajah merah dari cowok itu. Ah, harusnya tadi Alya pura-pura tidak dengar saja.
"Oke, mungkin gue halusinasi, tapi gue bisa dong nebeng sama lo buat pulang," ujar Alya.
"Gak!"
Ilham benar-benar kejam. Langsung menolak begitu saja padahal dia sudah lama menunggunya.
"Ilham kok tega sih sama Alya." Gadis itu menatap Ilham dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
Cowok itu menghela napasnya pelan lalu berkata, "oke, hanya kali ini aja."
Baiklah sekarang Ilham mengalah saja, jujur dia sudah lelah dan ingin segera pulang. Berdebat dengan manusia semacam Alya tidak akan gunanya karena pada akhirnya juga dia akan kalah.
"Yeee!!" Alya bersorak senang. Gadis itu langsung menggandeng lengan Ilham yang sedang membawa beberapa map.
"ALYAA!!! JANGAN PEGANG GUE!" teriak Ilham membuat Alya langsung melepaskan kembali tangannya dari lengan Ilham.
"Ck, cuma gitu doang sampe teriak-teriak gak jelas," cibir Alya.
"Gue udah berbaik hati mau ditebengin sama lo! jadi jangan bersikap berlebihan sama gue, atau gue bakal berubah fikiran,"
Alya nyengir. "Hehe, jangan gitu dong, barusan cuma becanda doang kok."
"Yaudah diem!"
"Diem-diem suka sama lo boleh gak sih Ham?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments