Gedung perusahaan Gu. Di ruang kerja Wakil Direktur, Jully menerima telepon dari kembarannya—Leon.
Ia segera menyapa, "Ya! Leon ... ada apa?"
Terdengar suara nyaring Leon dari seberang telepon, "Kemari lah! Ada seseorang yang ingin aku kenalkan kepadamu!"
"Hemh?" Jully sedikit heran. "Siapa?"
Ini bukan kali pertama Leon mengenalkan seseorang kepada Jully. Setiap orang yang baru Leon kenal, mau itu teman pria ataupun teman wanita, Leon selalu memperkenalkannya kepada Jully.
Mungkin karena tahu Jully agak pendiam, dan sulit untuk mendapatkan teman, jadi Leon selalu memperkenalkan setiap teman-temannya kepada Jully.
Mereka berdua berprinsip, bahwa; "Teman Jully adalah teman Leon." dan "Teman Leon adalah teman Jully Juga."
Tapi tidak dengan pasangan. "Pasangan Jully bukan berarti pasangan Leon."
Mereka tidak akan mau, berbagi masalah pasangan.
Terdengar suara bisikan dari seberang telepon, "Gadis yang aku ceritakan semalam!"
"Heemmh? Apa? Aku tidak mendengarmu!" Jully bertanya. Ia memang tidak mendengarnya dengan jelas, karena suara Leon sangat pelan.
"Gadis yang aku ceritakan semalam!" Leon mengulangi ucapannya. Tapi masih dengan berbisik. Takut, wanita yang ada di sampingnya, mendengar.
Samar, Jully mulai mendengar ucapan Leon.
*Gadis yang dia ceritakan semalam!
Cerita yang mana*?
Jully sama sekali tidak mengingat tentang cerita Leon semalam.
Tidak ingin terus berdebat di telepon, Jully segera menjawab, "Aku masih di kantor. Lain kali saja kau kenalkan gadis itu kepadaku."
"Apa? Masih di kantor?" Leon mengejek, "Hey, Tuan Muda! Lihat lah, ini sudah jam berapa? Jam enam sore, kau masih belum pulang juga!"
Leon tertawa kecil, melanjutkan ejekannya, "Mau-maunya kau diperbudak oleh uang!"
Padahal tadi pagi, Jully lah yang lebih dulu berangkat bekerja. Dan sekarang, Jully juga yang terakhir pulang kerja.
Dasar payah!
"Cepat datang lah, kemari. Aku share lokasinya, sekarang!" Leon mengancam, "Jika tidak ... aku tidak akan mengenalkan setiap teman baruku lagi kepadamu!"
Klik!
Tanpa menunggu jawaban dari Jully, Leon menutup sambungan teleponnya.
"Aishh ... sial! Dasar si Pengacau." Jully mengumpat. "Bisa-bisanya dia mengancamku!"
Walaupun begitu, Jully segera membereskan semua barang-barangnya, dan pergi ke tempat yang dishare oleh Leon.
*
Di kafe, Leon duduk berdua dengan Michelle, di meja yang dekat dengan dinding kaca. Sambil makan dan minum, di sana mereka bisa sambil melihat pemandangan kota dari balik dinding kaca itu.
Melihat Leon mengakhiri sambungan teleponnya, Michelle bertanya, "Siapa yang kau hubungi?"
"Oh, itu!" Leon diam sejenak.
Ia takut, Michelle akan terkejut jika mengetahui dirinya punya kembaran.
Leon melanjutkan, "Kakakku! Aku mau mengenalkanmu kepadanya." Leon bertanya, "Kau tidak keberatan, kan?"
Hahaha .... Michelle tertawa kecil, mendengarnya.
"Mana mungkin aku keberatan!" Dengan jujur, Michelle berkata, "Aku malah senang, dikenalkan pada anggota keluargamu."
"Oiya, ngomong-ngomong, kau punya berapa saudara?" tanya Michelle, penasaran.
Mendengar pertanyaan Michelle, Leon segera menjawab dengan serius, "Aku anak kedua dari empat bersaudara. Satu kakak laki-laki dan dua adik kembar perempuan."
"Benarkan?" Michelle merasa senang mendengarnya.
Apalagi mendengar adik kembar perempuan, Michelle merasa ... itu sangat unik.
"Apa kau sungguh punya adik kembar perempuan?" Michelle penasaran, ia terus bertanya, "Siapa namanya? Umurnya berapa? Di mana mereka sekarang? Apa kau akan mengenalkan aku kepada mereka?" Michelle berharap bisa berkenalan dengan adik kembar perempuan, Leon.
Mendengar semua pertanyaan dari Michelle, Leon merasa pusing, juga meras sedih.
Tiba-tiba ia menjadi melow.
Leon meminum minumannya dengan pelan. Menatap langit malam yang penuh dengan bintang, dari balik dinding kaca itu.
Ia mulai melamun.
"Hey, ada apa? Mengapa terlihat sedih? Apa ada sesuatu yang membuatmu sedih?" Michelle sedikit heran dengan perubahan Leon.
Tadi dia ceria. Tapi sekarang ... dia terlihat murung.
Terdengar, Leon berkata dengan lirih, "Adik kembar perempuanku ... sekarang berusia 19 tahun. Dia tinggal bersama dengan Paman dan Tante, di luar negeri sambil kuliah di sana."
Leon diam sejenak.
"Tapi ...." Leon kembali diam. Membuat Michelle merasa khawatir.
"Ada apa? Apa terjadi sesuatu kepada adikmu?"
Michelle punya firasat buru tentang hal ini. Apalagi ekspresi Leon seperti itu, sekarang. Ia yakin, pasti ada sesuatu yang terjadi kepada adik perempuannya.
Dengan berat, Leon mengatakannya keada Michelle, "Adik bungsu kami, meninggal saat usianya baru menginjak 5 tahun."
"A—apa? Meninggal?" Michelle terkejut mendengarnya, "Kenapa? Apa dia sakit?"
"Iya! Adik bungsu kami—Ley, memang kurang sehat sedari bayi. Dia sering sakit-sakitan, hingga akhirnya Ley meninggal di usianya yang ke 5."
Leon terlihat sedih ketika mengatakan semuanya. Itu membuat Michelle merasa bersalah.
"Oh, maafkan aku! Aku sungguh tidak tahu." Michelle minta maaf.
Tidak seharusnya dirinya membahas tentang adik kembar Leon yang sudah meninggal. Itu pasti akan memunculkan kembali rasa sedihnya.
"Tidak apa-apa." Leon menggelengkan kepala. "Kau tidak usah minta maaf. Ini bukan salahmu."
Leon mulai bercerita, "Dulu, ketika Ley meninggal, aku baru berusia 9 tahun. Saat itu, kami semua sangat sedih dengan meninggalnya Ley. Apalagi ayahku, dia sampai sakit selama satu bulan karena merasa terkejut dengan perginya Ley untuk selamanya."
"Kenapa ayahmu sampai seperti itu?" tanya Michelle.
"Karena, ketika ibuku mengandung adik, ayahku berharap ibuku mengandung anak kembar perempuan." Leon mencoba mengingat kembali tentang hal itu. "Dan benar, ibuku melahirkan bayi kembar perempuan yang sangat cantik dan lucu. Ayahku tentu sangat lah bahagia dan bangga, harapannya sudah terwujud. Bahkan, aku dan kakakku membagi adik. Weyna—adik pertama menjadi milikku, dan Leyna (Ley) menjadi milik kakakku."
"Apa? Membagi adik?" Hahaha ....
Entah harus ikut bersedih, ataukah harus tertawa, mendengar semua cerita Leon. Perasaan Michelle sungguh tak karuan.
Di satu sisi, ia ikut bersedih dengan duka yang dialami oleh Leon. Tapi, di sisi ia merasa lucu dengan tingkahnya dan kakaknya yang membagi sang adik.
Michelle bisa membayangkan, betapa harmonisnya keluarga Leon.
Sebelum Michelle berkata kembali, terdengar ponselnya berdering.
Ia meminta ijin kepada Leon untuk mengangkatnya.
Ternyata itu adalah ibunya. Dia diminta untuk segera pulang ke rumah.
"Maaf, Leon! Aku harus segera pulang. Ibu menungguku, di rumah!" ucap Michelle penuh dengan penyesalan.
Leon pun mengerti. Ia segera bangkit berdiri, bersiap untuk membayar makanannya dan pergi.
"Ayo, aku akan mengantarmu pulang."
"Tidak!" Michelle menghentikan Leon. Ia menarik tangannya, meminta dia untuk duduk kembali. "Tidak perlu. Aku bisa pulang sendiri menggunakan taksi."
"Bukankah kakakmu akan datang kemari?" tanya Michelle. "Tetap lah di sini, tunggu kakakmu datang. Tidak enak jika dia datang, kau malah sudah pergi."
"Tapi—"
"Sudahlah." Michelle memotong ucapannya. "Aku bisa pulang sendiri, oke!"
"Besok kita bisa bertemu lagi." Michelle membujuk.
"Baiklah!" Leon pun hanya bisa mengiyakan.
Michelle pun segera pergi keluar untuk menghentikan taksi.
Ketika sedang menunggu taksi, di jalan, terlihat mobil sport berwarna hitam yang mirip dengan mobil Leon, berjalan ke arah parkir. Michelle ragu sejenak. Ia mulai memutar badan untuk melihatnya.
Di tempat parkir, mobil hitam itu berhenti. Terlihat seseorang keluar dari dalam mobil.
Seorang pria. Rasanya ia tidak ading dengan punggung itu.
Tid!
Terdengar bunyi klakson taksi, Michelle segera menarik pandangannya kembali.
Ia menghentikan taksi, dan segera masuk ke dalam mobil.
Jika mengulur wakti lagi, Michelle khawatir, ia akan terlambat pulang ke rumah.
Lebih baik dirinya segera menghentikan taksi, dan pergi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Ni.Mar
duh gimana ya kalo Leon tau itu cewenya Jully kan yang pertama Kali ketemu Jully dulu. ka author ngingetin aku aja mantanku juga di panggilnya Jully
2022-08-02
0
Vera NSC
😭😭😭😭 kembar perempuan ley meninggal.. tegaa ny thor 😭😭😭
2021-03-31
1
ZasNov
Aku datang membawa 3 like lagi Kakak.. 🤩
Lanjut Kakak.. 🤩
Sehat, bahagia & sukses selalu ya..🥰
Semangaaaaattt.. ❤️❤️❤️❤️❤️
2021-03-20
1