🌻H 4 P P Y R 3 4 D I N G🌻
🌹✨💞✨🌹
Teriakan Mommy mertua di sambut tawa oleh Nick, ia merasa sedih pada nasib Rini.
Berbeda dengan Daddy Tirtan, pria itu terdiam dengan pertanyaan-pertanyaan memutari otaknya dari perkataan Felix.
Entah kenapa, ia mencemaskan Rini. Ia memang malu dan kecewa pada Rini, tapi biar bagaimana juga perasaan seorang ayah akan melemah jika mengetahui anaknya kenapa-napa.
Apalagi mendengar penjelasan teka-teki yang keluar dari mulut Felix, hatinya menjadi tidak tenang, ingin rasanya ia memaksa meminta pria berstatus suami anak nya Rini berbicara terus terang tanpa berbelit-belit.
Tapi itu tak mungkin ia lakukan, ia harus bisa mengendalikan dirinya untuk tenang. Meski sesungguhnya hati nya begitu gelisah.
"Anda lucu sekali Mommy kalau seperti ini, sebelumnya saya tidak pernah melihat Mommy sebegitu khawatir pada Rini. Jika benar Mommy menyayangi Rini mungkin Rini tak akan menderita sedalam ini. Rini akan bahagia, tapi tidak, Mommy dan terkhusus nya Daddy tidak menyayangi Rini. Sejak kecil Rini bahkan di perlakukan seperti anak tiri bukan anak kandung. Dan di sini, lihat foto-foto yang terpajang penuh kebahagiaan, tapi tidak ada satu dari Rini terlihat. Tapi sekarang itu tidak penting lagi, kedatangan ku bukan memberi ceramah aku hanya mengantar pesan dari istri ku saja," ucap Felix menyudahi, ia makin muak jika berlama-lama di sini.
"Pesan apa? kenapa sejak tadi kau berbelit-belit dalam berbicara! kenapa tidak kau jawab dulu dimana putri ku? kenapa membuat semua jadi ribet!?" sengaja Mommy Diana murka dengan menantu nya masih saja memasang wajah dingin tak berekspresi.
"Maaf, saya tidak merasa seperti itu, tapi jika mommy berpikir seperti itu tidak apa-apa, tidak masalah. Kedatangan saya hanya ingin mengantar surat dari istri saya," jawab Felix dengan menahan emosi yang mungkin akan meledak jika terus di pancing.
Felix tidak mau menyakiti kedua orang di depan nya, meski kedua orang tersebut di benci Rini tetap saja Rini yang berhak membalas, karena ia hanyalah seorang menantu. Felix tidak mau menambah rasa benci Rini padanya semakin besar.
Felix memberi selembar kertas pada Mommy Diana, wanita itu menerima dengan wajah kebingungan dan juga penasaran sebenarnya apa isi surat tersebut.
"Sebelum saya pergi, saya akan mengatakan sesuatu yang di amanat kan Rini pada saya. Rini amat membenci kedua orang tuanya, Rini berdoa pada sang kuasa tidak akan ada kebahagiaan tapi penderitaan untuk orang tuanya. Rini juga mengatakan sampai jumpa di Neraka," ujar Felix, dada nya terasa sesak mengingat surat Rini kembali, lalu segera pergi.
"Tunggu! apa maksud mu berbicara seperti itu? kemana putri ku!? Felix berhenti!?" teriak Mommy Diana, tapi Felix tidak peduli terus melangkah keluar mansion.
Wanita itu mengejar langkah Felix, lagi dan lagi Felix tidak berhenti.
"Bos, Ibu mertua mu memanggil mu apa tidak sebaiknya Bos bic-"
"Apa sekarang kau berani mengatur saya, hah!?" bentak Felix marah mata nya melotot pada Rio.
"Tidak, tidak, maaf Bos," tunduk Rio takut.
"Hmmm, jalan sekarang!" titah Felix tidak peduli Ibu mertua mengetuk kaca jendela berkali-kali.
"Felix! katakan dimana putri ku!?" Mommy Diana tidak berhenti meski harus terasa sakit pada tangan nya.
"Sayang hentikan, apa yang kau lakukan, jangan seperti ini, lihat dirinya begitu sombong terus pergi meski kau sudah memohon. Masuklah kita baca saja apa isi surat dari Rini," ajak sang suami memberi pengertian pada sang istri agar tidak merendahkan harga dirinya demi mendapat jawaban keberadaan Rini.
"Tapi, Dad bagaimana dengan Rini? Mom khawatir terjadi sesuatu pada putri kita? entah kenapa perasaan Mommy tidak henti memikirkan Rini," ungkap nya pada perasaan yang di rasakan setelah mendengar perkataan Felix.
"Aku juga seperti itu, tapi entahlah... " batin sang suami tidak ingin terlalu pusing memikirkan hal ini.
"Sudah jangan di pikirkan lagi, ayo masuk kita."
Di ruang tamu, sepasang suami-istri tersebut kembali duduk. Mommy Diana dengan perasaan dag-dig-dug memengang kertas, tangan seketika gemetar, ada perasaan takut dan sedih di hati nya. Entah perasaan apa itu datang meresahkan dirinya, ia sendiri bingung pasalnya belum membaca hati nya tak karuan.
"Bacalah, kenapa cuman di pegang? bukankah Mom penasaran sama apa isi surat Rini itu?" bingung nya melihat sang istri tak kunjung buka.
"Ini juga mau di buka," sahut nya, memberanikan diri membuka.
Deg.
Jantung berdetak lebih cepat, kedua tangan gemetar, tubuh terasa lemas, air mata jatuh membasahi wajah dengan tulisan di kertas begitu menyayat hati siapapun yang membaca.
Mommy Diana tak mampu berkata apapun, suara tangis mulai terdengar. Dada nya terasa sesak saat ini.
Daddy Tirtan yang tidak tau apa yang terjadi melihat sang istri menangis seperti sekarang menjadi khawatir.
"Apa isinya hingga Mom menangis seperti ini?" penasaran nya, sang istri tak kunjung henti menangis malah semakin menjadi.
"Hiks... hiks... hiks... Dad, putri kita Dad... Putri kita... kenapa harus terjadi seperti ini Dad? kenapa? semua ini karena Daddy, sudah Mom katakan sejak dulu berlakulah adil pada putri-putri kita, tapi tidak pernah Dad turuti," sedih bercampur marah Nya meluapkan semua pada sang suami yang terlihat bingung dengan perkataan nya.
"Maksud Mom apa? kenapa menyalakan Dad seperti ini? emangnya apa isi surat dari Rini?"
Mommy Diana tidak menjawab, malah menyodorkan isi surat Rini pada suami nya. Isakan tangis masih terdengar.
Rasa penasaran yang membeludak akhirnya ia membaca.
Deg!
'Hay Mom, Hay Dad. Ups... maksudnya Nyonya Dian dan Tuan Tirtan. Surat ini sudah berada di tangan kalian itu berarti aku tidak telah tiada. Aku menulis surat ini bukan untuk meminta maaf pada kalian pada kelakuan di masa lalu, karena aku merasa tidak pernah melakukan kesalahan. Aku merasa apa yang ku lakukan benar, tapi kalian lah yang selalu menganggap ku salah, it's ok aku gak masalah itu pemikiran kalian jadi hak kalian.'
'Aku hanya ingin sedikit meluruskan sesuatu pada kalian, ku harap pernyataan ini tidak membuat kalian menyesal telah menghakimi ku, aku tidak butuh permintaan maaf kalian, karena aku tak akan memaafkan kalian. Rasa benci dan sakit hatiku sudah begitu dalam, bahkan jika ini luka, luka ini tidak bisa di sembuhkan.'
'Jangan khawatir setelah membaca ini semua sudah berakhir tidak akan ada pertemuan lagi, jika kalian memaksa untuk bertemu, silakan menyusul lah, aku menunggu di neraka. Bukan mendoakan atau berharap Tuan dan Nyonya masuk neraka, tapi kenyataan sudah mengatakan seperti itu, kalian bukan orang baik, kalian sama jahat nya dengan ku dan tempat orang jahat itu di neraka.'
...Bᴇʀsᴀᴍʙᴜɴɢ......
...✨____________ 🌼🌼_______________✨...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
⸙ᵍᵏ Sari Kᵝ⃟ᴸ
Masih tetap gengsi tuan Tirtan. suratnya bersambung, apa Rini bakalan ngasih tau kebenaran dalam surat itu 🤔
2023-02-10
2