Gaun merah mulai menampakkan diri

Via dan staff yang lain turun ke basemen menggunakan lift, jam sudah menunjukkan pukul 22.30.

Situasi basemen pun cukup sepi, Via masuk ke dalam mobilnya dan melaju menuju rumah.

Dalam perjalanan ponselnya berdering, terlihat dari layar tertulis nama bunda, yang tidak lain adalah Ayu.

Via mengoneksikan earphonenya dan mengangkat teleponnya. 

“Iya bunda,” ucap Via di telepon.

“Kami kapan pulangnya?” tanya Ayu.

“Ini Via lagi di jalan, bentar lagi sampai,” sahutnya.

“Ya sudah, kamu hati-hati ya.”

“Iya Bun.”

Via menutup teleponnya dan menambah kecepatan agar segera sampai di rumah.

Saat di rumah, terlihat Ayu tengah menunggu kepulangan anak kesayangannya itu.

“Bunda belum tidur?” ucap Via sembari mencium punggung tangan Ayu.

“Belum. Kamu udah makan?” tanya Ayu.

Via menggelngkan kepalanya, “belum.”

“Ya sudah kamu makan sana, bunda udah masak buat kamu tadi.”

“Hah? Malam-malam Bunda masak?” ucap Via terkejut.

“Iya, nanti kalau dingin kam gak enak,” ucap Ayu.

“Bunda harusnya istirahat aja, ya sudah Bunda makan bareng Via ya,” ucapnya.

“Gak ah. Bunda takut gendut.”

Via tersenyum simpul, ia berjalan menuju meja makan, sidana sudah tersedia beberapa lauk serta makanan penutup.

Via langsung mengaut nasi ke dalam piringnya lalu mengambi semua lauk.

“Makan yang banyak,” ucap Ayu.

“Bun. Ayak kapan pulang?” tanya Via.

“Ayah kamu masih ada urusan kantor, katanya besok akan pulang,” tutur Ayu.

“Kenapa Bunda gak ikut ayah sih Bun, apa Bunda gak kesepian di rumah?” tanya Via sambil menyuap makanan ke mulutnya.

“Bunda masih punya anak gadis yang perlu di jaga,” sahutnya.

“Via kan udah dewasa Bunda.”

“Tetap saja kamu perempuan sayang, Bunda gak mau terjadi hal apa pun terhadap kamu.”

“Iya Bunda Via ngerti kok.”

Via menghabiskan makanannya dan membereskan piring-piring di meja makan lalu masuk ke dalam kamarnya.

Via duduk di depan meja komputernya sambil memainkan ponsel miliknya.

Saat itu Via tiba-tiba terlintas memikirkan lukisan yang ada di koridor lantai 2 tersebut.

‘Aku jadi pengen lihat lukisan itu lagi,' gumamnya.

Saat itu juga Via teringat dengan sosok wanita yang berasamannya saat di dalam lift.

‘Wanita itu mirip kaya yang di dalam lukisan. Tapi mana mungkin wanita dalam lukisan itu bisa keluar dan jadi manusia?’ pikirnya.

Waktu menunjukkan pukul 00.10, mata Via mulai terasa berat. Via pun memutuskan untuk tidur.

*** 

Keesokan paginya, Via melakukan tugasnya seperti biasa.

Namun Via dapat informasi dari Ismail staff room boy yang bertugas malam hari, jika ada tamu yang mendengar suara gaduh.

“Bu Via, tadi pagi sekitar jam 4, ada tamu kamar 304 komplain katanya di kamar sebelahnya berisik,” ucap Ismail.

“Kamu sudah cek ke kamarnya?” tanya Via.

“Tapi status kamarnya vacant (kosong) Bu.”

Seketika semua staff hening.

“Ya sudah nanti biar saya yang cek.”

Via sudah terbiasa dengan alasan-alasan komplain seperti itu, Via hanya menganggap si tamu dari kamar 304 itu hanya ingin pindah kamar namun dengan cara yang heboh.

Breafing morning pun berakhir, semua staff room maid dan room boy sudah mulai naik ke lantainya masing-masing.

Saat itu Via mendengar percakapan antara staff linen.

“Eh Sri katanya tadi malam di Ismail di temeni cewek,” ucapnya.

“Wah menang banyak dong si Ismail.”

“Bukan gitu Sri, tapi cewek jadi-jadian.”

“Kuntilanak maksudnya?”

“Tapi bajunya merah Sri, tadi Ismail cerita sama aku ceweknya itu cantik banget.”

Mendengar hal itu Via jadi merasa jika ada hal yang tidak beres di hotel tempatnya bekerja.

Padahal sebelumnya tidak pernah ada kejadian seperti ini.

 

Terpopuler

Comments

Enok Wahyu.S GM Surabaya

Enok Wahyu.S GM Surabaya

si gaun merah mulai beraksi 🙈

2023-03-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!