Wanita dalam Lift

Waktu telah menunjukkan pukul 21.20, para room boy juga bersiap untuk pergantian shift. Namun tidak untuk Via, ia harus tetap mengontrol beberapa area lagi.

Biasanya Via akan mengontrol kinerja staff setiap jam 10 pagi, jam 3 sore serta jam 10 malam. Via juga harus mengontrol persediaan amenities (perlengkapan untuk tamu di dalam kamar) yang ada di pantry (ruangan khusus penyimpanan bahan makanan, minuman alat dan bahan pembersih) serta persediaan linen yang ada.

Via keluar dari ruang kerjanya sambil mengaitkan handy talkie (alat komunikasi 2 arah) atau biasa disebut HT ke pinggangnya.

Sahutan-sahutan dari para room boy masih terdengar di HT yang Via bawa.

“Mas Reza, saya naik ke atas dulu ya, nanti kalau Faisal datang Mas Reza langsung pulang aja. Biar saya yang cek barang di pantry,” ucap Via.

“Siap Bu,” sahut Reza yang tengah duduk santai di dalam ruang Linen.

Via berjalan keluar ruang departmentnya, terlihat beberapa lampu di koridor sudah mulai di matikan. Ruangan accounting serta marketing pun telah gelap petanda  sudah tidak ada orang lagi di dalamnya.

Via menekan tombol lift, kali ini Via menggunakan lift khusus karyawan karena lebih dekat dan lebih cepat ketimbang harus menggunakan lift tamu.

Via menekan tombol lantai 2 terlebih dahulu, butuh beberapa detik saja untuk sampai ke lantai 2.

Pintu lift terbuka, Via lantas berjalan untuk mengontrol hasil keraja para staff nya.

Via mengitari ruangan luas dengan jejeran fasilitas itu sambil memperhatikan setiap jengkal lantai, dinding serta pintu-pintu kaca, tidak lupa Via juga memperhatikan bak sampah karena setiap jam 10 semua bak sampah yang ada di hotel harus bersih.

Via mulai memerika area fitness center terlebih dulu, lalu ke area salon, spa hingga Via sampai ke area Bar.

Via masuk dan memeriksa area bar tersebut,  karena kebetulan ini adalah malam jumat, tidak banyak tamu yang masuk ke bar.

“Wah belum pulang Bu Via?” tanya Yogi salah satu bartender.

“Belum, masih ada yang harus di cek. Gimana ada kendala gak di sini?” tanya Via.

“Aman Bu. Mau satu gelas dulu gak? Saya bikin menu baru nih,” ucapnya menawarkan Via.

“Gak lah. Nanti kapten oleng gak bisa pulang,” sahut Via.

“Lemon squash aja gimana?” Yogi menawarkan lagi.

“Nah kalo itu boleh dah biar melek,” ucap Via.

Yogi pun langsung mengambil gelas tinggi khusus mocktail, tangannya dengan piawai menakar simple Syrup serta memeras buah lemon ke dalam gelas lalu menuangkan air soda ke dalamnya.

“Nih Bos,” ucapnya sembari memberikan minumanku.

“Saya bawa ya, nanti pas pulang saya balikin,” ucap Via sambil menyedot minuman soda itu.

“Siap, besok juga gak apa-apa.”

Via pun keluar dari bar tersebut sambil menenteng gelas berisi minuman soda, hingga langkahnya terhenti karena sebuah lukisan yang terpajang di dinding.

“Lukisan baru ya,” ucapnya sambil memperhatikan sejenak.

Via menyenyitkan alisnya, ia seakan tak asing dengan wanita yang ada di dalam lukisan tersebut.

Lukisan itu seperti menghipnotis mata Via, ia tanpa sadar terus memperhatikan lukisan tersebut.

Hingga bunyi kemeresek serta sahutan-sahutan dari room boy yang memberi kode untuk pulang menyadarkan Via.

“Yuk pulang yuk,” terdengar dari HT.

“Siap 86,” terdengar lagi sahutan dari yang lain.

Via pun mengambil HT dari pinggangnya. “Mas Reza masuk,” ucap Via.

“Hadir,” sahutnya.

“Mas Reza, Faisan sudah datang belum?”

“Belum Bu.”

“Mas Reza pulang aja, udah waktunya pulang soalnya,” ucap Via.

“Siap bu dicopy!” sahut Reza.

Via kembali mengaitkan HT tersebut ke pinggangnya dan berbalik untuk pergi memeriksa tempat lain.

“Olivia,” terdengar suara wanita memanggilnya dengan suara serak namun pelan.

Via spontan berbalik dan mencari sumber suara tersebut, namun nyatanya tidak ada siapa pun di sana.

‘Aneh padahal dengan jelas aku dengar suara itu,' batin Via.

Via bergegas berbalik lalu berjalan menuju arah lift, Via naik ke lantai selanjutnya hingga ia sampai ke lantai 10. 

Lantai ini adalah lantai khusus untuk jenis delux room, karena masih dalam masa liburan atau low season maka bagian lantai ini semua kamarnya berstatus kosong namun telah siap jual.

Via berjalana menyusuri lorong yang sepi tanpa ada seorang pun ada di sana, setelah selesai Via berniat untuk turun. 

Kali ini Via lebih memilih menggunakan lift tamu, Via menekan tombol dan pintu lift pun terbuka.

Saat pintu lift itu terbuka, di dalamnya ternyata ada seorang wanita. Via pun masuk, dan menempelkan master key nya ke arah layar yang ada di lift.

“Maaf Mbak nya mau lantai berapa?” tanya Via.

Wanita itu hanya diam sambil tatapannya lurus ke depan.

Usai menepelkan kartu, Via pun menekan tombol angka 1 karena kantornya berada di lantai 1.

Selama di dalam lift wanita itu hanya diam, namun ada yang aneh pada wanita itu.

Pantulan tubuhnya tidak terlihat di area dinding lift. Seketika Via sadar jika yang di sampingnya bukan lah manusia.

Wanita cantik bergaun merah itu hanya diam tanpa berkata apa pun sampai Via turun di lantai 1.

Via pun langsung keluar dari lift dan berjalan ke area belakang lobi dan menuju ruangannya.

Halo gaes, terima kasih telah membaca Novel ini.

Novel “Kembalinya Si Gaun Merah” ini adalah season ke-2 dari novel Author yang berjudul “Misteri Lukisan Tua”

Yang belum sempat baca bisa mampir ke season pertamanya ya.

 Jangan lupa dukungan seikhlasnya, karena 1 dukungan dari kalian saja itu sangat berharga bagi Author.

Nantikan episode selanjutnya ya. 

Terpopuler

Comments

Tutik Lestari Nasa

Tutik Lestari Nasa

lanjut kakak

2023-02-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!