Aku dan Adam mulai melihat satu sama lain dengan begitu serius dalam hubungan kami.
Cinta kami rasanya bertumbuh semakin besar. Kami memang belum dewasa. Tapi hubungan kami ini benar-benar berubah dari sekedar teman yang polos menjadi lebih intim. Dan semua itu benar-benar sangat baru untukku.
Adam selalu bisa untuk membujukku dan membuat aku percaya bahwa dia akan selalu bersamaku. Aku pun percaya akan apapun yang dia katakan padaku.
Kemudian dengan berlalunya waktu, cintaku untuknya menjadi semakin lebih besar dibandingkan dengan sebelumnya bahkan terasa akan begitu besar untuknya selamanya.
Adam sebenarnya tidak memperlakukan aku seperti yang orang-orang pikirkan. Pada bulan-bulan awal hubungan kami, semuanya terasa begitu menggemaskan.
Saat hubungan kami itu masih baru du mulai, semuanya begitu menyenangkan seolah ada kembang api yang selalu bersinar di antara kami.
Kemudian dengan waktu yang terus berlalu, kami hanya mengobrol dan hanya bertemu satu sama lain.
Perlahan semuanya terasa hampa, rasanya sama seperti rutinitas biasanya yang aku lakukan.
Aku memang terlalu terobsesi kepadanya. Dia selalu memiliki beberapa wanita lain yang tampak menyukai dirinya. Hal itu pun membuat aku menjadi begitu posesif padanya. Tapi aku selalu memberikan dia ruang dan tidak pernah terlalu ikut campur dengan urusan pribadinya. Hanya saat ada perselisihan kecil, maka aku akan berteriak marah dan kemudian kami pun bertengkar.
Pelajaran keempat adalah, memberikan ruang merupakan sangat penting bagi setiap hubungan. Pasangan kita mempunyai hidup mereka sendiri dan kita tidak boleh selalu ada 24 jam dan seminggu dalam kehidupan pasangan kita. Tapi itu tidak berarti bahwa kita harus tidak menghiraukan tanda merah yang ada.
Jika pasangan kita itu setia dan jujur, maka kita tidak perlu khawatir tentang mereka. Mereka akan selalu memiliki waktu untuk kita dan akan ada bersama kita untuk memiliki kita.
Aku akhirnya pindah rumah dan berada di kota yang berbeda dengannya yang artinya aku harus berhubungan jarak jauh dengannya dan semuanya semakin mulai memburuk.
Saat itu adalah ulang tahun Bella. Kami seharusnya bertemu di sebuah Mall. Bella sudah ada di sana dan dia pun menelpon aku.
"Hai, kau ada di mana?" Tanya Bella padaku dengan khawatir.
"Di rumah, sedang bersiap-siap. Kenapa? Ini masih terlalu awal dari yang kita rencanakan bukan?" Balas ku dengan cepat.
Aku tidak berharap bahwa Bella akan bertanya lagi kepadaku.
"Dimana Adam?" Tanya Bella dengan suara yang aku rasa terdengar tidak menyenangkan.
"Aku tidak tahu, di rumahnya mungkin. Kami sedang bertengkar, aku tidak bicara kepadanya beberapa hari ini. Kenapa kau bertanya-tanya?" Ucapku kepada Bella.
"Lalu apa yang sedang dia lakukan di sini? Dia terlihat tengah berkencan dengan seorang gadis. Mereka berdua tampak sangat mesra. Aku melihat mereka saling memegang tangan." Balas Bella.
Jantungku langsung terasa berhenti berdetak. Aku merasakan rasa sakit di dadaku, perutku terasa begitu mual dan sakit. Aku merasa seolah seseorang sudah meninju perutku dengan sangat keras.
"APA?" Ucapku dengan begitu terkejut.
Aku ingin tidak percaya dengan apa yang dikatakan Bella dan berharap bahwa Bella hanya salah lihat saja.
"Apa kau yakin itu adalah Adam?" Tanyaku saat jantungku seolah berhenti berdetak.
Aku benar-benar berharap jika Bella salah.
"Iya aku yakin seratus persen." Balas Bella.
Aku lantas langsung mengakhiri panggilan telepon itu. Saat itu perasaanku campur aduk. Aku tidak tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi. Aku benar-benar ingin memastikan semuanya.
Aku lantas langsing mengambil ponselku yang terletak diatas meja rias dan langsung menelpon Adam.
"Di mana kau?" Tanyaku dengan gugup.
"Keluar bersama temanku." Balasnya.
"Bohong, aku melihatmu sekarang. Jadi jangan coba untuk menutupi semuanya." Balas ku dengan air mata yang penuh di mataku yang bersiap untuk jatuh di pipiku detik berikutnya.
Ada keheningan di seberang telepon.
"Apakah kau bersama dengan Jessie?" Tanyaku dengan takut untuk mendengar jawaban darinya.
"Iya." Balasnya dan langsung mengakhiri panggilan telepon itu.
Hatiku terasa terpecah menjadi begitu berkeping-keping. Setelah itu aku tetap pergi untuk menemui Bella. Tapi aku tidak bisa mengatakan apapun. Aku bahkan tidak makan apapun. Dia merasa kasihan kepadaku. Aku tidak menyukai semua yang terjadi padaku saat ini.
Aku pun mencoba untuk tidak mengacaukan hari ulang tahun Bella, tapi aku hanya tidak bisa bicara banyak.
Setelah acara ulang tahun Bella selesai, aku lalu pulang ke rumah dan menangis sepanjang hari dan malam dengan mengunci diriku di dalam kamar.
Melihat hal itu, Mama menjadi kesal padaku. Mama tidak tahu bahwa aku menangis karena aku tidak mau memperlihatkan kepada Mama tentang kesedihanku itu. Mama hanya melihatku yang kehilangan selera makan ku dan tidak banyak bicara.
Mama bertanya kepadaku apa yang salah dengan diriku. Tapi aku tidak bisa mengatakan apapun kepada Mama. Mama tidak tahu aku masih berhubungan dengan Adam. Bahkan walau Mama bertanya kepadaku aku tetap mengatakan bahwa kami tidak berhubungan.
Aku terus bertanya-tanya, kenapa semuanya harus menjadi seperti ini padaku?
Jadi seperti inilah rasanya patah hati. Rasanya begitu menghancurkan diriku. Seluruh duniaku terasa berputar ke bawah hanya dalam satu detik. Ujian awal untuk masuk perkuliahan akan segera datang, tapi aku tidak bisa belajar banyak untuk melalui hal itu. Tapi aku tetap ingin berhasil melakukannya walau bagaimanapun caranya.
Mimpiku adalah ingin menjadi seorang dokter. Bahkan sejak aku masih kecil, semua yang aku inginkan hanyalah untuk menjadi seorang dokter. Hanya memikirkan diriku untuk menjadi dokter saja, aku sudah merasa begitu bahagia.
Tapi mempelajari ilmu medis, bukanlah sesuatu yang bisa dengan mudah untuk di lakukan. Harus ada ketekunan, dedikasi dan juga kerajinan dan kedisiplinan dalam diri kita.
Tapi sekarang, aku begitu kekurangan akan semua itu. Bagaimana aku bisa fokus saat bahkan untuk bernapas saja rasanya begitu sulit Bagiku.
Aku tidak pantas mendapatkan ini.
Harus ada bab baru dan awal yang baru. Tapi semuanya terasa tidak sempurna. Aku tidak bisa menahan semua rasa sakit yang ada.
Aku bahkan memohon kepada Adam untuk tetap tinggal bersamaku dan memilih aku, menjemput aku, mencintai aku seperti yang selama ini dia lakukan padaku.
Tapi dia malah memilih Jessie. Jessie adalah sahabatnya yang membuat aku merasa cemburu padanya sejak awal dia menyebutkan nama wanita itu.
Iya, aku memang bodoh, sangat bodoh. Bagaimana aku bisa hanya mempercayai semua itu. Mempercayai semua yang dia katakan tentang hubungannya dengan Jessie yang hanya merupakan teman saja.
Saat aku berpikir bahwa semuanya tidak akan jauh lebih buruk lagi, tapi kenyataan yang terjadi malah semakin berbanding berbalik.
Ada fakta yang begitu buruk.
Aku diselingkuhi, dikhianati, dibuang dan benar-benar dirusak olehnya. Aku benar-benar merasa begitu depresi dengan hidupku.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
martina melati
hmm... mau koment takut gk pas timingny, gk koment rasa gk enak dmulut.
jadi gini... hidup ini gk selebar permukaan daun dan juga tidak seluas samudera... so?
2024-08-30
0
martina melati
mulai muncul konflik jika hubungan jarak jauh (LDR)
2024-08-30
0