Episode 4-Uapacara Do'a

Happy reading~

Begitu sampai di ruang peristirahatan Istana, Helios langsung duduk di kursi yang sudah disediakan di ruangan tersebut. Namun tidak dengan Naphelle yang hanya berdiri karena merasa heran dengan tingkah laku aneh dari Helios Alceo.

"Apa yang sebenarnya akan kau lakukan tadi? Kau berniat untuk membunuh Baginda Kaisar?" Tanya Helios tepat sasaran.

"Kenapa bicara mu jadi seenaknya seperti itu?" Ketus Naphelle yang di balas senyuman lebar oleh Helios.

"Maaf, tapi kita tidak punya banyak waktu untuk membicarakan hal yang tidak perlu, Putri Naphelle. Tapi saya harap anda tidak bersikap gegabah untuk membunuh Baginda Kaisar" Seloroh Helios sambil membungkuk kan badannya untuk segera pamit. Naphelle hanya terdiam setelah mendengar perkataan Helios yang terdengar seperti mengetahui sesuatu dari nya di masa lalu.

Begitu sudah memastikan bahwa keadaan ruang peristirahatan terlihat aman, Naphelle kembali mencoba untuk membangkitkan kekuatan nya yang hilang begitu saja setelah diri nya bereinkarnasi sekaligus bertransmigrasi.

Disisi lain, Raja Basilio memutuskan untuk menunggu kedua tamunya di ruangan nya sendiri. Beberapa kali ia menggoreskan tinta hitam pada lembaran kertas yang disediakan di ruangan nya.

"Tidak biasanya Naphelle membawa Helios pergi bersama nya. Dia juga terlihat lebih pendiam dibandingkan biasanya" Ujar Basilio pada diri nya sendiri, sembari terus mencoret-coret kertas.

"Apa sekarang hubungan mereka semakin membaik? Tapi yang aku tau, Naphelle itu sangat membenci keberadaan Helios. Atau....aku yang kurang memahami hubungan antara Naphelle dan Helios, ya?" Lanjut ucapnya sambil bergumam.

...****************...

Tak lama setelah Naphelle beristirahat di ruangan lain, ia pun memutuskan untuk segera menyudahi pertemuan nya dengan Basilio, dengan cara berhadapan langsung dan membahas persoalan yang akan dibahas oleh Basilio dengan nya. Walaupun beberapa kali ia sempat berpikir untuk kabur dan tidak menatap wajah seseorang yang telah membunuh nya untuk yang pertama di kehidupan nya yang baru, namun ia berusaha untuk membangun kembali jiwanya setelah lama tertidur.

"Aku ingin segera menemui Yang Mulia" Pinta Naphelle pada Helios yang ternyata sedang menjaga di luar ruang peristirahatan.

"Apa kau yakin?" Tanya Helios memastikan.

"Tentu saja aku yakin..."

"Dari dulu sampai sekarang, dia memang wanita yang keras kepala" Gumam Helios sambil mengikuti langkah Naphelle dari belakang.

Setelah dikabarkan bahwa Naphelle merasa jauh lebih baik dari sebelumnya, mereka pun berkumpul di ruang tengah Istana. Naphelle yang masih ragu untuk menatap wajah Basilio pun memutuskan untuk menunduk kan kepalanya dan menganggap bahwa tidak ada seorang pun yang sedang ada bersamanya.

"Putri Naphelle, akan jauh lebih sopan jika anda mengangkat kepala" Celetuk Helios yang sempat membuat Naphelle terkejut. Ia pun mencoba memberanikan diri nya untuk menatap sosok di hadapannya, walaupun ragu tapi itu adalah jalan terbaik untuk balas dendam di kehidupan kali ini.

"Naphelle, sekarang kau sudah sembuh bukan?" Tanya Raja Basilio yang tidak di mengerti apa inisiatif nya menanyakan hal itu pada Naphelle.

"Ah, benar Baginda Kaisar" Jawabnya tanpa basa basi.

"Jika kau benar-benar sudah sembuh, aku saran kan kau datang ke kuil untuk memuja pada Dewa atas diberikan nya kesembuhan mu" Papar Raja Basilio sambil tersenyum lebar.

"Apa saya harus berdo'a pada Dewa, Yang Mulia?" Tanya Naphelle.

"Benar, anggota keluarga Kekaisaran akan menyiapkan keberlangsungan upacara do'a itu untuk mu. Tapi sayangnya, tidak ada anggota keluarga Kekaisaran yang bisa datang karena semuanya sedang sibuk" Jelas Basilio yang di balas anggukan oleh Helios.

"Walaupun sebenarnya aku tidak percaya adanya Dewa, tapi aku akan mengikuti acara itu. Tapi menurut ku akan lebih baik jika digelar dengan sederhana saja. Tidak perlu terlalu berlebihan" Usul Naphelle dengan tatapan sinis mengarah pada Basilio.

"Tidak ku sangka, setelah dia mengalami kecelakaan kereta kuda sifatnya berubah drastis! Sekarang dia lebih bijaksana, menarik" Gumam Basilio sambil membalas tatapan dari Naphelle.

"Tidak apa apa, Kekaisaran juga melakukan ini semua untuk mu karena kau adalah calon tunangan Putra ku, Carsten Theseus" Sanggah Basilio untuk memastikan sifat Naphelle yang sebenarnya.

"Baiklah, jika itu kemauan Baginda Kaisar, suatu kehormatan bagi saya bisa menerima hal seperti itu" Ucap Naphelle sambil mengangguk kan kepalanya sebagai rasa hormat.

"Jika begitu, saya dan Pangeran Helios akan segera pulang. Karena saya juga ada sesuatu hal yang harus saya urus" Lanjut ucap Naphelle dengan lembut.

"Baiklah, pelayan akan mengantarkan kalian sampai depan pintu gerbang Istana" Jawab Basilio sembari mempersilahkan.

"Terima kasih, Yang Mulia.."

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Beberapa hari telah berlalu, seperti perkataan Basilio sebelumnya, ia akan mengadakan upacara kesembuhan Naphelle. Acara itu dibuat sebagai tanda Terima kasih pada Dewa yang telah memberikan kesembuhan pada Naphelle Alceo. Upacara itu juga hanya akan dikunjungi oleh beberapa anggota keluarga dari Kerajaan Versailles dan orang-orang suci seperti para Pendeta.

Tidak membutuhkan waktu lama, Naphelle sudah siap dengan gaun dan setiap aksesoris yang dipakai nya. Segera ia menaiki kereta kuda yang didampingi oleh Helios sebagai salah satu anggota keluarga nya, Rui, dan beberapa Ksatria yang mengawal di samping kereta kuda yang dinaiki oleh Naphelle. Hal itu dilakukan untuk melindungi Naphelle dari segala marabahaya ketika berada di perjalanan.

Sesampainya di kuil, para pendeta yang awalnya sudah bersiap untuk menyambut nya dengan hangat malah dibuat terkejut lantaran mereka merasakan aura gelap yang sangat kuat di kuil setelah kedatangan Naphelle. Beberapa dari mereka saling menatap satu sama lain untuk memastikan bahwa tidak hanya 1 orang saja yang merasakan aura gelap tersebut, melainkan semua pendeta yang berada di sana.

"Kenapa kalian hanya diam saja? Cepat kalian sambut kedatangan Tuan Putri Naphelle!!!" Perintah Lanthe Paus pada para pendeta yang hanya terdiam melihat kedatangan Naphelle.

Tanpa mendapat perintah untuk yang kedua kalinya dari Lanthe Paus, mereka pun mendekat pada sosok Naphelle yang baru saja turun dari kereta kuda nya.

"Ada aura gelap yang sangat kuat di sekeliling sini, aku harap tidak akan ada lagi bencana seperti beberapa hari yang lalu" Gumam Lanthe Paus yang kemudian mendekat pada Naphelle.

"Selamat datang, Tuan Putri Naphelle. Suatu kehormatan bagi saya bisa bertemu dengan anda. Silahkan masuk..." Sapa Lanthe Paus sambil tersenyum lebar.

"Terima kasih.." Balas Naphelle dengan singkat.

Mereka pun memasuki kuil Dewa dengan perasaan yang bercampuran, para pendeta yang awalnya sudah menyiapkan diri untuk berdo'a pada Dewa sebagai tanda terima kasih atas kesembuhan Naphelle malah dibuat cemas lantaran Kekuatan hitam dari sang penguasa kegelapan mereka rasakan dari dekat.

Untuk mempersingkat waktu, upacara do'a pun dilaksanakan. Walaupun ada beberapa yang tidak sesuai keinginan Lanthe Paus, namun mereka tetap menjalankan nya sesuai aturan. Beberapa kali orang-orang suci yang berada di sana selalu dibuat tidak fokus oleh kekuatan gelap yang tiba-tiba saja menyerang entah dari mana asalnya.

Bersambung....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!