Episode 2-Kebangkitan

Suara kicauan burung di pagi hari terdengar seperti alunan musik. Ditambah dengan awan putih dan langit biru yang menyempurnakan pagi itu. Para rakyat di Kota Xerxes sudah disibukkan dengan kegiatan mereka masing-masing. Suasana yang indah di Kota itu memang tidak bisa tertandingi di Kota mana pun, bahkan sebuah bencana tidak pernah melanda kota yang indah itu. Namun hal yang tak terduga tiba-tiba terjadi, sekumpulan awan hitam berkumpul di langit melingkari Kota yang terdapat penduduknya itu. Para penduduk desa yang awalnya masih menyibukkan diri mereka kini dibuat tercengang akan awan hitam pekat yang berada di langit. Ditambah dengan suara petir dan hujan yang bergemuruh. Para rakyat langsung berlarian ke sana kemari tidak beraturan. Suasana yang awalnya damai, kini terdengar sangat bising hingga ke Istana.

Tidak hanya para penduduk desa yang tercengang melihat bencana itu, namun juga para pendeta yang sedang berdo'a di kuil. Mereka yang awalnya sedang berdo'a kepada dewa secara individu, kini langsung berkumpul menyatu di aula kuil. Para pendeta yang berada di tempat tersebut merasakan aura gelap yang pernah mereka rasakan sebelumnya. Apalagi dengan datangnya bencana yang muncul secara tiba-tiba tentu saja membuat mereka menyadari sesuatu hal yang mustahil.

Paus (Seseorang yang dekat dengan dewa) yang juga merasakan aura gelap itu langsung menghampiri para pendeta di kuil yang sama dengan nya. Mereka semua meramal bahwa sang penguasa kegelapan yang sebelumnya telah dibunuh oleh Raja Basilio bangkit kembali. Berbagai mantra do'a mereka ucapkan secara bersama-sama untuk menggagalkan kembalinya penguasa kegelapan itu. Disisi lain, Putra Mahkota Basilio yang kini meneruskan sebagai Raja di Kekaisaran Astion berkali-kali mendapat laporan bahwa terjadi bencana di luar dan di dalam Istana.

...----------------...

Sudah terasa sejak beberapa lama Maggie membuka matanya, dan kini ia kembali melihat diri nya yang masih utuh tanpa hilangnya satu pun kerangka pada tubuhnya. Dengan perlahan, ia melangkahkan kakinya mendekat ke arah cermin yang terpasang di kamar tersebut.

"Siapa aku?" Tanya Maggie pada dirinya sendiri, sembari menatap wajah yang kini menjadi milik nya.

"Dan......apakah aku bermimpi? Ugh! Kepala ku sakit sekali...."

"Tunggu.....bukankah seharusnya aku sudah mati di tangan Basilio? Dia yang sudah memenggal kepala ku di hadapan para bangsawan dan rakyat. Sepertinya aku hanya bermimpi..." Lanjut ucap Maggie yang masih tidak mengerti dengan kondisinya saat ini.

Masih fokus dengan wajahnya yang ia lihat di cermin, tiba-tiba saja seorang pelayan memasuki kamar yang sama dengan nya sambil membawa sesuatu di tangannya. Orang yang ia anggap pelayan itu merasa terkejut begitu melihat bahwa seorang putri di hadapannya sudah terbangun dari tidur lamanya sekitar 8 hari yang lalu.

"Pu-putri Naphelle....anda sudah bangun!!!" Teriak pelayan itu sambil berlari keluar dari kamarnya.

"Apa yang dia maksud dengan memanggilku Naphelle? Sebenarnya, siapa aku?" Batin Maggie dengan menatap serius wajahnya di cermin.

Tak lama setelah pelayan tadi pergi tanpa kembali menutup pintu kamar nya, beberapa orang yang terlihat sangat asing datang dengan senyuman yang lebar. Satu diantara mereka perlahan mendekat ke arah Maggie yang masih berdiri di samping ranjang dengan tatapan heran.

"Putriku sayang, Naphelle..." Ucap pria paruh baya yang kemudian memeluknya dengan erat.

"A-apa maksud..."

"Ayah senang melihatmu sudah bangun. Berbaringlah di ranjang, dokter akan memeriksa mu" Perintah pria paruh baya itu yang mengaku sebagai ayahnya. Sosok Maggie yang masih merasa kebingungan dengan apa yang terjadi padanya saat ini terpaksa menuruti kata kata dari pria paruh baya tersebut. Ia kemudian berbaring di ranjang yang sama dengan sebelumnya.

"Keadaan nya sudah membaik, tapi dia harus beristirahat kurang lebih 1 hari untuk pemulihan" Papar lelaki yang disebut-sebut sebagai dokter.

"Baiklah, Naphelle, kau beristirahatlah sampai besok. Ayah akan kembali mengunjungi mu setelah kau sudah benar-benar pulih" Tutur pria paruh baya tersebut, sembari melangkah keluar bersama dengan beberapa orang di sampingnya.

Ia masih tercengang melihat orang-orang yang baru saja keluar dari kamar nya, ditambah dengan seorang lelaki yang terlihat sangat muda memasuki kamar dimana ia sedang berada. Lelaki muda itu tersenyum pada Maggie yang masih terdiam kaku akibat kebingungan. Namun, tidak lama setelah lelaki muda itu tersenyum, ia mengeluarkan kata kata dari mulutnya yang membuat jantung Maggie berdetak kencang.

"Akhirnya kau bangun juga, Naphelle. Aku tidak menyangka, karena kecelakaan kereta kuda yang menimpamu beberapa hari lalu membuat mu tertidur selama 8 hari. Yah, lebih tepatnya kau tidak sadarkan diri...."

"Oh ya, pria paruh baya tadi adalah ayahmu, namanya adalah Duke Rhodes Alceo, ia seorang Duke dari Kerajaan Versailles. Sedangkan nama mu adalah Naphelle Alceo, keturunan satu satunya dari Kerajaan ini. Selamat datang kembali di 25 tahun mendatang, aku menyambut mu dengan penuh kehormatan" Lanjutnya berucap.

"Apa yang baru saja kau katakan? Dimana aku sebenarnya!!!!" Teriak Maggie yang sudah kehabisan kesabaran.

"Sudah ku bilang kau berada di Kerajaan Versailles. Oh ya satu lagi, perkenalkan nama ku Helios Alceo, kerabat terdekat mu" Kata lelaki muda itu yang ternyata adalah Helios memperkenalkan dirinya. Setelah memperkenalkan diri, Helios langsung berjalan mendekati pintu kamar untuk keluar. Dengan sigap, Maggie langsung menghentikan nya dengan sebuah ucapan.

"Tunggu!!! Helios!!! Jelaskan dulu apa maksud dari perkataan mu tadi!!!" Pinta Maggie sambil berteriak keras hingga terdengar sampai luar ruangan.

"Saat waktunya tiba, aku akan memberitahu mu apa maksud dari perkataan ku tadi" Tutur Helios tanpa menoleh sedikit pun.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Tak terasa pagi pun kembali tiba, matahari menyinari kota Xerxes yang kemarin baru saja tertimpa bencana secara tiba-tiba, namun tidak dengan wilayah Kerajaan Versailles yang baik-baik saja. Maggie yang kini dipanggil dengan sebutan Naphelle pun terbangun setelah melalui hari yang membosankan kemarin.

Seperti janjinya kemarin, Duke Rhodes Alceo kembali menemui Naphelle setelah 1 hari berlalu. Ia memasuki kamar itu didampingi oleh beberapa orang yang terlihat seperti asisten pribadinya.

"Ayah...." Sapa Naphelle dengan raut wajah lemah.

"Ada apa, Naphelle? Apa kau masih merasa tidak enak badan? Jika benar begitu, maka ayah akan memberimu waktu yang lebih lama untuk mu beristirahat" Tutur Duke Rhodes sambil berjalan mendekat ke ranjang Naphelle.

"Ti-tidak, bukan itu! Aku hanya ingin keluar dari Kerajaan, seperti berjalan jalan di sekeliling taman atau semacamnya" Pinta Naphelle yang hanya dibalas senyuman lebar oleh Duke Rhodes.

"Baiklah, kalau itu mau mu. Ayah akan kembali bekerja, jaga dirimu baik baik, Naphelle" Pesan Duke Rhodes sembari mengelus rambut Putri nya.

Bersambung.....

Terpopuler

Comments

𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу​​​᭄

𝒮🍄⃞⃟Mѕυzу​​​᭄

next ces...

2023-02-04

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!