Episode 3-Pertemuan Baru

Karena permintaan nya telah disetujui oleh sang ayah, Naphelle pun langsung bersiap siap untuk mandi dan mengenakan gaun nya dibantu oleh beberapa pelayan Kerajaan Versailles. Sempat memakan banyak waktu ketika ia memilih gaun yang akan dipakainya, karena menurut Maggie gaun milik Naphelle sama sekali tidak ada yang cocok dengan nya. Setelah lama bersiap siap, akhirnya Naphelle pun selesai berdandan dan segera menuju taman belakang Kerajaan didampingi oleh salah satu pelayan kepercayaan nya.

Suasana taman yang dihiasi dengan bunga yang berwarna-warni memberikan kesan baik ketika dipandang walaupun hanya sebelah mata saja. Naphelle duduk di sebuah kursi yang sepasang dengan meja untuk bersantai melihat pemandangan di pagi hari.

"Rui, kau boleh pergi sekarang.." Perintah Naphelle yang sempat membuat Rui seorang pelayan kepercayaan nya merasa kebingungan.

"Tapi, saya sudah biasa menemani anda disini. Tuan Duke Rhodes juga sudah berpesan pada saya untuk menjaga baik-baik Putri Naphelle," Tutur Rui dengan raut wajah khawatir.

"Tidak apa apa, ini perintah ku! Kau boleh pergi!" Bentak Naphelle yang sedikit emosi dengan perilaku pelayan pribadinya.

"Ba-baik Putri Naphelle, saya minta maaf.." Ucap Rui yang kemudian melangkahkan kakinya menjauh dari tempat di mana Naphelle sedang bersantai.

"Huh, sudah lama aku tidak menggunakan kekuatan ku. Sekarang apa jadinya, ya?" Kata Naphelle sambil sedikit bergumam mengenai keadaan nya saat ini.

Setelah melihat sekeliling taman yang tidak dihuni satu pun orang dari Kerajaan, dengan sigap Naphelle langsung mencoba untuk kembali menggunakan kekuatan nya. Beberapa kali ia berusaha untuk mengeluarkan kekuatan gelap dari diri nya itu, namun sama sekali tidak menunjukkan bahwa masih adanya kekuatan tersebut pada diri nya yang sekarang.

"Sial! Kenapa bisa seperti ini?!!!" Teriak Naphelle sambil menghelai rambut panjang nya.

"Tuan Putri, saya memberi hormat. Duke Rhodes memanggil anda untuk datang ke ruangan nya sekarang juga" Ucap Helios yang tiba-tiba saja menampakkan diri nya tanpa sepengetahuan dari Naphelle.

"Ah, kau membuat ku terkejut. Baiklah, aku akan segera ke sana" Jawab Naphelle yang langsung berjalan menuju ruangan sang ayah. Walaupun pikirannya masih dipenuhi dengan banyak hal mengenai kekuatan nya.

Sesampainya di ruangan Duke Rhodes Alceo, Naphelle memberi hormat dan langsung duduk di sebuah kursi yang berhadapan langsung dengan sang ayah.

"Ada apa, ayah?" Tanya Naphelle tanpa basa basi.

"Naphelle, kau mendapat undangan dari Kekaisaran untuk datang ke Istana. Apa kau bisa datang? Atau....kau masih belum sembuh? Jika kau masih belum sembuh, ayah akan meminta Kekaisaran untuk menunda pertemuan nya dengan mu" Papar Duke Rhodes sembari mengulurkan tangan nya memberikan sebuah amplop dari Kekaisaran.

"Kekaisaran....yah, Basilio ada di sana!!! Aku tidak bisa membiarkan nya begitu saja!! Tunggu aku, Basilio!" Geram Naphelle dalam hatinya.

"Kenapa Kekaisaran tidak langsung memberikan surat ini padaku?" Tanya Naphelle mencoba untuk mencari tau.

"Itu karena mereka tau bahwa kau baru saja mengalami kecelakaan kereta kuda beberapa hari yang lalu. Jadi mereka berpikir akan lebih baik jika memberikan surat ini pada ayah" Jelas Duke Rhodes.

"Jika mereka tau bahwa aku mengalami kecelakaan kereta kuda, kenapa mereka meminta ku untuk datang ke sana?!" Seloroh Naphelle sambil memalingkan wajahnya ke arah luar jendela.

"Naphelle, jika kau benar-benar masih lemah...ayah bisa meminta untuk-..." Ucap Duke Rhodes yang disela oleh Naphelle.

"Tidak, aku akan datang. Aku ingin melihat bagaimana kondisinya sekarang ini..." Tutur Naphelle yang kemudian berjalan keluar dari ruangan ayahnya.

...----------------...

Kereta kuda pun langsung di siapkan oleh para Ksatria Kerajaan Versailles untuk mengantarkan Naphelle sampai di Istana dengan nyaman. Tidak hanya datang seorang diri saja, Helios yang tiba-tiba saja datang langsung menawarkan diri nya untuk menemani Naphelle datang ke Istana.

Berbagai pertanyaan Naphelle lontarkan pada Helios di sepanjang jalan menuju Kekaisaran.

"Jadi, aku akan menjadi tunangan Putra Mahkota Carsten?" Tanya Naphelle memastikan.

"Hmm, benar. Kau akan menjadi tunangan nya dalam waktu singkat" Jawab Helios dengan tatapan yang terlihat familiar dari wajahnya.

"Huh, kenapa di kehidupan ku kali ini dengan kehidupan ku yang sebelumnya tidak berbeda!! Kenapa aku selalu ditakdirkan untuk menjadi tunangan seorang Putra Mahkota? Apakah aku begitu spesial dimata Dewa, hingga selalu ingin menjodohkan ku dengan para manusia gila harta itu! Bagaimana pun itu, aku akan tau setelah sampai di Istana!!" Gumam Naphelle dalam hatinya, sembari mencoba untuk mengingat sesuatu di kehidupan sebelum nya.

Tak lama setelah perjalanan nya menuju Istana, akhirnya ia pun sampai dengan selamat bersama dengan Helios Alceo. Ia disambut hangat oleh para penduduk Istana. Naphelle dan Helios juga diantar menuju ruang utama di Istana untuk menghadap pada Yang Mulia Raja.

"Salam hormat, Yang Mulia Basilio" Helios memberi salam sambil membungkuk kan badan nya. Sedangkan Naphelle memberi hormat seperti layaknya seorang Putri dari Kerajaan.

"Akhirnya kau datang, Naphelle" Ucap Yang Mulia Basilio pada Naphelle yang masih menunduk.

"Ah, iya..."

"Baiklah, ikuti aku" Perintah Raja Basilio sambil berjalan menuju ruangan lainnya.

Naphelle yang masih belum mengetahui situasinya saat ini tetap fokus pada wajah Basilio yang sedikit berubah dari sebelum nya. Karena lekukan lekukan di wajah Basilio menandakan bahwa kini diri nya sudah lanjut usia. Namun wajahnya itu masih diingat jelas oleh Naphelle di kehidupan sebelumnya.

Ketiga orang tersebut berjalan dan terus berjalan entah kemana arahnya. Naphelle yang mengikuti nya dari arah belakang mengepalkan tangan nya dan berniat untuk membunuh Basilio dari belakang menggunakan sebuah pedang yang ditancapkan di dinding Istana. Begitu ia hampir meraih pedang tersebut, Helios yang sedari tadi terus memperhatikan nya langsung menghentikan tangan Naphelle. Ia menggelengkan kepalanya secara perlahan sambil tersenyum kecil.

Mengingat bahwa saat ini ia kehilangan kekuatan kegelapan nya, Naphelle pun mengurungkan niatnya untuk mencoba membunuh Basilio dengan pedang yang tertancap rapi di dinding Istana. Namun dendamnya itu masih saja ia ingat, apalagi bagaimana cara Basilio membunuh nya di kehidupan sebelum nya. Tangan dan tubuhnya gemetaran, ditambah dengan keringat dingin yang bercucuran di sekujur tubuhnya membuat Helios menghentikan langkah kakinya untuk mengajak Naphelle berbicara berdua.

"Kenapa kalian berhenti?" Tanya Raja Basilio dengan arrogant.

"Maaf Yang Mulia Raja, tapi Naphelle sedang tidak enak badan. Dia terlihat kelelahan" Jawab Helios beralasan.

"Jika anda berkenan, saya akan mengantarkan Putri Naphelle ke ruang peristirahatan Istana sebentar. Sambil memulihkan kondisinya saat ini" Lanjut ucapnya sambil beberapa kali memegangi bahu Naphelle.

"A-apa maksud..."

"Baiklah, silahkan..." Ucap Raja Basilio mempersilahkan.

Naphelle hanya mengikuti setiap perkataan Helios dan berjalan berdampingan dengan lelaki itu. Mereka pun berjalan menjauh menuju ruang peristirahatan Istana untuk membicarakan sesuatu yang penting.

Bersambung.....

Terpopuler

Comments

fares Faresya

fares Faresya

bodoh

2023-02-25

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!