Keringat menetes di sekujur tubuhnya,setelah melakukan olahraga pagi di sekitar taman dekat apartemennya.Duduk si saLah satu bangku taman. menikmati sisa udara pagi.Setelah dirasa keringat sudah hilang di tubuhnya,Aldrick berjalan menuju lorong untuk kembali ke apartemennya.Dia berjumpa dengan Sefia yang meninginkan bubur ayam yang setiap pagi berjualan si sekitar taman itu. Sefia tersenyum ramah dengan Aldrick karena menganggapnya tetangga.Namun Aldrick hanya bersifat dingin,dia berfikir Sefia sama seperti perempuan lain yang ingin mendekatinya.Tapi tubuhnya berbalik justru berbalik memperhatikan Sefia hingga sampai pada tukang penjual bubur ayamyang setiap pagi berada di taman itu.Sefia yang ramah pada setiap orang,menyapa setiap orang yang ditemuinya. Aldrik begitu tercengang melihat Sefia juga membelikan bubur ayam sepasang adik kakak yang sedang memunguti botol-botol bekas di sana. Sefia juga mengulurkan beberapa lembar uang untuk diberikan kepada mereka.
Aldrick yang tidak menyadari jika dia masih tetap berdiri terpaku di tempatnya,memperhatikan interaksi antara Sefia dan kedua bocah itu.Begitu tercengang dengan perlakuan Sefia yang tidak memandang rendah kedua bocah pencari botol bekas itu. Yang begitu berbanding terbalik dengan kebiasaan sefia yang sering pulang dini hari dengan menggunakan pakaian-pakaian yang bisa memancing birahi para lelaki hidung belang.Hingga tanpa disadari penilaian buruk tentang gadis itu sedikit menguap begitu saja.
"Hei Bro! "Sebuah tepukan keras dipundaknya menyadarkannya dari semua perhatiaannya pada gadis cantik itu.
"Sialan lo, ngagetin orang aja"dengusnya kesal.
"Waaahhh, ternyata kamu masih normal juga ya?"Ejek sang teman yang melihat Aldrick sedang memperhatikan seorang yang tanpa sadar menjadi bahan pembicaraan keduanya.
Aldrick pun melengos pergi tanpa menjawab ejekan temannya.
"Whhooii sialan.Gue dicuekin malahan"Walau begitu diapun tak marah pada kelakuan Aldrick,karena sudah mengetahui bagaimana pribadi Aldrick.
Sampai di unit apartementnya Aldrik pun bergegas untuk segera membersihkan diri. Karena hari ini dia sudah berjanji untuk mengunjungi sang bunda.Dia tidak bisa menolak setiap keinginan bundanya.Salah satu wanita yang disayanginya,selain adik kandungnya yang sekarang masih duduk dibangku SMU.Bernama Nesa Riswanda Wijaya.Adik satu-satunya yang ia jaga dengan sangat protektif, hingga tak ada satupun teman laki-lakinya yang berani mendekatinya.
Keluar dari apartemen dengan memakai pakaian kasual menuju basechamp tempat dia memarkirkan mobilnya.Membawa sang kuda besi itu keluar menuju jalan raya.
Aldrick memperhatikan sekitar taman tadi. Tapi dia tidak menemukan gadis itu lagi. Dia begitu penasaran pada gadis itu.Ingin mengetahui lebih banyak tentangnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Sampai di depan gerbang rumah megah dimana kedua orang tua dan adiknya tinggal, Aldrick menekan klakson mobilnya berulang kali,hingga seorang satpam muncul seiring terbukanya pintu gerbang itu.
"Aden? "sapa mang Marno satpam yang sudah belasan tahun bekerja untuk keluarganya.
"Iya mang.mang Marno sehat-sehat kan? .Dia yang selalu perhatian dengan orang-orang disekelilingnya tapi dingin dengan orang yang tidak begitu dekat dengannya.
"Alhamdulillah sehat den. Aden sendiri sehat kan? "
"Ah iya mang!bunda di dalam kan mang?aku masuk ke dalam dulu ya mang?".bergegas masuk kedalam hunian yang begitu megah dengan segala perabotan mahal yang menghiasi setiap sudut rumah.
"Pagi bunda"sapanya setelah melihat sang bunda duduk bersantai diruang keluarga.Mencium tangan dan kedua pipi Helsa.
"Pagi juga sayang! Apakah kamu tidak mau datang kerumah ini jika tidak disuruh terlebih dahulu?Apakah kamu tidak kangen sama bunda?Dasar anak nakal."Omel sang bunda.
Dia hanya tersenyum tanpa berniat menjawab pertanyaan yang terlontar dari bibir wanita yang tetap cantik walaupun sudah berusia.
Helsa adalah sosok yang hangat,ibu rumah tangga yang selalu ikut sibuk memperhatikan segala kebutuhan di dalam rumahnya. Walaupun sudah ada para pelayan,tapi dia tak segan-segan turun kedapur menyiapkan segala menu makanan dengan dibantu para koki yang ada di sana. Selalu menjadi tempat yang nyaman untuk berbagi cerita bagi anak-anaknya.
Seorang bunda yang kadang begitu cerewet jika menyangkut keluarganya.Bahkan Aldrick sering menjadi sasaran kemarahannya ketika pulang dari arisan bersama para teman-teman sosialitanya. Karena curhatan sang teman tentang cucu-cucu mereka.Dia begitu menginginkan untuk segera menimang cucu.Aldrick yang sudah berumur 28 tahun masih belum mau menikah. Hubungan pertungannya dengan jessy masih belum ada kemajuan.Berhenti ditengah jalan. Tanpa ada kepastian kapan dia mau melanjutkan ke jenjang pernikahan.
Dia yang mendapat omelan dari bundanya kadang hanya menjawab dengan cengiran khasnya. Dia menjadi pribadi yang hangat jika berada ditengah keluarganya.
"Nesa dimana bunda? ".setelah beberapa saat duduk bersama Helsa.
"mungkin dia sedang bermalas-malasan di kamarnya"
"dasar gadis pemalas"gumamnya.
"Al,,! Bagaimana hubunganmu dengan Jessy. Apakah kalian sering pergi kencan berdua?tanya Helsa dengan penuh harap putranya segera menikah.
Dia tersenyum, menjawab dengan malas jika ditanya masalah hubungannya dengan Jessy."Bahkan kami tidak pernah bertemu bund.Sebenarnya sering sih dia menghubungiku.Tapi kadang pekerjaan yang begitu menumpuk dikantor membuatku lupa membalasnya"
Dengan geram Helsa memukul bahu Aldrick, ketika mendengar jawaban yang terlontar dari putra satu-satunya di keluarganya."sebenarnya terbuat dari apa hatimu itu, hingga wanita secantik jessy pun tak mampu membuatmu jatuh cinta"cicitnya.
"Bund, Aku mohon bantu aku bujuk ayah untuk membatalkan pertunangan ini"
Helsa pun melotot, mendengar jawaban Aldrick.
"Eh, aku kan belum selesai bicara bund. Jangan marah dulu dong"cengirnya.
"Maksud kamu apa Al? "
"Bund, Jessy memang gadis yang cantik. Tapi diakan bukan tipe aku bund."
"No, Bunda tidak mau"
"Ayolah bun, kumohon,,"Dengan wajah memelasnya yang membuatnya jadi terlihat lucu. Karena dia yang dingin dan cenderung cuek bisa bersikap manja pada orang yang telah melahirkannya.
"Boleh!bunda akan bantu kamu untuk ngomong sama ayah.Tapi ada satu syarat dari bunda."
"Kok githu sih bund?"
"Terserah,kalau kamu memang tidak mau dengan syarat bunda. Maka bunda juga tidak bisa membantumu."
Bagaikan makan buah simalakama, Aldrick ingin menjawab sang bunda. Dia takut jika menyetujui syarat dari sang bunda,karena bisa menjadi bumerang untuknya. Namun jika dia tidak setuju,Ayahnya mungkin tidak akan mendengarkan apa yang menjadi keinginannya. Karna watak ayah yang begitu tegas dan keras dalam mendidik putra putrinya. Hanya bunda satu-satunya orang yang mungkin bisa membujuk dan meluluhkan hati sang ayah.
"memeng apa syarat dari bunda?"
"katakan dulu,kamu setuju atau tidak dengan syarat bunda!"sedikit memberi tekanan pada Aldrick.
"Baiklah, katakan apa yang menjadi syarat bunda"jawabnya dengan gusar.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments