Gejala Awal

Cinta tidak membuat bumi berputar, melainkan menyebabkan roda berputar, berjalan mencapai tujuan.

.

.

"Benar-benar pria tidak bermoral! Astaga! Bagaimana bisa Austin yang tampan dan Lexi yang menawan bisa memiliki saudara yang beku seperti itu."

Isabell menuruni anak tangga sambil menggerutu. Ia tidak memiliki keberanian lagi untuk memeriksa kamar lainnya. Persetan dengan kopernya!

"Isabell?"

Mendengar namanya disebut, ia segera menoleh ke sumber suara. Jantungnya langsung jungkir balik begitu melihat sosok yang melenggang santai melintasi ruang utama. Penampilannya sedikit berantakan, rambut setengah gondrongnya diikat secara sembarang. Celana jeans yang dikenakan mulai memudar. Austin, akhirnya pria itu menampakkan wujudnya. Kabar baiknya, tunangannya tersebut mengetahui namanya.

Austin menyebut namaku! Oh Tuhan, aku tidak percaya ini!

"Kau Isabell, bukan?"

Hatinya yang barusan melambung tinggi seketika terjun bebas. Austin ternyata tidak benar-benar mengenalnya. Pria itu melayangkan pertanyaan hanya untuk sekedar memastikan.

Austin semakin mengikis jarak diantara mereka. Pria itu melepaskan jaket kulit dari tubuhnya dan melemparnya begitu saja. Jeans pudar yang mulai belel dengan kaos tanpa lengan kemudian rambut berantakan. Entah kenapa semua perpaduan tersebut membuatnya terlihat begitu jantan. Sangat jantan. Pikir Isabell sehingga ia sudah melupakan kekesalannya karena Austin tidak benar-benar mengingatnya.

Senyumnya mengembang secara alami begitu Austin berdiri satu meter di hadapannya. Pria itu mengeluarkan ponsel, memandangi layar ponsel kemudian wajah Isabell. Dilakukan secara berulang kali, sebanyak tiga kali mungkin.

"Ternyata benar," Austin mengangkat ponselnya dengan layar yang menghadap ke arah Isabell. Fotonya terpampang dengan jelas di sana karena Austin dengan sengaja memperbesar foto tersebut.

"Ha-Hai," Isabell melambaikan tangan dengan sangat kaku. Senyum di wajahnya juga secara perlahan memudar, berubah menjadi cengiran yang justru terlihat aneh di wajahnya yang unik.

"Hai," Berbeda dengan kekakuan yang dialami Isabell, Austin justru menyahut dengan santai. Ya, memangnya dia siapa? Tidak mungkin seorang Austin mati gaya di hadapannya.

"Apa yang kau lakukan di sini?"

Pertanyaan itu jelas bukan kata sambutan yang manis. Meski sudah bisa menebak bahwa Austin tidak akan senang dengan kejutan akan kehadiran dirinya di rumah pria itu, tetap saja melihat reaksi Austin yang tidak bersemangat membuat nyalinya ciut. Ia merasa seperti butiran debu yang memang harus disingkirkan.

"Aku... Hmm, aku... Oh, Mom mengundangku untuk makan malam. Apa kabar?"

Isabell menggigit lidahnya. Pertanyaannya terdengar formal dan penuh basa basi yang membosankan.

Austin mengidikkan kedua bahunya dengan tidak acuh, "Seperti yang terlihat. Baik."

See, tidak ada umpan balik. Austin tidak peduli dengan kabarnya. Percakapan buntu. Lalu apa yang harus ia lakukan. Jika di dalam drama yang sering ia tonton, sepasang tunangan akan saling berpelukan begitu dipertemukan.

Situasinya dengan Austin memang sedikit agak berbeda. Jangankan pelukan, gestur tubuh Austin jelas menunjukkan ketidaknyamanan akan kehadirannya. Sepertinya ia harus memikirkan ulang tentang untuk tinggal di rumah ini. Bisa mati kutu dia.

"Aku juga baik."

Oh Tuhan, kenapa aku harus mengumumkan! Aku hanya membuat diriku terlihat semakin bodoh di hadapannya.

"Ya, aku bisa melihat." Sekilas Austin menyapukan pandangannya dengan satu lirikan cepat. "Kau baru pulang bekerja?"

Ah! Akhirnya ada pertanyaan. Isabell menganggukkan kepala dengan cepat. Mendengar bahwa Austin mengetahui pekerjaannya membuatnya bahagia. Salahkah ia jika menganggap Austin diam-diam memperhatikannya? Terkadang ia memang dengan sengaja membuat story berupa foto selfienya. Tapi tidak sekalipun Austin melihat story-nya. Jadi dari mana Austin tahu jika baju yang ia kenakan adalah seragam bekerja.

"Gerah?"

"Hah?" Bingung dengan pertanyaan satu kata pria itu.

"Seragammu pasti membuat gerah."

"Ouh."

"Bersihkan dirimu. Sebentar lagi Mom dan Dad sepertinya akan turun. Makan malam akan tiba."

"Ya. Aku akan segera ke atas. Hm, apakah kau juga akan turun?"

"Ya. Aku akan turun."

Isabell tersenyum hingga memamerkan barisan giginya yang diberi kawat. Alis Austin menukik ketika memperhatikan bagian mulut wanita itu. Buru-buru Austin mengalihkan pandangan.

"Aku juga harus membersihkan tubuhku." Austin segera berlalu. Isabell memperhatikan punggungnya yang bidang. Tunangannya itu melangkah lebar, menaiki dua anak tangga sekaligus.

"Kakinya panjang, kokoh dan bagus."

"Apa yang kokoh dan bagus?"

Isabell berjengit kaget. Dengan gerakan cepat ia menoleh ke sumber suara. Pax Willson, ayah dari tunangan tampannya memasuki rumah.

"Dad, kupikir kau ada di kamar."

"Tidak," singkat, padat dan jelas. Pria setengah baya itu kini berdiri di hadapan Isabell. Hampir semua gen dari pria itu diwarisi oleh putra bungsunya, Austin, yang tidak lain adalah tunangannya sendiri.

"Mom mencarimu ke kamar."

"Kalau begitu, Dad harus ke kamar," tangannya mengusap kepala Isabell sebelum meninggalkan gadis itu.

"Beginilah gambaran rumah tanggaku kelak. Austin akan segera menghampiriku begitu tahu aku mencarinya." Isabell terkikik geli.

"Gejala awalnya seperti apa?"

Oh Tuhan, mengapa pria-pria di rumah ini sering muncul secara tiba-tiba.

Kali ini Isabell tidak berbalik dengan semangat. Ia justru enggan untuk menoleh.

"Belum pernah ada kejadian di rumah ini seseorang tertawa ngikngik tanpa sebab. Sebaiknya kau temui dokter." Darren melintasinya dan berlalu begitu saja. Hell!!

Terpopuler

Comments

~Kaipucino°®™

~Kaipucino°®™

😂😂😂😂😂

2023-03-26

0

Putri

Putri

ya ampun kanebo bertebaran di mansion 🤣

2023-02-20

1

~Kaipucino°®™

~Kaipucino°®™

👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻

2023-02-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!