Cinta bertepuk sebelah tangan adalah pengalaman terbaik untuk memberikan ketulusan cintamu pada orang yang tepat
.
.
.
"Aku harus tinggal di sana? Di rumah Willson?"
Ajakan seperti ini tidak pernah ada dalam mimpinya sekali pun. Meski menjadi tunangan Austin, ia tidak pernah berani datang mengunjungi kediaman Willson tanpa undangan dari tetua Willson. Lima tahun menjadi tunangan seorang Austin, Isabell baru dua kali mendaratkan kaki di sana. Terakhir kali ia mengunjungi keluarga Willson adalah saat saudari Austin menikah dengan saudaranya, tepatnya saudara angkatnya. Isabell mengira jika di hari pernikahan tersebut adalah hari kematiannya karena pada saat itu terjadi kericuhan. Suara tembakan terdengar di mana-mana.
"Ya, harus." Alena Willson menyahut dengan tegas, tapi dengan nada juga tatapan lembut.
"Empat bulan lagi pernikahanmu dan Austin. Jangan katakan jika kau lupa hari itu, Sayang."
Tidak mungkin Isabell melupakan hari penting tersebut. Hari yang selalu ia nantikan setiap hari. Bersanding dengan Austin adalah keinginan terbesarnya. Memangnya siapa yang tidak ingin bersatu di pelaminan dengan sang kekasih pujaan hati? Terlebih pria pujaanmu itu juga merupakan pria pujaan sejuta umat wanita di dunia.
Meski menikah dengan Austin adalah mimpi terbesarnya, tapi tetap saja akal sehatnya berbisik. Bagaimana bisa ia dan Austin menikah sementara mereka jarang bertemu. Isabell yakin bahwa Austin bahkan tidak ingat seperti apa rupanya walau dirinya dengan sengaja memasang foto profilnya di setiap akun media sosialnya dengan harapan Austin melihat wajahnya yang tidak seberapa. Isabell memasang foto yang menurutnya paling manis.
Dalam seminggu, Isabell akan dengan sengaja mengirim pesan kepada Austin guna mengumumkan kepada tunanganya tersebut bahwa ia masih hidup dan sehat. Terkadang akan dijawab dan lebih sering diabaikan. Isabell sudah kebal.
"Ba-bagaimana dengan Austin, Mom?" Harapannya yang besar untuk menikah dengan Austin belum tentu sama dengan harapan pria itu. Kesadarannya tersebut sering kali membuatnya berkecil hati.
"Berandalan itu masih saja suka keluyuran. Kedatanganmu ke sana akan membuatnya berhenti mengembara."
Isabell jelas tidak yakin dengan pernyataan calon ibu mertuanya itu. Austin seorang petualang, pergaulannya bebas juga dikelilingi oleh gadis-gadis cantik. Terlalu naif jika ia menganggap dirinya sebagai pawang bagi Austin. Tentunya ia akan dengan senang hati jika kenyataannya demikian. Menjadi pawang bagi Austin.
"Mom..."
"Ya, Sayang?" Alena tersenyum hangat seraya mengulurkan tangan mengusap keringat di dahi Isabell. Selain jatuh cinta pada Austin, Isabell sudah terlebih dahulu jatuh cinta pada wanita yang ada di hadapannya, wanita yang masih terlihat cantik di usia yang sudah tidak bisa dikatakan muda lagi. Wanita yang bersedia memberikan pelukan kepadanya sehingga ia tidak penasaran seperti apa rasanya dipeluk oleh seorang ibu.
"Boleh aku bertanya?"
"Tentu saja. Omong-omong jam berapa kau pulang bekerja?"
Isabell melihat jam tangan mahal yang melingkar di tangannya, hadiah ulang tahun pemberian saudara angkatnya tahun lalu. "30 menit lagi. Kenapa Mom?"
"Mom tidak ingin kehadiran Mom mengganggu pekerjaanmu. Apa sebaiknya Mom menunggumu di luar?"
"Tidak, kau tinggal belanja banyak di sini, mereka akan menganggap perbincangan kita sebagai layanan service yang kuberikan," Isabell mengerling jenaka. Sempat-sempatnya dia meminta Alena berbelanja. Ya, dia dan calon ibu mertuanya itu memang sedekat itu. Isabell tidak akan merasa sungkan kepadanya.
"Oh, kau benar juga. Jadi, apa yang ingin kau tanyakan?"
Terbersit keraguan di wajahnya. Haruskah ia menanyakan hal yang mengganjal di hatinya kepada Ibu pria yang ia cintai.
"Jangan membuat Mom mati penasaran. Apa ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?"
Isabell menganggukkan kepala, "Ini mengenai Austin."
"Ada apa dengan Austin? Apakah dia mengatakan sesuatu yang buruk?"
Isabell menggeleng dengan segera. Bagaimana Austin mengatakan sesuatu yang buruk kepadanya, berbicara saja mereka tidak pernah. Isabell berani bersumpah bahwa Austin tidak akan sudi mengangkat panggilannya dan ia memang tidak memiliki cukup keberanian untuk menelepon Austin. Jawaban pesan Austin yang hanya sekedar iya dan oke sudah membuat jantungnya bermasalah.
"Tidak, Mom. Austin tidak mengatakan apa-apa."
"Mommy kira dia mengatakan sesuatu yang buruk saat kalian bertemu kemarin."
Hah? Bertemu? Kapan? Isabell terang saja bingung.
"Bertemu?"
"Ya," Alena Willson mengerutkan kening melihat wajah Isabell yang mendadak bingung. "Apa dia berbohong? Dia mengatakan bahwa dia baru saja menemuimu."
Ya, pria itu berbohong! Untuk apa dia berbohong?!
"Oh, ya, kami memang bertemu. Astaga, aku melupakannya. Itulah yang ingin kutanyakan Mom. Austin tidak mengatakan apa-apa tentang aku yang harus pindah ke mansion. Apa dia tahu soal ini?"
Alena tergelak, "Dia tidak tahu dan memang tidak diberitahu. Ini akan menjadi kejutan. Kau dan Austin harus lebih sering bertemu mulai sekarang."
"Aku yakin dia tidak akan terkejut," Isabell bergumam lirih.
"Hmm? Kau mengatakan sesuatu, Sayang?"
Isabell kembali menggelengkan kepala.
Alasan mengapa Isabell dan Austin jarang bertemu, semua mengatakan itu demi kebaikan Isabell. Para orang tua khawatir jika Austin dan Isabell dibiarkan sering bertemu, Austin akan mencemari kepolosan dan keluguan Isabell. Pria berandalan itu akan melangkah di luar batas. Andai mereka tahu bahwa Isabell tidak keberatan tentang hal apa pun yang akan dilakukan Austin terhadapnya. Baginya, dirinya sudah sepenuhnya milik pria itu.
Oh Tuhan, terdengar murahan. Tapi mau bagaimana lagi, aku begitu memujanya! Batin Isabell.
"Empat bulan sebelum pernikahan, kau dan dia harus lebih sering bersama. Berdiskusi tentang pernikahan yang kalian inginkan. Katakan, berapa cucu yang akan kau dan Austin berikan kepada Mom dan Dad?"
"Cu-cucu?" Wajah Isabell bersemu merah. Otaknya langsung membayangkan proses pembuatan bayi. Isabell menggelengkan kepala, malu dengan fantasinya sendiri.
"Jangan menundanya, oke?" Calon ibu mertuanya itu menyenggol lengannya seraya melemparkan tatapan menggoda.
Gila! Benarkah ia dan Austin akan mencetak anak?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
~Kaipucino°®™
😉😉😉😉😉
2023-03-22
0
~Kaipucino°®™
👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼🔥
2023-03-22
0
ℑ𝔟𝔲𝔫𝔶𝔞 𝔞𝔫𝔞𝔨-𝔞𝔫𝔞💞
Ya...
selain mencetak anak, mencetak kue pun boleh...
2023-02-15
1