Ber hasrat

Terlihat tersiksa karena ku gagahi. Aku pun tak tega dibuatnya. Ku cabut milikku dengan perlahan dan lembut dari bagian intinya yang ku yakini pasti sudah lecet lecet itu. Entah kelainan apa yang dimilikinya. Bagian intinya Flo tak pernah basah, walau aku sudah melakukan foreplay yang sangat lama. Baru ku sadari, tadi sebelum melakukan hubungan intim itu, aku lupa mengoleskan pelumas pada miliknya. Saking semangatnya saat bercinta. Padahal tiga hari yang lalu, kami sudah membahas miliknya yang Sudah basah. Bahkan saat Kami malam pertama, tak ada bercak marah di bagian intinya.

Itu bisa ku maklumi, Karena tak semua Wanita perawan mengeluarkan marah saat pertama kali melakukan hubungan badan.

Sikapnya yang tegar dan terlihat kuat dalam menghadapi masalah kewanitaannya, membuatku semakin merasa bersalah. Ia mengakui kelemahannya itu. Dan kami juga sudah berobat ke dokter dalam tiga hari terakhir ini. Dan tak ada hasil dari serangkaian pengobatan itu yang memuaskanku. Hanya saja, dokter yang memeriksa Flo, akan memintaku untuk menceraikannya. Mana mungkin aku melakukan itu. Aku sangat mencintainya. Dia sudah menyatu dalam jiwaku, Walau kami baru satu minggu menikah.

Saat melakukan malam pertama,, aku sebenarnya sudah merasakan ada yang aneh pada bagian intinya itu. Walau bersamanyalah pengalaman pertamaku bercinta. Aku tetap merasa ada hal yang aneh pada bagian intinya itu. Awalnya aku diamkan, karena aku takut dia tersinggung. Tapi, ia juga mungkin merasa bahwa dia ada yang aneh dalam diri nya. Makanya kami melakukan pemeriksaan ke dokter dengan keluhan, banyak kesulitan dalam berhubungan intim.

"Maaf.... Sepulang dari kampung, aku akan ke luar negeri. Mungkin dengan berobat di sana, milikku ini bisa sembuh dan normal." Ujarnya terisak di hadapanku. Tubuhnya bergetar dan menunduk, meraih milikku dan memainkannya. Selalu begini akhir dari percintaan kami. Belum pernah aku memuncratkan lahar panasku di rahimnya. Keseringan cairan bibit bibit unggulku, lenyap ditelan tisu.

Kali ini, aku tak bisa menghayati sentuhan jemari lembutnya di juniorku yang berdiri tegak itu. Karena, aku sudah tak tenang lagi. Aku memikirkan miliknya Flo yang menurutku sedikit beda itu. Pemeriksaan nya kali ini ke dokter yang diluar negeri, harus ku ikuti. Tak mau lagi aku menunggu di luar seperti kejadian 5 hari yang lalu. Flo tak mau aku masuk ke ruang pemeriksaan dokter. Katanya Ia malu. Tapi, setelah Ia selesai diperiksa, dokter memanggilku dan mengatakan hasil pemeriksaan nya Flo. Dokter bilang, Flo harus mendapatkan suntikan hormonal kewanitaan. Dan aneh nya, tak berapa lama sang dokter malah menelponku, memberi sarana, agar aku menceraikan Flo.

Mana mungkin aku melakukan itu, kami baru menikah seminggu dan aku sangat mencintai Flo. Kelemahannya, kekurangannya itu akan kucintai. kami akan sama-sama berjuang mengobati penyakitnya. Semoga dia sembuh dan kelak dia bisa hamil. Mengandung anak-anakku karena ibuku sudah sangat ingin memiliki cucu.

Huufftt...

Ku tarik napas dalam, dan menghembuskannya berat. Ku baringkan tubuhku dengan penuh keputusasaan. Flo yang merasa bersalah, langsung menindihku. Mengeksplore semua tubuhku dari ujung rambut hingga ujung kaki. Jujur, terkadang aku bosan dengan gaya bercinta Kami yang seperti ini. Tapi, mau gimana lagi. Flo tak bisa ku paksa.

***

Pagi ini kami berangkat ke kampung halamanku. Kami menempuh perjalanan darat. Waktu yang diperlukan untuk sampai ke kampung sekitar 8-9 jam. Sebenarnya aku ingin naik pesawat. Tapi, Flo menolaknya. Katanya ia ingin menikmati pemandangan di sepanjang jalan.

"Ibu akan seneng sekali, akhirnya kamu ada waktu untuk pulang ke kampungku." Ujarku lembut membelai lengan Flo yang masih bergelayut manja di bahuku.

Dalam perjalanan Flo selalu bergelayut manja di lengan bahuku. Dia memang sangat mencintaiku, hal itu membuat ku sangat bersyukur.

"Kalau ibu tak suka denganku., bagaimana Honey?" ia mendongak, menatapku dengan nelangsa. Di netra coklatnya yang berkabut itu, terpancar ketakutan dan kegelisahan.

Ku balas tatapan sendunya dengan senyum mengembang. "Apa pun yang ku sukai, pasti ibu menyukainya." Sahutku dengan mendaratkan satu kecupan di keningnya

Ia tersenyum manis, dengan setia menatapku. "Tahu gak matamu ini, sama persis dengan mata sahabat ku Ali. Sayu dan besar, hanya saja bola matanya berwarna hitam pekat, Kalau kamu warna nya cokelat dan indah."

Ucapan ku sepertinya mengusik hatinya Flo. Ia menjauhkan tubuhnya dari ku. Tangannya menjulur mengambil botol air mineral di tempat air minum di pintu mobil. Ia terlihat gelisah, ini kedua kalinya aku heran dengan sikapnya Flo. Disaat aku membahas sahabatku Ali. Maka, ia sikapnya akan berubah jadi tak tenang.

"Kamu kenapa? tanganmu koq jadi berkeringat dingin seperti ini?" ujarku lembut merah jemarinya yang ada di pegangan kursi, aku masih menatapnya dengan lekat sedangkan ia terlihat berusaha menghindari tatapanku.

Ia pun akhirnya menoleh kepadaku sehingga kami beradu pandang. "Ali, Ali... Ali lagi.. Sepertinya kamu sangat sayang dengan sahabatmu itu, sejak kita menikah setiap malam kamu selalu menceritakan dia. Ali.... Ali.... Dan Ali lagi, aku jadi cemburu. Kenapa sih By selalu menceritakan dia? Hubby suka sama si Ali ya?"

Ekspresi muka cemberutnya selalu terlihat lucu. Dia memang sangat imut, tak nampak dia seusia denganku, dia masih terlihat seperti gadis berumur 24 tahun sedangkan aku saat ini sudah berumur 27 tahun. Sebenarnya umur kami hanya beda 3 bulan, aku lebih tua 3 bulan Daripada Flo.

"Maaf.... Mana mungkin aku menyukai seorang pria.. Aaah... kamu bisa aja. Akhir-akhir ini aku teringat terus sama sahabatku itu, jadi aku menceritakannya padamu karena setiap Aku Bersamamu, aku merasa kamu ini adalah jelmaan dirinya. Sifatnya itu ada padamu sehingga aku merasa nyaman denganmu sayang."

Ku raih ia dalam pelukanku, menghujani kepalanya serta wajahnya dengan ciuman berhasrat. Entah kenapa melihatnya ngambek seperti ini aku jadi pingin bercinta dengannya. Mungkin ini efek pengantin baru. Karena aku belum merasakan nikmat berhubungan badan. Hal itu malah membuatku semakin penasaran. Bagaimana rasanya penetrasi di dalam miliknya yang basah dan menggigit.

"Pak kita sudah sampai di depan hotel." Ucapan kerasnya pak sopir membuat pangutan bergairah antara Aku dan Flo, harus berakhir. ku lap bibirnya yang basah karena ulahku dengan cepat. Mengabaikan pak supir yang melirik ke belakang dengan canggungnya. Sebenarnya aku malu pada Pak sopir tapi, ku anggap ia sudah dewasa dan memaklumi apa yang kami lakukan sekarang.

Apalagi kami adalah pasangan suami istri dan pengantin baru, masih hangat hangatnya, karena kami baru menikah satu minggu.

"Oh iya pak." Jawabku gelagapan merapikan kembali rambutnya Flo, yang acak-acakan serta mengancingkan kemejanya yang sempat terlepas dua kancing, karena berciuman sambil mer emas Gunung kembarnya yang kenyal dan padat itu sangatlah nikmat.

TBC

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

trus berkrya thor. hadiah bunga utkmu🌹smoga sukses novelnya. 👌

2023-02-04

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!