"Terima kasih pak Arif, atas aksi heroik anda menggagalkan perampokan itu. Padahal bapak sedang dalam masa cuti."
Pak kombes Valentino sudah dua kali memberikan pujian pada saya. Terlihat beliau sangat bangga memiliki anak buah seperti saya.
Aku hanya bisa tersenyum lebar, merasa bangga pada diri sendiri, karena merasa berguna sebagai aparat negara. Walau sedang cuti, aku tetap bisa memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, dan memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.
"Itu sudah bagian dari tugas kita pak. Walau sedang cuti, kehadiran polisi memang suatu keharusan. Kehadirannya diperlukan nyaris 24 jam pak. Apabila di masyarakat ada suatu kasus, kesewenang-wenangan dari orang lain atau apa pun yang membuat masyarakat merasa tidak aman, saat itu pula polisi diperlukan hadir. Dengan kalimat lain, kapan pun dan di mana pun diperlukan masyarakat, polisi harus hadir. Dengan demikian, tugas polisi di tengah-tengah masyarakat tidak dapat dibatasi oleh jam-jam dinas secara formal. Dan itulah yang sedang saya lakukan."
Graapp..
Belum juga selesai aku bicara, Pak Kombes Valentino dengan cepat menarik tubuhku dan mendekapnya.
Ia pun menepuk punggungku dengan kuat, saking semangatnya. "Sepuluh saja perwira seperti kamu, maka amanah negeri ini."
Ucapan Pak Kombes tentu saja membuatku terkejut. Apa seburuk itu citra kepolisian. Hingga sepuluh orang tak ditemukan beliau.
Ku urai pelukannya Pak Kombes. Tapi, ia tetap memegang Kedua bahuku. Merasa belum puas memelukku.
"Masih banyak aparat negara yang jujur pak. Bapak salah satunya yang jadi tauladanku." Sahutku dengan senyum mengembang. Kali ini, aku yang menarik tubuh Pak Kombes ke pelukanku. Memeluknya erat dan penuh semangat. Senang rasanya punya atasan yang amanah seperti pak Valentino.
Cekrek
Cekrek
Lampu kamera mulai menyilaukan mata. Dan seketika, aku dikerumumi para wartawan. Ini untuk kesekian kalinya aku diwawancarai, atas kasus yang ku tangani dengan heroik. Aku jadi merasa sangat terharu, cita-citaku sejak kecil untuk jadi penegak hukum terwujud.
Wawancara berlangsung lumayan lama, karena aku harus menceritakan kronologis kejadian secara detail. Dan dimoment ini tak ku sia siakan untuk memuji istriku dan membanggakan dirinya.
"Dalam kesempatan ini bolehkah aku mengucapkan sepatah dua kata untuk istriku tercinta..?"
Ujarku mengulum senyum, berusaha menutupi rasa malu, atas ucapanku yang sedikit lebay. Aku ingin menunjukkan rasa cintaku yang teramat dalam untuk istriku. Sore ini sebenarnya kami mau ke luar kota, liburan ke Danau Toba, sekaligus pulang ke kampung. Tapi, karena kejadian ini. Sampai malam larut begini, aku masih di kantor. Padahal aku gak ada jadwal kerja, aku sedang cuti.
"Waahh... Pasti boleh dong pak!" Ujar wartawan dengan semangatnya. Tentu mereka penasaran dengan sosok istriku. Ini pertama kalinya aku mengumandangkan istriku dikhalayak ramai.
"Sayang... Tunggu abang pulang. I Love you..!"
Ho ho ho ho..
Sorakan penuh bahagia, menggelegar di tempat wawancara. Aku jadi bahan bullyan. Ternyata sikapku menurut mereka cukup lebay. Jadi ucapanku itu, ditangapi positif dan negatif orang yang ada di tempat itu.
Aku tak mau ambil pusing akan tanggapan orang - orang akan sikapku kali ini. Aku lakukan itu, untuk mengantisifasi sang istri tak marah padaku disaat aku kembali pulang larut malam ini. Padahalkan rencana nya, sore ini setelah habis sholat ashar, kami akan bertolak ke Danau toba. Kami akan bulan madu di sana. Karena aku dan Flo baru saja menikah satu minggu.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
anggita
di novel cekrek, cekrek.. suara foto. klo ceklek, suara pintu dibuka.🤭
2023-02-04
1