Bab 4

Beberapa bulan kemudian, di kediaman Kirana, tepatnya di samping kolam renang, tiga gadis berbeda usia sedang duduk di sebuah bangku gazebo, sambil menikmati angin sore, Kini Geby tak lagi secanggung seperti saat pertama kali menapakan kakinya di rumah Tuan barunya.

Awalnya dia mengira, orang yang membelinya akan menempatkannya pada seseorang Tuan yang sudah berumur, namun siapa sangka,Tuan yang di maksud masih sangat muda, dan dia sangat bersyukur karna dua gadis ini tak seperti yang ada di bayangannya saat pertama kali dia melihatnya.

Geby mengira, Kirana dan Moana akan memerintahkan ini itu kepadanya menjadikannya babu, tapi siapa sangka hidupnya sangat baik di sini, dia di perlakukan layaknya seorang kakak oleh dua gadis kecil itu, bukan seperti bawahan, dia berfikir akan sangat merepotkan menjaga dua gadis kecil sekaligus, namun siapa sangka, Kirana punya sifat dan fikiran yang sangat dewasa, hanya Moana yang bertingkah sedikit kekanak-kanakan.

Mungkin karna usianya yang masih sangat muda, berbeda dengan Kirana yang beberapa bulan lagi umurnya akan genap 20 tahun, itupun masih termasuk sangat muda.

Dia pikir, akan di kerjai habis-habisan oleh dua gadis itu, tenyata dia malah di jadikan teman oleh mereka, dia beruntung.

Tanpa ada yang berniat membuka perbincangan, cukup lama mereka berada di posisi ini, mereka hanya duduk sambil melihat ke arah matahari yang masih terlihat tinggi, namun di sekitarnya sudah menampakan awan yang berwarna jingga, sangat sayang untuk di lewatkan, hingga suara kamera memecah keheningan.

Cekrek,

*Cekrek,

Cekrek*,

Siapa lagi kalo bukan Moana, dia memotret suasana yang ada di sana, di mana matahari akan terbenam, membuyarkan lamunan Kirana dan Geby, mereka berdua serempak mengalihkan pandangan ke arah sumber suara kamera.

ketika mereka menatap Moana, dia langsung mengarahkan kamera dan membidik Kirana dan Geby saat mereka sama-sama menoleh, Moana langsung tersenyum melihat hasil potretannya yang menakjubkan, di mana posisi Kirana ber sejajar dengan Geby, sambil masing-masing memegang cangkir minum yang sama, dengan posisi yang sama pula.

Mereka berdua seperti sedang mempromosikan cangkir minum, yang ada di genggaman mereka.

"Waaaoooo Mom, Kak Geby, kalian sangat cantik dengan posisi seperti itu, dengan begraoun yang sangat mendukung tentunya, dan jangan lupa siapa dulu dong yang jadi fotografernya itu yang terpenting".

Sambil menaik turunkan kedua alisnya secara bergantian, dia berjalan dan duduk kembali di tempat asalnya, di tengah-tengah Kirana dan Geby.

"Coba aku lihat" Kirana meraih ponsel Moana, dan melihat beberapa hasil potretan Adiknya.

"Hemmm tidak buruk, sangat cantik"

Kirana memuji hasil potretan Moana, karna memang sangat bagus, Moana sangat suka memotret apa saja itu akan dia potret selama menurutnya itu pemandangan yang bagus dan indah.

Karna itu salah satu hobinya, dia ingin sekali menjadi fotografer profesional.

Namun untuk sekarang dia masih bimbang, antara menjadi fotografer atau menjadi desainer, dia suka ke duanya, dia memilih tak melanjutkan pendidikannya, ke jenjang yang lebih tinggi, buat apa toh dia kuliah atau tidak tak akan merugikannya, karna dia bisa dengan mudah, memilih pekerjaan di anak cabang perusahaan sang Kakak.

Dia masih bimbang memilih antara fotografer atau desainer, rasanya dia ingin keduanya kalo boleh. Kirana dan R bersaudara (Reyhan dan Rayhan) masih menunggu keputusan dari Moana ingin di tempatkan di bagian mana.

*****

Gara Dan Rere tengga berada di sebuah apartemen, Rere mengajak Gara bertemu sebelum dia pergi ke New York dalam jangka waktu yang agak lama,karna kontrak yang di tanda tangani oleh Rere bisa berubah kapan pun dan bisa di perpanjang sesuai kebutuhan.

"Apa kau cinta aku".?Rere bertanya sambil duduk di pangkuan Gara dengan tangan melingkar di leher Gara,sedangkan Gara melingkarkan tangannya di pinggang sang wanitanya.

"Ya tentu,sambil merapikan anak rambut ke belakang telinga Rere.

"Jadi izinkan aku pergi kali ini Baby,"sambil menelusuri wajah tampan Gara dengan jari telunjuknya.

"Apa kau memang harus pergi,? maksud ku tidak kah kau akan merindukan aku di sana,."

"Ooh ayolah Beb,ini hanya sementara aku akan kembali secepat mungkin.sambil menggesek-gesekan hidungnya ke pipi Gara dan turun hingga ke leher gara.

"Tapi berjanjilah jaga diri mu baik-baik di sana dan selalu kabari aku setidaknya 2 x dalam sehari".Ucap gara lagi.

"Itu saja,...? tanya Rere.kini kembali melingkarkan kedua tangannya ke leher prianya.Dia pun rasa enggan pergi meninggalkan Prianya,namun ini cita-citanya sedari dulu menjadi model dan bisa healing keliling dunia.

"Dan berjanjilah jika kau sudah kembali kau harus bersedia menikah dengan ku."Gara menempelkan kepalanya di dada Rere yang sangat menantang minta di obrak abrik,namun Gara tak ingin merusak masa depan Wanita yang dia cintai, selama beberapa tahun ini,walaupun gejolak itu sering kali muncul bahkan dengan posisi mereka yang sekarang senjatanya di bawah sana sudah mengeras dan mengiginkan yang lebih.

Namun dia selalu berusaha menjaga kehormatannya dan juga kehormatan Wanitanya.Dia hanya ingin melakukannya dengan Wanita yang sudah resmi menjadi istrinya.jadi dia berusaha menahan diri sebisa mungkin.

"Ya baby setelah aku kembali, kita akan meresmikan hubungan kita,aku bersedia menikah denganmu saat aku kembali.Maka berjanjilah jangan buat ku kecewa.Tunggu aku"

Gara sangat bahagia mendengar jawaban Rere,karna sudah setuju menikah dengannya.

"Ya tentu sayang",dan berjanjilah kau jangan menduakan cinta yang aku beri untukmu,Jika ada apa-apa langsung hubungi aku,okee..."

"Oke beb"sambil mengedipkan matanya yang sangat menggoda di mata Gara.

Gara langsung melahap bibir merah Wanitanya dengan rakus dan menuntun,hingga keduanya hampir kehabisan oksigen.

Kini Gara tengah merubah posisi mereka, merebahkan Wanitanya, di atas sofa yang mereka duduki sebelumnya,dan kini posisi Gara berada di atas Wanita tersebut,kini kembali di tautkannya bibir mereka,hingga tanpa sadar Rere melepas satu persatu kancing kemeja yang Gara kenakan,hingga tepat pada kancing ke 4 Gara melepaskan tautan bibir mereka,sambil berkata.

"Maaf sayang aku terbawa suasana,"Gara kini bangkit dari posisinya dan duduk kembali di tempat semula sambil merapikan kemeja yang hampir di lucuti oleh Rere.

Rere bangkit dengan enggan,ada sedikit rasa tak terima Gara menyudahi pergulatan yang hampir sampai ke titik yang lebih,rasa kecewa sudah pasti ada,bagaimana pun dia seorang Wanita dewasa yang butuh ***,ini bukan lagi zaman harus menahan sesuatu,bahkan dirinya saja sudah tidak virgin lagi,namun Gara tentu tak tau itu,Gara pikir Wanitanya masih suci,namun berbeda dengan Gara dia tak ingin mengambil kehormatan Wanitanya sampai tiba waktunya.

Entah apa yang akan Gara lakukan jika saja tau bahwa Wanitanya sudah tak Virgin lagi.

"Rere hanya membalas ucapan Gara dengan senyum mengembang,walau dalam hatinya hawa panas telah menjalar .

bukan apa ini sudah kesekian kalinya dia berusaha menggoda Gara agar mau menyentuhnya,namun Gara selalu saja begini pasti hanya berani sampai pada tahap saling melumut bibir tidak lebih.

"Menyebalkan sekali " fikirnya.

*****

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!