Aku bangun kesiangan. Diatas langit sana, matahari telah naik beberapa jengkal, sinarnya yang panas menerobos dari kisi jendela dan membakar kaki ku. Aku menggosok-gosok mata menahan kantuk, ku perhatikan sekeliling, tampak asing. Dengan tergesa, aku berusaha jalan dengan kepala yang masih berat seperti memikul jupiter di atas rambut, berat sekali.
Saat aku menuruni tangga, ku lihat seorang pria Asing tidur bertelanjang dada di sudut ruangan. Baru ku ingat, aku menumpang tinggal di tempatnya setelah malam panjang yang aku lalui kemarin. Sungguh pengalaman yang luar biasa saat aku untuk pertama kalinya pergi dari rumah dan tidur di rumah orang lain yang aku pun belum tahu siapa namanya.
Dengan gaun panjang yang ku kenakan semalaman, Aku berjalan mendekati dia. di tengah cahaya remang, mataku memperhatikan sosok orang baru dalam hidupku satu ini, Si pria penjahat. Sejak awal hatiku sudah mengatakan bahwa dia sangat tampan, meskipun sedikit sangar, dengan kumis dan janggut tipis bagaikan pria dengan aura jantan tingkat maksimal dan alis matanya yang tebal sangat cocok dengan hidungnya yang mancung. Dia tidur bertelanjang dada, tanpa pakaian sedikitpun menutupi tubuh atasnya. Rambut gondrongnya masih tersimpul rapi ke belakang. Bila melihat caranya berbicara, kesederhanaan dan wibawa nya tampak dengan jelas pada gaya dan gerak tubuhnya. Namun, bila memperhatikan gerak tubuhnya, jiwanya benar-benar seperti seorang pelindung. Bagaimana karakteristik pria yang begitu aku kagumi itu bisa ada dalam satu wujud? Aku tak tahu. Tapi yang pasti kemarin malam aku telah menemukannya pada si pria penjahat di depanku ini.
Aku mengambil salah satu kain penutup bangku-bangku di dekatnya, baru aku coba membentangkan kain itu menutupi punggungnya, tiba-tiba....
“jangan coba-coba menyentuh Moan, atau ku hancurkan wajahmu sekarang!!!”
Aku menoleh ke belakang, anak perempuan? Sejak kapan? Dari mana datangnya? Bukankah semalaman tak ada siapapun di rumah ini? Hanya ada kami berdua. Aku diam sejenak, sampai ku dengar suara kursi bergeser, si penjahat sudah bangun.
“hei, jaga mulutmu gadis kecil, ada apa ini” Suara berat si pria penjahat yang aku kagumi dalam semalam kembali terdengar.
“Papa..”
Anak itu berlari sumringah ke arah pria di belakangku ini. Papa? Hatiku langsung koyak berkeping-keping, saat kudengar bahwa orang yang ku sukai ini ternyata telah berkeluarga, dan bahkan telah memiliki anak.
“Pagi-pagi begini kamu sudah bangun?” Pria itu mengangkat si gadis kecil dalam pelukannya, aku sangat iri.
“Ng, Chiko lapar, mau minta di buatkan sarapan seperti biasanya”
“Bibi Rossy belum bangun?”
Wajah sumringah gadis kecil, yang baru aku ketahui namanya Chiko itu, seketika berubah lesu. Dia menggelengkan kepalanya pelan, lalu berkata,
“Bibi Rossy dan yang lain sudah bangun, tapi bibi dari tadi Cuma diam saja depan meja masak”
Ku perhatikan wajah bewok sang Kriminal, dia diam sejenak setelah mendengar jawaban Chiko. Dia lalu tersenyum dan memindahkan tubuh Chiko di batang lehernya. lalu membentangkan tangan Chiko lebar dan pergi ke dapur dengan gaya layaknya sebuah kapal terbang, keharuan macam apa yang kurasakan ini? Mereka sangat harmonis seperti ayah dan anak pada umumnya, sungguh, beruntung sekali istrinya.
Aku mengikuti mereka di dapur, mataku berbinar-binar ketika ku lihat mereka masak berdua membuat beberapa sandwich. Ku pikir aku melihat sosok lain dari sang kriminal. Aku tak berani melangkah untuk lebih dekat dengan mereka, aku hanya berdiri di muka pintu dapur, sedikit segan ketika aku tahu dia telah memiliki anak. Tak enak bila istrinya tiba-tiba datang lalu berpikir yang macam-macam.
“Ini, ambillah”
Lamunanku pecah saat tiba-tiba sepotong roti berada di hadapanku, dengan tangan mungilnnya Chiko menyodorkan Sandwich yang ia buat bersama si penjahat. Aku pandangi wajah penjahat di depan meja kitchen bar, untuk pertama kali kulihat senyum di wajahnya.
“Maaf, Chiko tadi kasar, tidak bermaksud sama sekali kurang ajar dengan kakak”
Aku langsung cepat mengambil sandwich yang di berikan Chiko, agar ia tak tersinggung, nampaknya dia benar-benar menyesal atas ucapannya padaku di pertemuan pertama kami.
“Kamu anak yang sangat lucu, bagaimana mungkin kakak marah” timpalku, membuat Chiko kembali tersenyum. Dia lalu berlari membawa senampan Sandwich keluar rumah. aku diam memperhatikan sosok Chiko yang perlahan-lahan semakin jauh dan hilang dari pandanganku.
“Dia mau kemana?” kataku
“Memberi makan saudara-saudaranya, di bangunan ujung jalan, tidak jauh dari sini, hanya melewati sekitar 3-4 rumah”
“saudara-saudaranya?”
“Ya, Chiko bukan anak ku, dia adalah anak yang tinggal di panti asuhan ujung, entahlah itu masih bisa di sebut sebagai panti asuhan atau tidak. Mereka sama sekali tak mendapat perhatian dari penguasa kota ini. Chiko sering minta makan padaku, saat pengasuh mereka tak menyediakan makanan sama sekali. Yah, mereka hanya bergantung padaku untuk kebutuhan begini, jika sama sekali tak ada pendonasi datang.”
“jadi karena itu kamu merampok?”
“Salah-satunya”
Aku terdiam, aku tahu aku bisa pergi dan kembali ke rumah sekarang, tapi sepertinya ada sesuatu yang menahanku. Aku kagum padanya, dia orang yang sangat hangat dan sangat peduli dengan lingkungannya. Hanya pembawaannya yang sangar dan dingin membuat dia jadi terlihat menyeramkan. Tapi, bila dia sudah membuka dirinya, dia akan tampil dengan karakter yang sesungguhnya, karakter yang hangat dan bersahaja; meski kelebihannya itu ia lakukan dengan melakukan sebuah tindakan kriminal, namun di mataku itu bukan kesalahan yang sepenuhnya tak termaafkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
GV
Isabela udah jatuh hati ni ama tuan kriminal. Apalagi setelah tau tujuan dari dia yang mencuri untuk membantu anak anak panti asuhan 😊
semangat thor
2023-02-24
3
Eva Karmita
keren lanjut ..
2023-02-04
1
baby eunhyuk / Xoblisss
salah satunya? 😳, lanjut thorr... semangat 🔥
2023-02-04
1