Lampu-lampu kota yang berjajar sepanjang jalan tampak seperti ribuan mata yang mengawasi para pejalan kaki. Entah apa yang ada dalam pikiranku, setelah pertolongan yang diberikannya, aku terus mengikuti pria asing ini.
langit malam ini seolah-olah sedang disco. maksudnya, di dalam gelapnya langit sesekali terlihat kilatan cahaya. Angin malam berhembus semakin kencang. Sepertinya sebentar lagi akan turun hujan lebat. Dia mengendarai sepeda motornya lebih cepat, sehingga membuat Gaun panjang yang ku kenakan melayang-layang terkena angin langsung.
Angin malam begitu kuat menerpa, sampai beberapa kali aku menggigil kedinginan, mungkin karena gaun ini sedikit terbuka, tetapi suhu tubuh pria ini benar-benar hangat, aku jadi semakin erat memeluk perutnya dari belakang. Seperti orang gila, aku menganga sepanjang jalan, pertama kali aku merasa sangat terpesona saat menyentuh tubuh seorang pria, otot perutnya sangat keras, tapi tanpa dilihat pun aku sudah tau bahwa otot tubuhnya profesional. Atlet macam apakah dia?
“Kamu mau diantar kemana?”
Lamunanku pecah saat samar ku dengar suaranya yang kurang jelas karena bercampur dengan suara angin.
“Maaf, aku tidak dengar. Ucapanmu..bisakah di ulangi?” pekikku dari belakang.
Dia lalu menepi, memarkirkan Sepeda motornya di tepi jalan depan bangunan tua tiga tingkat. Aku turun dari motornya, mataku bergerak kiri dan kanan memperhatikan sekeliling. Benar-benar seperti kota mati, tak ada orang-orang yang berlalu lalang sama sekali. Aku terlalu banyak melamun sampai tak menyadari sudah berjalan segini jauh.
“Kamu mau diantar kemana?” ulangnya kembali.
Aku langsung tertegun, tak tahu harus menjawab apa, karena sejujurnya aku memang tak tahu harus pulang kemana. Aku tak memiliki keberanian sedikitpun, untuk kembali ke rumah. Ibu? Jelas saja pasti akan sangat kecewa, karena lagi dan lagi aku kembali menjadi anak yang tidak berguna, dan David, satu-satunya harapan yang bisa membuat perusahaan kami bisa tetap bertahan, setelah apa yang terjadi pasti tak akan berakhir baik-baik saja.
Dia lalu pergi menuju bangunan tiga tingkat itu, mendorong pintu gesernya penuh tenaga. Dan aku? Tentu saja masih diam di tempat.
“Mau menunggu disitu sampai pagi? Masuklah”
Untuk pertama kalinya aku merasa sangat senang dengan tawaran orang lain, lega rasanya karena malam ini aku tak jadi gelandangan. Aku cepat berlari menuju bangunan itu dan segera masuk mengikuti dia dari belakang.
Mataku tak bisa berhenti berkeliling, memperhatikan tiap sudut ruangan, sangat lega karena tak banyak barang. Tetapi, Tak ada satu orang lain di rumah, apakah dia sebatang kara Kami kemudian sampai di lantai paling atas. Di depan sebuah ruangan yang ku pikir itu adalah kamar, dia memutar gagang pintu, rupanya tidak terkunci. Dia segera masuk, begitu juga aku. Dan ya aku benar, ini adalah kamarnya, sangat lapang. Kurasa dia memang mengkhususkan lantai ini hanya untuk kamarnya saja.
Dia lalu masuk ke ruangan yang lebih kecil lagi di dalam kamar, sepertinya itu kamar mandi. Aku diam saja, menunggu di samping Ranjang. Lagi-lagi mataku sangat liar, kini berkeliling memperhatikan tiap sudut ruang tidurnya. Mataku kemudian berfokus saat aku memperhatikan sesuatu di rak besar depan ranjang. Aku bangkit untuk melihatnya lebih dekat. Mataku membelalak, “Pistol?” kataku pelan. Mengapa pria ini memiliki benda yang dilarang.
“Itu adalah Desert Eagle, pistol mematikan yang di buat di luar negeri. Dengan peluru magnum yang selain bisa menusuk juga bisa menciptakan ledakan pada target. Coba bayangkan kalau aku menarik pelatuknya pada orang yang suka menyentuh barang milik orang lain sembarangan. boom!!!”
Aku tak menyadari bahwa ada seseorang di belakang ku, aku langsung meneguk saliva ku kasar, saat dia membisik di telinga ku, merinding. Tanganku sampai gemetar memegang benda menyeramkan ini.
Ku beranikan membalik badan, sialnya, lagi lagi aku mau menangis karena terlalu takut. Anak manja seperti aku, saat melihat pria besar, dengan wajah sangar ini tentu saja gemetaran. Aku berusaha menahan isak ketakutan saat dia melihatku seperti mau menelan.
“Maaf, aku sangat menyesal. ini Aku kembalikan” aku menyodorkan pistol itu ke genggaman tangannya. Dia lalu menegakkan badannya yang tadi sedikit membungkuk saat berbisik padaku. Dia menatapku tajam dengan wajahnya yang datar. Dan yang lebih menyedihkan tanganku ini tidak mau berhenti gemetaran.
Dia lalu menurunkan pandangannya menatap tangan dan kaki ku yang gemetaran. Apakah dia mau membunuhku sekarang? Dia sangat marah, karena aku menyentuh barang miliknya, ku akui memang sangat tidak sopan, tapi aku tidak mau mati sekarang.
Ku pikir aku benar-benar kehilangan akal sehat, aku langsung menjinjit melingkarkan tanganku di batang lehernya. Tanpa basa-basi untuk pertama kalinya mencium seorang pria, ku cumbu bibir pria ini. Pikiranku sangat pendek, semua pria pasti tak jauh berbeda. Harapku, dengan begini dia mau mengampuniku dan membiarkan aku tetap hidup. Aku melakukan hal memalukan ini, saat dia membisik di telingaku :
“Kenapa kamu bisa memiliki benda berbahaya begini?”
“Karena aku adalah seorang Kriminal”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments
Eva Karmita
lanjut thoooorr 🔥💪😍😁
2023-02-02
1
Hanisah Nisa
lanjut Thor....
2023-02-02
1
baby eunhyuk / Xoblisss
Seru bgt kek nya yg ini.. lanjut thor 😗
2023-02-02
1