Di sisi lain tepatnya di rumah sederhana yang ditempati oleh Abimanyu, Aska, Nyonya Monalisa dan Tuan Brugman terlihat Tuan Brugman sedang membaca surat kabar.
"Hei Monalisa, lihat ini pihak Kepolisian telah membakar obat-obat terlarang seharga jutaan dollar. Dan katanya sudah dibakar semuanya. Aku tahu semua ini diberitakan untuk mengelabui masyarakat.
"Seluruh dunia kau cemaskan, tapi yang bisa dimasak di rumah ini tidak pernah kau Cemaskan. Memangnya koran mau direbus menjadi Bakmi? Abimanyu belum membayar uang sewa dan uang belanja.
Bagaimana bisa masak, coba katakan.
"Kau ini bagaimana? nanti kalau ada uangnya pasti juga akan dibayar. Mungkin sekarang dia belum punya uang.
"Sekarang biayanya juga sangat besar. Itu juga yang aku katakan kepadamu, semua apa-apa yang dibeli mahal. Sudah seperti membeli emas saja.
"Waktu makan semua datang, Tapi mau masak dari mana? Nyonya Monalisa mengomeli suaminya yang masih menganggur dan tidak memiliki penghasilan. Tanpa mereka sadari Aska mendengar semua pembicaraan Nyonya Monalisa dengan Tuan Brugman.
Karena Aska tidak merasa senang kakaknya sedang dibicarakan oleh Nyonya Monalisa dan Tuan Brugman, Ia pun berlalu ke kamarnya dan mengambil celengan kesayangannya. Aska meletakkan celengan itu di atas meja.
" Apa itu?
"Celenganku, ambil semua uang dari sini. Tapi jangan bilang apa-apa tentang kakakku
"Kau bilang apa?
"Kau ingin memberikan uang kepadaku?
"Memangnya kau ini siapa?
"Ayo, Lebih baik kau duduk dan sarapan.
"Tidak, Aku tidak mau makan, Aku tidak mau makan!!! kembali untuk kedua kalinya Aska berteriak mengatakan kalau dirinya tidak akan mau makan sebelum kakaknya membayar uang belanja kepada sang bibi.
Aska berlari keluar dengan menggunakan pakaian sekolah dan tas yang ada di punggungnya. Ia meninggalkan sang Bibi begitu saja keluar dari rumah. Nyonya Monalisa mengkhawatirkan Aska yang pergi dengan kemarahannya. Nyonya Monalisa mencoba mengejar. Tapi Aska lebih kencang berlari hingga Nyonya Monalisa kehilangan jejak.
Sedangkan Abimanyu yang baru keluar dari kamarnya, Ia menghampiri sang paman dan juga Nyonya Monalisa. " Selamat pagi Paman, Selamat pagi bibi." sapa Abimanyu Ramah sambil membenahi lengan kemeja miliknya.
"Ada apa baby berteriak memanggil Aska?
"Aska marah,Azka berlari keluar dengan kemarahannya dan dia tidak mau sarapan.
"Biarkan aku saja yang mengejarnya, Bibi Tenang saja." ucap Abimanyu lalu ia pun menghampiri Aska yang sedang duduk menghadap pantai yang begitu luas.
"Hai Aska, Kenapa kamu tidak mau sarapan dan pergi begitu saja? Bibi begitu cemas. Sebenarnya apa yang terjadi?
"Kenapa dia mengatakan yang bukan bukan tentang kakak?
"Memangnya dia bilang apa?
"Katanya kakak, belum memberi uang belanja
"Dia tidak salah.
"Walaupun benar, tapi Aku tidak suka kalau bibi dan paman membicarakan mu di belakang kakak.
Abimanyu mendudukkan bokongnya tepat di samping Aska.
"Aska, ketidakberdayaan menjadi masalah. seperti aku yang tidak berdaya. Karena aku tidak bisa membayar Uang belanja dan Bibi tidak berdaya, karena tidak memiliki uang, untuk berbelanja. Kau lihat amarah Bibi, kan? kau tidak melihat air mata bibi? dia seperti ibu kita sendiri.
"Seperti ibu, Tapi bukan ibu sungguhan.
"Seperti ibu, tidak kurang dari seorang ibu."ucap Abimanyu kepada Aska berharap Aska memahami kemarahan Nyonya Monalisa akibat ketidakberdayaannya hari ini.
Kekurangan ekonomi yang membuat nyonya Monalisa sering mengomel kepada suaminya. Apalagi kebutuhan sehari-hari saat ini sangat membutuhkan biaya yang cukup besar. Membuat Nyonya Monalisa sedikit kewalahan untuk mengelola keuangan yang diberikan oleh Abimanyu.
walaupun tiap bulannya Abimanyu selalu menyisihkan gajinya untuk diberikan kepada sang bibi, Tapi tetap saja kurang karna biaya kehidupan sehari-hari semakin bertambah. Mengingat harga bahan pokok melonjak naik.
Disamping itu, sumber penghasil sang bibi sama sekali tidak ada, hanya mengharapkan gaji pensiun dari Tuan Brugman yang tak seberapa. Ditambah dengan uang belanja dari Abimanyu.
Sementara bayar listrik, air dan yang lainnya membutuhkan uang yang cukup besar. Hal itu yang membuat Nyonya Monalisa sedikit kewalahan dalam mengelola keuangan.
Sementara di tempat lain, terlihat anak buah Tuan Gonzales mencari tahu, siapa pihak kepolisian yang sudah mengetahui bisnis illegal yang Meraka lakukan. Dan hingga saat ini, anak buah Tuan Gonzales tidak mengetahui siapa pihak kepolisian yang mengetahui itu, selai komisaris polisi yang Meraka ajak kerja sama.
Justru Tuan Gonzales malah curiga kepada komisaris polisi yang Meraka ajak kerjasama. Justru Meraka yang menjadi pelakunya. Tapi, karna tidak memiliki cukup bukti, sehingga Tuan Gonzales tidak dapat melakukan tindakan terhadap mereka.
"Bagaimana ini bisa terjadi Barack? tanya Tuan Gonzales, saat Meraka mengadakan pertemuan, disebuah club malam. Dibelakang Tuanya Barack ada beberapa anak buahnya, dilengkapi dengan senjata yang sudah dipersiapkan.
"Tuan Gonzales menatap para anak buah Tuan Barack, karna tidak biasanya tuan Barack membawa begitu banyak anak buahnya. Biasanya hanya satu dua orang saja. Tapi untuk kali ini, Tuan Barack membawa begitu banyak anak buahnya
Membuat Tuan Gonzales sedikit curiga kepada rekannya. Tapi ia berusaha untuk tidak menutupi kecurigaan nya. "Aku tidak menyangka kau akan datang sobat ku." ucap Tuan Barack sambil langsung memeluk Tuan Gonzales.
"Aku pasti datang memenuhi undangan kamu. Tapi yang pasti, tapi saya juga ingin membicarakan yang terjadi tentang barang yang akan kita kirimkan." ucap Tuan Gonzales.
Bersambung.....
hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏💓🙏
JANGAN LUPA TEKAN, FAVORIT, LIKE, COMMENT, VOTE, DAN HADIAHNYA YA TRIMAKASIH 🙏💓
sambil menunggu karya ini up kembali, yuk mampir ke karya baru emak " ANTARA KUTUB UTARA DAN SELATAN."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments