TMCIT part 2

mereka segera duduk di tempat yang telah disediakan oleh keluarga Iskandar. Seraya menunggu kedatangan sang calon mempelai laki-laki yang sepertinya masih mempersiapkan dirinya.

Terbukti, rombongan dari keluarga Iskandar belum ada yang keluar dari kediaman mereka. termasuk juga para pelayan dan para pekerja di rumah keluarga itu. mereka semua belum ada yang menampakkan diri.

Tentu saja hal itu membuat kedua orang tua Laura, merasa begitu khawatir. mereka takut, pernikahan yang akan segera dilakukan ini, akan batal. karena kedua orang tua Laura itu, belum melihat pergerakan dari keluarga Iskandar.

"permisi semuanya! tolong berikan jalan!"ujar salah satu pengawal bersuara untuk memberikan jalan pada seseorang yang akan memasuki ruang pernikahan.

Mereka menatap laki-laki berbadan tegap yang memakai masker itu dengan tatapan yang sangat penasaran. banyak dari mereka, langsung berbisik satu sama lain saat baru saja dilewati oleh laki-laki itu.

"apa benar itu James Iskandar? tapi kenapa postur tubuhnya seperti anak muda berusia 30 tahun?"

"aku rasa, dia memang Tuan James."

"tapi perawakannya seperti seorang anak muda,"

Begitulah bisik-bisik yang dikeluarkan oleh para tamu undangan saat rombongan melewati mereka untuk menuju pelaminan.

Sementara kedua orang tua Laura, mereka juga sama penasarannya seperti tamu-tamu yang lain. ibunda Laura, sampai harus melirik untuk melihat wajah dari Tuan James yang sangat kaya raya itu.

Namun sekuat apapun wanita paruh baya itu untuk melihat wajah dari laki-laki yang saat ini tengah berada di samping putrinya itu, itu semua tidak akan pernah berhasil.

Karena Gabriel memerintahkan semua pengawalnya untuk menyembunyikan identitas itu. hingga nanti, acara sakral itu selesai dilakukan.

"apa kalian sudah siap?"tanya seorang laki-laki dengan memakai jubah berwarna kuning emas. yang merupakan pemuka agama di kota itu.

Gabriel yang mendengar itu, segera menganggukkan kepala dengan mantap. sementara Laura, wanita cantik itu hanya mengangguk lemah. dan sesekali, melirik ke arah laki-laki itu. namun hal itu sama sekali tidak digubris oleh Gabriel. karena laki-laki itu, hanya terfokus pada pemuka agama yang saat ini tengah membacakan pidatonya.

Setelah hampir 15 menit pemuka agama itu membacakan poin-poin pernikahan, kini saatnya kedua pasangan itu menandatangani surat ya memang sudah tersedia di atas meja.

Tentu saja, hal itu dilakukan oleh pasangan pengantin baru itu dengan raut wajah datar dan juga rasa malas yang sangat besar. karena mereka sama-sama tidak menginginkan pernikahan itu.

Namun, saat Laura akan menandatangani surat pernikahan itu, matanya seketika membulat sempurna. kemudian, menatap laki-laki yang saat ini tengah menandatangani kertas itu dengan fokusnya, dengan tatapan menyelidik.

"Gabriel Iskandar? bukankah namanya James Iskandar?"tanya Laura dengan raut wajah kebingungan.

Ingin sekali, Laura bertanya saat itu juga kepada laki-laki yang telah menyerahkan kertas itu kepada pemuka agama. Namun, hal itu diurungkan saat mendengar perintah selanjutnya dari laki-laki yang ada di hadapannya itu.

"sekarang kalian telah sah menjadi suami istri. untuk itu, kalian harus bertukar cincin dan membaca poin-poin penting yang ada di buku kecil ini."ujar laki-laki itu Seraya melangkahkan kaki untuk meninggalkan tempat itu.

Karena memang, urusannya di kediaman Iskandar telah usai. dan begitupun dengan tamu-tamu yang sudah datang. mereka berbondong-bondong keluar dari tempat itu untuk menuju ke tempat yang telah disediakan oleh keluarga Iskandar untuk bersenang-senang.

Saat itulah, Gabriel membuka topeng mata dan juga masker yang menutupi wajah tampannya. dan hal itu membuat Laura yang memang masih berada di sana, merasa begitu terkejut. bahkan wanita cantik itu, sampai harus berpegangan pada pinggiran meja. karena merasa sangat syok dengan kenyataan yang ia dapatkan itu.

Sementara Gabriel, laki-laki tampan itu menatap Laura dengan tatapan dingin dan juga menyeramkan. kemudian, melangkahkan kakinya untuk mendekati wanita yang saat ini terasa menjadi istrinya.

"dengarkan aku wanita rendahan, kau sekarang memang telah menjadi istriku. tapi kau harus mengikuti peraturan yang telah dibuat oleh keluarga Iskandar."ujar Gabriel dengan tatapan membunuh dan juga senyum yang mengerikan.

"a-apa ma-maksudnya ini? Di mana James?"tanya Laura dengan raut wajah tegang dan juga tubuh yang bergetar hebat.

Gabriel yang mendengar itu, segera menemukan tangan tiga kali sebagai isyarat. dan setelahnya, muncul segerombolan orang yang memakai jas berwarna hitam berjalan mengiringi seorang yang sepertinya memakai kursi roda.

Tentu saja, hal itu membuat Laura semakin membulatkan matanya. begitupun juga dengan kedua orang tuanya yang sedari tadi hanya diam.

"maksudnya apa ini tuan?"tanya ayah Laura Seraya menghampiri James yang masih terduduk di kursi roda.

Dengan segera, James menceritakan semuanya pada Laura dan kedua orang tuanya. tentu saja itu bukan dengan mulutnya, karena saat ini James terkena stroke ringan. yang membuatnya tidak bisa berbicara untuk beberapa waktu ke depan.

James menggunakan alat yang mendeteksi pikirannya. kemudian, dituangkan dalam bentuk tulisan di sebuah layar kecil mirip monitor.

"oh good! terserah aku tidak peduli, yang jelas putriku berada di tangan yang tepat."ujar Ayah Laura dengan tersenyum senang.

"benar sayang, Laura akan hidup dengan gembira di dalam keluarga Iskandar ini. tak perduli siapa yang akan menikahinya,"ujar Ibu Laura menimpali.

Sementara Laura, wanita cantik itu merasa sangat bodoh karena terjebak dalam pernikahan yang sama sekali tidak ia inginkan. andai saja Laura dapat meloloskan diri lebih cepat, mungkin saja pernikahan ini tidak akan pernah terjadi. dan lagi sekarang, dirinya malah menikah dengan Gabriel.

Laki-laki muda yang sangat dingin dan juga arogan. membayangkannya saja, wanita cantik itu sudah merasakan merinding yang luar biasa.

"apakah ini bisa dibatalkan?"secara tiba-tiba, Laura bertanya seperti itu. tentu saja pertanyaan dari wanita cantik itu, membuat semuanya menatap dia dengan tatapan yang sangat tajam.

Terutama Gabriel dan juga kedua orang tuanya. bahkan Laura dapat merasakan, aura mencekam dari ketiga orang itu. sementara James, hanya menunjukkan ekspresi wajah biasa saja. bahkan mata laki-laki paruh baya itu, cenderung mengeluarkan air mata.

Tentu saja, pemandangan itu membuat Laura merasa sangat terkejut. wanita cantik itu bahkan sempat berpikir sejenak. lihat raut wajah laki-laki yang saat ini tengah duduk di kursi roda itu.

"apa yang sebenarnya terjadi? kenapa aku harus terjebak dalam pernikahan ini?"tanya Laura pada dirinya sendiri.

"Laura sayang, sekarang kamu sudah hidup terjamin. turuti semua apa kata tuan Gabriel. karena ayah, tidak ingin mendengar kau melakukan sesuatu yang buruk,"ujar sang ayah Seraya menepuk pundak Laura.

Episodes
1 TMCIT. Part 1
2 TMCIT part 2
3 TMCIT part 3
4 TMCIT part 4
5 TMCIT part 5
6 TMCIT part 6
7 TMCIT part 7
8 TMCIT part 8
9 TMCIT part 9
10 TMCIT part 10
11 TMCIT part 11
12 TMCIT part 12
13 TMCIT part 13
14 TMCIT part 14
15 TMCIT part 15
16 TMCIT part 16
17 TMCIT part 17
18 TMCIT part 18
19 TMCIT part 19
20 TMCIT part 20
21 TMCIT part 21
22 TMCIT part 22
23 TMCIT part 23
24 TMCIT part 24
25 TMCIT part 25
26 TMCIT part 26
27 TMCIT part 27
28 TMCIT part 28
29 TMCIT part 29
30 TMCIT part 30
31 TMCIT part 31
32 TMCIT part 32
33 TMCIT part 33
34 TMCIT part 34
35 TMCIT part 35
36 TMCIT part 36
37 TMCIT part 37
38 TMCIT part 38
39 TMCIT Part 39
40 TMCIT part 40
41 TMCIT part 41
42 TMCIT part 42
43 TMCIT part 43
44 TMCIT part 44
45 TMCIT part 45
46 TMCIT part 46
47 TMCIT part 47
48 TMCIT part 48
49 TMCIT part 49
50 TMCIT part 50
51 TMCIT part 51
52 TMCIT part 52
53 TMCIT part 53
54 TMCIT part 54
55 TMCIT part 55
56 TMCIT part 56
57 TMCIT part 57
58 TMCIT part 58
59 TMCIT part 59
60 TMCIT part 60
61 TMCIT part 61
62 TMCIT part 62
63 TMCIT part 63
64 TMCIT part 64
65 TMCIT part 65
66 TMCIT part 65
67 TMCIT part 66
68 TMCIT part 67
69 TMCIT part 68
70 TMCIT part 69
71 TMCIT part 71
72 TMCIT part 72
73 TMCIT part 73
74 TMCIT part 74
75 TMCIT part 75
76 TMCIT part 76
77 TMCIT part 77
78 TMCIT part 78
79 TMCIT part 78
80 TMCIT part 79
81 TMCIT part 81
82 TMCIT part 82
83 TMCIT part 82
Episodes

Updated 83 Episodes

1
TMCIT. Part 1
2
TMCIT part 2
3
TMCIT part 3
4
TMCIT part 4
5
TMCIT part 5
6
TMCIT part 6
7
TMCIT part 7
8
TMCIT part 8
9
TMCIT part 9
10
TMCIT part 10
11
TMCIT part 11
12
TMCIT part 12
13
TMCIT part 13
14
TMCIT part 14
15
TMCIT part 15
16
TMCIT part 16
17
TMCIT part 17
18
TMCIT part 18
19
TMCIT part 19
20
TMCIT part 20
21
TMCIT part 21
22
TMCIT part 22
23
TMCIT part 23
24
TMCIT part 24
25
TMCIT part 25
26
TMCIT part 26
27
TMCIT part 27
28
TMCIT part 28
29
TMCIT part 29
30
TMCIT part 30
31
TMCIT part 31
32
TMCIT part 32
33
TMCIT part 33
34
TMCIT part 34
35
TMCIT part 35
36
TMCIT part 36
37
TMCIT part 37
38
TMCIT part 38
39
TMCIT Part 39
40
TMCIT part 40
41
TMCIT part 41
42
TMCIT part 42
43
TMCIT part 43
44
TMCIT part 44
45
TMCIT part 45
46
TMCIT part 46
47
TMCIT part 47
48
TMCIT part 48
49
TMCIT part 49
50
TMCIT part 50
51
TMCIT part 51
52
TMCIT part 52
53
TMCIT part 53
54
TMCIT part 54
55
TMCIT part 55
56
TMCIT part 56
57
TMCIT part 57
58
TMCIT part 58
59
TMCIT part 59
60
TMCIT part 60
61
TMCIT part 61
62
TMCIT part 62
63
TMCIT part 63
64
TMCIT part 64
65
TMCIT part 65
66
TMCIT part 65
67
TMCIT part 66
68
TMCIT part 67
69
TMCIT part 68
70
TMCIT part 69
71
TMCIT part 71
72
TMCIT part 72
73
TMCIT part 73
74
TMCIT part 74
75
TMCIT part 75
76
TMCIT part 76
77
TMCIT part 77
78
TMCIT part 78
79
TMCIT part 78
80
TMCIT part 79
81
TMCIT part 81
82
TMCIT part 82
83
TMCIT part 82

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!