Denna duduk di samping tempat tidur di mana Dimas masih dengan kondisi yang sama. Dimas pun tidak ada perubahan sedikitpun.
Denna menceritakan pada suaminya tentang kakek Rayhan dan keinginannya. "Dimas, aku benar-benar marah saat kakek Rayhan mengatakan hal itu. Aku masih memiliki harapan kamu akan sembuh dan dapat memelukku kembali." Denna sekali lagi menangis menggenggam erat tangan Dimas.
Denna sampai tertidur dengan duduk di dalam kamar Dimas dan dokter tidak melarang hal itu asal hanya satu orang saja yang menemani si pasien. Dokter juga kasihan melihat Denna yang masih berharap suaminya sadar, padahal dokter tau hal itu kemungkinannya sangat kecil.
Nenek Miranti yang baru datang ke sana diceritakan oleh Jaden dan Nara tentang kedatangan sosok kakek Rayhan.
"Rayhan? Apa dia Rayhan Danu Atmaja?"
"Iya, nenek kenal dia?"
"Oh Tuhan! Dia sudah kembali pulang dari Orlion?"
"Nenek tau siapa dia?" tanya Jaden penasaran.
"Tentu saja nenek sangat mengenalnya. Dia dulu saingan kakek kamu dalam merebut hati nenek."
"Apa?" Jaden seketika mendelikkan kedua matanya.
"Dia mantan kekasih Nenek?" celetuk Nara.
"Bukan mantan kekasih, Nara. Dia menyukai nenek, tapi nenek lebih mencintai kakeknya Jaden."
"Tentu saja dia kalah, dia tidak tau siapa kakekku," ucap Jaden sombong.
Pandangan mata Nenek seketika tampak serius melihat pada Jaden. "Dia juga seorang mafia seperti kakek kamu, Nak. Dia salah satu dari tiga besar mafia di dunia ini."
"Apa? Nenek serius?" Jaden wajahnya seketika tampak tidak percaya.
"Apa benar itu, Nek? Tapi kenapa wajahnya terlihat beliau kalem dan lembut sekali orangnya?"
"Rayhan memang seperti itu. Dia sebenarnya bisa merebut nenek dari kakek Jaden, tapi Rayhan tidak mau menggunakan kekuasaannya ataupun cara licik untuk melakukan hal itu."
"Aku benar-benar tidak percaya, Nek."
"Jadi cucunya sedang sakit di sini?" Wajah Nenek yang masih cantik itu tampak berpikir.
"Nek, kalau Kakek Rayhan seorang mafia, apa berarti cucunya juga seorang mafia juga?"
Nenek Miranti seketika melirik pada Jaden. "Menurutmu, Nak?"
Jaden dan Nara saling melihat dan dia sudah tau jawabannya.
Nenek Miranti beranjak dari tempat duduknya. "Nenek mau menemui Rayhan sebentar. Katamu, cucunya dirawat di sini, kalau begitu nenek mau bertemu dengannya. Nenek akan memberi semangat agar dia bisa tetap tegar menjalani semua cobaan yang sedang menghampirinya."
"Bilang saja nenek mau CLBK karena kakek sudah tiada."
"Dasar cucu nakal! Memangnya siapa yang CLBK? Nenek ini sudah tua, sudah saatnya menikmati sisa hidup nenek dengan bahagia dan berkumpul bersama cucu dan cicit, apa lagi kalau nanti Denna memiliki anak. Pasti lebih bahagia."
Nenek berjalan pergi dari sana. Jaden dan Denna saling melihat. "Kami juga ingin menikmati hidup dengan cucu kami, Nek," ucap Nara dengan wajah yang datar.
Miranti berjalan menuju lorong rumah sakit untuk pergi ke kamar di mana cucu Kakek Rayhan dirawat. Nenek tau setelah beliau bertanya pada dokter di sana.
Miranti sudah berdiri di depan pintu kamar Dane di rawat. Dane dipindahkan ke ruangan khusus karena keadaannya juga sedang tidak baik.
"Miranti?" Kakek Rayhan agak kaget saat dia membuka pintu untuk keluar dari kamar Dane.
"Apa kabar kakek tua?"
Kakek Rayhan seketika tersenyum mendengar apa yang nenek Miranti katakan.
"Aku baik, kamu sendiri bagaimana kabarnya?"
"Sangat baik, bahkan kamu ajak lomba lari saja aku sanggup."
Mereka berdua malah tertawa dengan riangnya. Bagi nenek, seberat apapun masalah yang kita hadapi, tetap jangan membuat hilang senyum di bibir.
Kakek Rayhan mengajak Miranti melihat cucunya Dane yang tengah terbaring dengan alat medis yang menempel pada tubuhnya. Nenek tidak bisa melihat langsung, beliau hanya bisa melihat dari kaca besar di sana.
"Cucumu sangat tampan sekali."
"Dia mewarisi wajah ayahnya, bahkan penyakit jantung bawaannya juga diwariskan putraku pada cucuku--Dane.
"Aku sudah tau apa yang terjadi dengan cucumu karena Jaden sudah bercerita tentang kamu yang menginginkan transplantasi jantung milik menantunya."
"Apa? Jadi, Jaden itu cucumu?" Nenek mengangguk perlahan. "Dia Jaden Luther pewaris dari kerajaan gelap Hayden?"
"Tentu saja. Dia cucu angkatku yang sangat disayangi oleh Hyden."
"Aku kenapa tidak tau akan hal itu. Jadi, Dimas adalah cicit menantumu?"
"Begitulah."
"Oh, Tuhan! Kenapa semua ini bisa sangat kebetulan seperti ini?"
"Mungkin Tuhan sudah mengatur semuanya. Ray, lalu, apa kata dokter tentang perkembangan kesehatan cucumu?"
"Dokter bilang jika Dane harus segera mendapatkan donor jantung agar dia bisa sembuh." Kakek tua itu menarik napasnya dalam.
"Aku yakin jika cucumu itu akan kuat karena dia membawa darah seorang Rayhan Danu Atmaja."
"Dulu, ketika Dane masih kecil, dia sangat aktif dan tidak tampak sekali jika jantungnya bermasalah, tapi setelah dia terus beranjak dewasa, hal yang aku takutkan mulai terlihat. Walaupun seperti itu, Dane tetap menunjukan dia pria yang kuat. Apa lagi dia ingin sekali menikah dengan kekasihnya dan dia semakin merasa dirinya baik-baik saja saat putra kecilnya lahir. Arsenio adalah penyemangat dirinya untuk sembuh dan putranya itu juga mengharapkan ayahnya selalu bersama dengannya sejak kematian ibunya."
"Ray, sejak kapan kamu berada di kota ini? Apa kamu sudah tidak nyaman di Orlion?"
"Sebenarnya sangat nyaman di sana, apa lagi banyak sekali wanita cantik, meskipun kamu masih menjadi ratu yang cantik bagiku," goda pria tua itu.
Nenek hanya bisa menggeleng perlahan mendengar pujian sang pria yang dulu saat muda sangat menyukainya.
"Kamu tidak ingat umur ya?"
"Ingat, Miranti. Aku ke sini karena aku mendengar cucuku sedang sakit. Dane baru satu bulan di sini karena dia ada urusan bisnis. Dane membangun perusahaan barunya di sini dan dia membawa serta anaknya, dia dan putranya tinggal di rumahku yang dulu di sini. Dane juga ingin mencari sahabat kecilnya dulu bernama Dimas, tapi mereka belum sempat bertemu keadaan mereka berdua seperti ini."
"Mereka seolah menjadi sahabat yang saling merasakan satu sama lain."
"Iya, Miranti, bahkan dulu Dimas sampai mengatakan ingin melihat Dane sehat, dan dia mau memberikan jantungnya pada Dane. Padahal dia masih kecil, tapi kebaikan hatinya sudah tampak."
"Ray, sebelumnya aku minta maaf jika tidak bisa membantu apa-apa karena hal ini sangat rumit. Bagaimanapun juga Dimas adalah suami cicitku, walaupun aku tau keadaannya seperti apa. Kami keluarganya juga tidak mungkin memaksa Denna untuk mau mendonorkan jantung suaminya jika memang hal buruk menimpa Dimas. Hal itu terkesan seolah kita ikut menginginkan kematian Dimas."
"Iya, aku paham. Aku benar-benar menjadi seorang yang jahat mengingat saat meminta transplantasi jantung milik Dimas."
"Hal itu manusiawi karena kamu juga seorang manusia yang pasti memiliki rasa khawatir ditinggal pergi orang yang kamu cintai. Jadi, pemikiran kita kadang tidak bisa berpikir dengan baik."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments