Denna tampak tercengang mendengar apa yang baru saja kakek Rayhan katakan. Dia mencoba mencerna baik-baik arti kalimat dari pria tua yang baru dia kenal beberapa menit ini.
"Maksud kakek apa?"
Jaden dan Nara yang tadi baru saja diberitahu oleh tim dokter dan kakek Rayhan sendiri sudah menyerahkan keputusan di tangan Denna.
"Sayang, kamu tenang dulu dan coba dengarkan dengan sangat baik serta hati yang tenang tentang apa yang kakek Rayhan katakan." Nara memeluk pundak putrinya.
Pria tua itu berjalan mendekat Denna perlahan dengan wajah yang tampak sedih.
"Nona Denna, aku melipat tanganku di hadapanmu untuk memohon suatu keajaiban darimu untuk kesembuhan cucuku-- Dane." Kedua tangan pria tua itu benar terlipat dan memohon pada Denna.
"Apa yang kakek lakukan?"
"Atau kalau perlu aku bersujud di di hadapan kamu, Nak Denna."
"Kakek jangan lakukan itu." Denna menahan tubuh kakek Rayhan yang hendak bersujud di kaki Denna.
"Aku tidak tau lagi harus berbuat apa agar cucuku tetap hidup, dan mungkin hanya Dimas harapan satu-satunya agar Dane tetap hidup."
"Apa maksud Kakek, Kakek ingin aku mentransplantasikan jantung Dimas untuk cucu Kakek agar cucu Kakek tetap hidup?"
"Iya, Nak Denna."
Seketika kaki Denna lemas, dan dia hampir saja jatuh jika tangannya tidak berpegangan pada meja dokter.
"Kakek sadar dengan keinginan tidak masuk akal ini? Kek, Dimas itu suamiku yang sangat aku cintai. sampai saat ini aku berharap ada keajaiban agar dia bisa kembali sadar dan pulih, tapi kakek malah menginginkan kematiannya agar cucu Kakek hidup. Kakek benar-benar sakit jiwa." Denna tampak marah.
"Denna! Jangan bicara sekasar itu pada orang yang lebih tua," bentak Nara.
"Tidak apa-apa, Nara."
"Ma, aku selama ini selalu sopan kepada siapa saja, tapi aku tidak bisa sopan dan berkata manis pada orang yang ingin suamiku meninggal."
"Nak Denna, kakek tua hal ini pasti akan membuat kamu marah dan tidak bisa menerimanya, tapi kamu sendiri tau jika Dimas harapan hidupnya sangat kecil dan hanya alat medis itu yang membuatnya bertahan."
"Kakek tau apa soal hidupnya Dimas. Dimas akan bangun dan memelukku seperti dulu, Kek!" Denna seketika menangis pilu. Nara yang melihatnya dengan segera memeluk putrinya itu.
"Kakek minta maaf jika bicaraku menyakiti kamu, Naik Denna. Kakek pun tidak ingin melakukan hal ini, tapi Danne bisa hidup dengan transplantasi jantung dari Dimas."
"Kenapa harus Dimas? Kakek bisa mencari orang lain. Dimas nanti akan sadar dan pulih." Denna kembali menangis pilu. Denna sebenaranya tau jika Dimas harapan hidupnya sangat kecil, tapi dia mencoba menepis hal itu.
"Karena itu sudah janji Dimas pada Dane, Denna."
"Kakek pergi dari sini, aku tidak mau bicara tentang hal ini lagi, Kek. Dimasku akan segera sadar. Dia akan baik-baik saja."
"Tuan Rayhan, sebaiknya tinggalkan dulu Denna karena apa yang baru Tuan Rayhan katakan benar-benar tidak bisa diterima baik oleh putriku."
"Tuan Jaden, aku minta maaf jika kedatanganku membuat putrimu bertambah sedih, tapi aku melakukan ini bukan semata-mata karena aku egois ingin cucuku sembuh, tapi untuk anak Dane yang mengharapkan ayahnya datang menemuinya di rumah." Kakek Rayhan pun menangis pilu.
Tangan Jaden menepuk pelan pundak pria yang seusia kakeknya itu. "Tapi apa yang kakek minta ini benar-benar hal yang sangat sulit untuk kita terima."
"Putra Dane sudah ditinggal pergi oleh ibunya, dan aku sangat berharap Dane bisa menemaninya sampai dia kelak dewasa karena mungkin aku juga tidak akan berumur panjang untuk melihat cicitku tumbuh besar."
Jaden yang mendengar itu seketika memeluk tubuh tua itu. Dia teringat dengan mendiang kakeknya dulu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments