Part 05

Walaupun mempunyai banyak pelayan tapi Naura terus turun tangan untuk mengurus mension Gabryel yang sangat luas. Jika Naura tidak ikut membantu para pelayan, sudah pasti Rini akan merundungnya dan mengatakan dia hanyalah parasit dalam kehidupan putranya.

Setelah selesai membantu para pelayan, Naura pergi ke dapur untuk memasak bekal makan siang untuk Gabryel. Naura berencana ingin mengantarkan makan siang untuk Gabryel. Dengan penuh semangat Naura meracik masakannya dengan penuh cinta. Walaupun sebenarnya di sangat membenci suaminya itu. Tapi, dia harus berusaha membahagiakan suaminya karna dia masih terikat dengan misi misterius itu.

"Em! wangi sekali. Aku yakin Mas Gabryel akan suka." ucap Naura tersenyum sambil terus bergulat dengan alat masaknya.

"Biar saya bantu Nyonya." ucap Bi Tini kepala pelayan.

"Terima kasih, Bik. Coba bibi cicipi, apakah rasanya sudah pas?" ucap Naura meletakkan masakannya ke piring kecil lalu memberikannya kepada Naura.

"Wangi sekali nyonya. Bibi yakin rasanya pasti enak." ucap Bi Tini mencoba masakan Naura.

"Bagaimana, Bi?"

"Pas, Nyonya. Sesuai dengan selera Den Gabryel." ucap Bi Tini yang memang sudah tau apa saja yang di sukai Gabryel.

Bi Tini adalah kepala pelayan di mension Gabryel. Dia sudah bekerja di keluarga patrick saat Gabriy masih kecil. Jadi Bi Tini sangat mengenal bagaimana sifat Gabryel. Bahkan dia sudah mengetahui apa yang di sukai maupun yang tidak di sukai Gabryel.

"Sekarang lebih baik Nyonya mandi dan dandan yang cantik."

"Baik, Bi." ucap Naura tersenyum lalu meletakkan masakannya ke kotak bekal untuk di bawa ke kantor Gabryel.

Setelah selesai Naura pergi ke kamar untuk membersihkan dirinya. Dia berendam cukup lama untuk merilekskan pikirannya. Jujur saja dia sangat malas untuk pergi ke kantor Gabryel tapi, dia tidak bisa menolak misi yang di berikan aplikasi itu.

"Huff... Kau harus kuat Naura. Ingat sudah cukup banyak misi yang kau lewati. Jangan sampai kau gagal dan membuatmu semakin lama terperangkap dalam sangkar emas ini." gumam Naura menguatkan hatinya.

Dia memilih gaun terbaiknya dan mengenakannya pada tubuh rampingnya. Naura duduk di meja riasnya sambil menatap wajahnya di pantulan cermin. Cantik dan baik itulah pujian semua orang yang datang menghampirinya. Tapi, tidak ada yang menyangka jika di balik wajah cantiknya ada penderitaan yang sangat menyiksa dirinya.

Naura bagaikan hidup di sangkar emas yang penuh dengan penderitaan. Sangkar yang di luarnya cukup indah tapi, tidak ada yang tau bagaimana kehidupan di dalamnya. Walaupun Naura selalu di hujani penderitaan yang sangat menyiksanya tapi, dia harus terus memancarkan senyumannya.

Naura mengoleskan make up tipis untuk mengiasi wajah cantiknya. Wajah cantik putih bersih namun, di penuhi dengan air mata penderitaan yang terus menetes membasahi wajahnya. Naura menatap lekat pantulan dirinya sambil membayangkan semua penderitaan yang pernah dia alami.

"Ingat Naura tidak ada penderitaan yang tidak ada titik ujungnya. Kau masih berada di titik tengah dan tidak lama lagi kau akan mendapatkan kebahagiaanmu. Teruslah melangkah karna kebahagiaanmu tidak akan menunggu lama." batin Naura menguatkan hatinya.

Setelah selesai menghias dirinya Naura langsung turun dan pergi bersama supir yang selalu mengantarnya kemana saja. Jika dari luar Gabryel memeng terlihat menghujani Naura dengan penuh kemewahan dan kasih sayang. Sehingga hubungan mereka selalu menjadi sorotan dan bahan perbincangan semua orang.

Sehingga yang semua orang tau jika Gabryel memperlakukan Naura seperti ratu tampa mahkota. Tapi, mereka hanya melihat luarnya saja. Sedangkan yang tau bagaimana keadaan rumah tangganya yang sebenarnya hanyalah Naura seorang.

Setelah mobilnya berhenti di depan bagunan megah dan kokoh itu, Naura langsung melangkahkan kakinya memasuki kantor Gabryel. Melihat kedatangan nyonya muda mereka semua karyawan Gabryel menyambutnya dengan baik. Naura melewati semua karyawan dengan memancarkan senyumannya yang sangat indah.

"Lihat! Nyonya muda datang. Dia cantik sekali."

"Nyonya muda memang selalu tampil cantik. Tapi, sepertinya wajahnya sedikit kusam."

"Mungkin nyonya tidak sempat merawat tubuhnya. Karna diakan istri yang super sibuk."

"Kau benar. Tapi, nyonya muda tetap terlihat sangat cantik. Senyumannya itu."

Begitula bisik-bisik para karyawan melihat kedatangan Naura. Cantik memang cantik, Naura mampu menghipnotis semua orang dengan kecantikannya. Tapi, Gabryel suami Naura sendiri tidak bisa melihat kecantikan Naura. Bahkan dia selalu menghina Naura karna dia mengangap Naura tidak bisa merawat tubuhnya.

Setelah sampai di depan ruangan Gabryel, Naura menatap pintu kokoh yang tertutup rapat itu. Dia membuang napasnya pelan berusaha untuk menguatkan hatinya. Dengan pelan Naura membuka pintu itu sambil menguatkan hatinya untuk mendengarkan ocehan Gabryel nantinya.

"Siapa?" ucap Gabryel dengan suara britonnya yang sangat mengerikan.

"Saya!" ucap Naura pelan lalu menutup pintu dengan rapat.

Mendengar ucapan Naura, Gabryel meliriknya sekilas lalu kembali dengan dokumentnya. Bukannya di sambut hangat Naura malah di cuekin dan di anggap seperti orang tidak penting oleh Gabryel.

"Mas, ini aku bawakan makan siang untukmu. Kau pasti belum makan'kan?" ucap Naura duduk di depan Gabryel.

"Untuk apa kau kemari?" ucap Gabryel menatap tajam Naura.

"Sudah lama aku tidak mengantarkan makan siang untukmu. Aku tidak mau orang-orang menghira jika kita sedang bertengkar." ucap Naura mencari alasan.

"Kau sangat beruntung telah menjadi nyonya muda dari keluarga Patrick. Jika tidak aku yakin kau masih tetap berada di panti asuhan itu." ucap Gabryel menatap remeh Naura.

Mendengar ucapan Gabryel, Naura hanya mampu diam dan berusah mengontrol dirinya. Walaupun sangat kesal dengan ucapan Gabryel, Naura harus tersenyum di depan suaminya yabg berhati iblis itu.

"Aku memang sangat beruntung memiliki suami sepertimu." ucap Naura tersenyum.

"Bagus kalau kau sadar." ucap Gabryel menatap Naura yang belakangan ini jauh lebih patuh kepadanya.

"Ayo makan. Aku tidak mau jika kau sakit." ucap Naura menata bekal yang dia bawa di atas meja.

"Kenapa? Apa kau tidak mau mengurusku jika aku sakit?" ucap Gabryel menyalah artikan ucapan Naura.

"Bukan seperti itu, maksudku." ucap Naura mencoba menjelaskan maksud perkataannya.

"Aku tau! jika aku sakit maka kau tidak bisa hidup mewah lagi'kan. Apa kau lupa jika harta keluargaku sangat banyak? Bahkan di bandingkan dengan dirimu aku jauh lebih baik. Kau harus ingat kau itu hanya gadis panti asuhan yang tidak pernah merasakan bangku kuliah. Jika bukan karna diriku mungkin kau sudah menjadi gembel." ucap Gabryel tersenyum sinis.

Degh...

Hati Naura sangat teriris mendengar ucapan Gabryel. Bukan hanya menghina tapi, Gabryel selalu membesar-besarkan masalah sehingga membuat apapun yang di lakukan Naura salah di matanya. Naura berusaha untuk menahan air matanya agar tidak terjatuh. Walaupun hatinya sangat sakitb mendengar hinaan Gabryel tapi, dia tetap tersenyum dan memperlakukan Gabryel dengan baik.

"Aku memang wanita yang sangat beruntung karna memiliki suami sepertimu. Bahkan banyak gadis di luar sana yang ingin menggantikan posisiku. Tapi, aku tidak akan membiyarkannya karan aku yakin mereka tidak akan sangup mendudukinya." ucap Naura tersenyum.

Bersambung.....

Terpopuler

Comments

𝕲𝖔𝖊𝖘 𝕼𝖚𝖒𝖎𝖊𝖟

𝕲𝖔𝖊𝖘 𝕼𝖚𝖒𝖎𝖊𝖟

sungguh keras kepala si gabryel semoga kebaikan naura segera membuahkan kebahagiaan untuk dirinya dan semua

2025-01-24

0

Rabiatun

Rabiatun

emang kurang ajar tu suami 🐷

2023-04-27

2

epifania rendo

epifania rendo

dasar suami durhaka

2023-03-12

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 100 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!