Naura duduk termenung di atas ranjangnya. sudah begitu banyak misi yang dia lewati tapi, bukannya bahagia Naura malah semakin tertekan. Semakin lama misinya semakin sulit bahkan memuat Naura semakin tertekan. Dia harur terus membahagiakan suami dan mertuanya walaupun sebenarnya hatinya sangat tertekan.
"Kenpa hidupku seperti ini? apa aku tidak punya hak untuk bahagia." batin Naura meneteskan air matanya mengingat semua penderitaannya.
Naura melangkahkan kakinya menuju balkon kamarnya. Dia menatap suasan pagi hari yang begitu sejuk dari latai dua mension suaminya. Naura mengirup udara pagi yang masih segar sambil memejamkan matanya. Dengan melakukan itu berlahan hati dan pikirannya terasa tenang.
"Kenapa belum ada pemberitahuan tentang misi selanjutnya, ya?" gumam Naura menatap ponselnya.
Tiba-tiba perhatian Naura teralih ke arah mobil yang memasuki area mensionnya. Dia menatap mobil itu dengan seksama karna dia belun pernah melihat mobil itu sebelumnya. Berlahan Naura mengerutkan keningnya binggung, ketika melihat mama mertuanya turun dari mobil itu bersama seorang gadis yang perpenampilan begitu elegan.
"Siapa gadis yang bersama mama?" guman Naura memperhatikan Rini dan gadis yang bersamanya.
"Naura! dimana kau?" teriak Rini dengan keras sehinga suaranya mengema di mension Gabryel.
"Saya, Ma!" teriak Naura lalu berlari kecil untuk menemui mama mertuanya.
"Dasar menantu tidak berguna! mertuanya datang bukannya di sambut, malah enak-enakan tidur." oceh Rini ketika melihat Naura menuruni anak tangga.
Mendengar ocehan Rini, Naura hanya mampu diam dan seperti tidak mendengar apa-apa. Dia berjalan mendekati Rini lalu menyalim tangan Rini dengan lembut. Bukannya tersenyum Rini malah menatap sinis ke arah Naura sehingga membuat Naura semakin kecewa.
"Jadi kau istrinya, Mas Gabryel?" ucap Elissa gadis yang datang bersama Rini.
"Ia! saya istrinya, Mas Gabryel." ucap Naura tersenyum manis.
"Kalau begitu kenalkan aku Elissa putri dari teman arisan Tante Rini." ucap Elissa tersenyum manis.
"Oh ia! ayo duduk. Aku buatkan minuman sebentar ya." ucap Naura tersenyum ramah.
"Ya, sudah! cepat sana." ucap Rini ketus.
Melihat sikap Rini yang memperlakukannya seenaknya saja, Naura hanya bisa menunduk sedih. Sunguh tidak punya perasaan Rini bahkan tidak menghargai Naura di depan ..... Naura yang sudah terbiasa dengan sikap Rini hanya mampu mengusap dadanya pelan. Selama hidupnya dia tidak pernah mersakan mempuayai seorang ibu. Oleh karna itu, Naura sudah mengangap Rini sebagai ibu kandungnya sendiri dan memaafkan semua sikap Rini yang selalu jahat kepadanya.
Setelah beberapa menit, Naura kembali dengan membawa nampan yang berisi dua cangkir teh hangat. Tapi, saat ingin meletakkan teh itu di meja tiba-tiba tangan Naura kram dan tidak sengaja menjatuhkan teh itu di depan Elissa.
"Naura! kau tidak suka ya mama datang bersama Elissa." ucap Rini murka karna, mersa Naura dengan segaja menjatuhkan teh itu di depan Elissa.
"Ma...maaf, Ma. Naura tidak sengaja. Tiba-tiba saja tangan Naura kram." ucap Naura langsung meminta maaf kepada Rini.
"Mama kecewa kepadamu. Ayo Elissa kita pulang saja. Pasti wanita miskin ini mengusir kita secara halus." ucap Rini menarik tangan Elissa ke luar dari mension Gabryel.
"Ma..maaf, Ma. Naura tidak sengaja menjatuhkan tehnya." ucap Naura mengejar Rini.
Walaupun Naura terus mengejar Rini tapi, Rini tetap tidak mau mendengarkannya. Dia tetap pergi dari mension Gabryel dengan wajah penuh kekecewaannya. Bahkan dia tidak menghiraukan teriakan Naura yang terus meminta maaf kepadanya.
"Arghhh.... kenapa mama sangat membenciku? kenapa mama tidak pernah menyukaiku? jika alasannya karna aku miskin dan tidak mempunyai siapa-siapa. Maka, aku juga tidak ingin seperti ini. Aku juga mau hidup bahagia dan memiliki segalanya." teriak Naura frustasi ketika melihat mobil Elissa telah keluar dari perkarangan mension Gabryel.
Saat Naura meratapi nasibnya karna Rini selalu memperlakukannya dengan buruk, tiba-tiba ponsel Naura berbunyi. Dengan cepat Naura menghapus air matanya dan berusaha mengontrol emosinya. Dia berjalan ke kursi santai yang ada di teras lalu menghempaskan bokongnya di sana.
"Misi dari aplikasi!" gumam Naura ketika melihat ponselnya.
Naura membuka pesan dari aplikasi itu. Tiba-tiba mata Naura membulat ketika membaca misinya berikutnya. Rasanya misi itu berlebihan dan akan membuat mama mertukanya semakin semena-mena kepadanya.
"Kau harus meminta maaf kepada mertuamu dan buatlah dia senang." gumam Naura membaca misinya yang berikutnya.
Tiba-tiba Naura melihat mobil Gabryel masuk ke perkarangan mensionnya. Naura yang kebingungan mencoba melihat jam di ponselnya dan melihat jam pulang Gabryel belum tiba.
"Mas, kau sudah pulang?" ucap Naura menyambut kepulangan Gabryel.
"Apa yang kau lakukan kepada mama?" ucap Gabryel menatap tajam Naura.
"Ma...maaf, Mas. Tadi aku tidak sengaja menjatuhkan gelas di depan Elissa." jelas Naura gugup.
"Kau harus meminta maaf kepada mama."
"Ta...tapi, Mas! aku tidak sengaja melakukan itu."
"Aku tidak mau tau. Karnamu mama jadi sedih dan tidak mau lagi berkunjung ke sini. Sekarang kau masuk." ucap Gabryel membuka pintu mobilnya.
"Ta...tapi, Mas!"
"Masuk aku bilang masuk!" teriak Gabryel menatap tajam Naura.
"Ia...ia, Mas." ucap Naura menunduk lalu masuk ke dalam mobil itu.
Setelah melihat Naura masuk ke mobilnya Gabryel langsung menutup pintu dengan kasar lalu berjalan ke arah pengemudi. Gabryel menatap Naura yang duduk di sampingnya lalu melajukan mobilnya keluar dari perkarangan mensionnya.
Gabryel melajukan mobilnya menuju mension kedua orang tuanya dengan kecepatan tinggi. Dia terus pokus menatap ke depan tanpa memperdulikan Naura yang duduk di sampingnya. Sesampainya di perkarangan mension Ronal, Gabryel menepikan mobilnya lalu keluar dari mobilnya.
Dia berjalan memasuki mension Ronal tanpa memperdulikan Naura yang berjalan di belakangnya. Dia melihat Rini sedang duduk di ruang tamu bersama Elissa Dengan cepat Gabryel menyuruh Naura untuk meminta maaf kepada mamanya.
"Cepat minta maaf kepada mama sekarang." ucap Gabriel mendorong tubuh Naura sehingga jatuh tepat di depan Rini.
"Ma, Naura minta maaf. Jujur Naura tidak sengaja menjatuhkan gelasnya." ucap Naura menitikkan air matanya sambil mengengam tangan Rini.
Mendengar permintaan maaf Naura, Rini hanya diam tanpa mau menatap wajah Naura. Tidak mau berhenti Naura memengang kaki Rini lalu menciumnya agar Rini mau memaafkannya. Bukannya merasa iba Rini malah tersenyum puas ketika Naura mencium kakinya di depan Gabryel dan Elissa.
"Baiklah! aku memaafkanmu." ucap Rini menarik kakinya.
"Terima kasih, Ma. Mama mau minum apa? biar Naura buatkan lagi ya." ucap Naura bangkit lalu menuju dapur untuk membuat minuman untuk Rini, Gabryel dan Elissa.
Setelah beberapa menit Naura kembali sambil memabawa nampan berisi tiga gekas teh hangat.
"Kau masaklah! pasti Elissa dan Gabryel sudah lapar." ucap Rini.
"Baik, Ma." ucap Naura menganguk patuh lalu kembali ke dapur.
Walaupun sudah sangat lelah tapi, Naura memasak dengan begitu telatennya. Dia memasak masakan yang begitu banyak di bantu oleh para pelayan. Cukup lama Naura berkutik di dapur hingga akhirnya berbagai macam menu masakan tertata rapi di meja makan.
"Wah! kau memang menantu mama yang bisa di andalkan. Pasti rasanya sangat enak." ucal Rini tersenyum lalu bersiap menyantap masakan Naura.
Mendengar ucapan Rini, Naura tersenyum menunduk. Dia melayani semua orang dengan baik. Tapi, Elissa melihat jika Naura di pelakukan seperti pelayan di istana megah patrick bukan sebagai menantu. Bahkan Naura harus melayani semua kebutuhan mereka dulu baru Naura bisa duduk untuk makan.
Tapi, di saat Naura ingin menyantap makanannya tiba-tiba ponselnya berbunyi. Dia melihat jika hadiah dari misinya telah masuk ke rekeningnya. Tapi, kali ini Naura bukannya senang karna isi saldonya bertambah Naura malah terlihat termenung sambil menatap ponselnya.
"Kenapa kau hanya diam saja? Cepat makan atau kau akan pulang dengan perut kosong." ucap Gabryel kesal ketika melihat Naura diam termenung.
"I..ia, Mas!" ucap Naura lalu kembali menyantap makanannya.
Bersambung......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments
epifania rendo
kabr saja lah
2023-03-12
0
Asnaini Abdullah
kenapa ya Naura koq termenung.... penasaran thor
2023-02-03
1